Jun 26, 2025

Saham Semikonduktor Seret Indeks S&P 500 Turun 0,3%,

Default Featured Image

Pada awal pekan perdagangan yang dipenuhi data ekonomi dan laporan keuangan penting, S&P 500 mengalami penurunan sebesar 0,3% pada Senin lalu. Sektor teknologi menjadi sektor terlemah, terutama saham-saham semikonduktor yang mengalami tekanan berat menjelang laporan pendapatan raksasa chip AI, Nvidias. Saham Supermicro, Broadcom, dan Micron semuanya terjun bebas, sementara indeks Nasdaq merosot 0,9%.

### Tekanan di Sektor Teknologi

Dengan laporan pendapatan Nvidia yang dijadwalkan rilis pada Rabu sore, saham di sektor semikonduktor menghadapi tantangan berat. Super Micro Computer (SMCI), penyedia penyimpanan dan server, mencatat kerugian terburuk di antara saham S&P 500 dengan penurunan 8,3%. 

Penurunan ini terjadi setelah laporan kuartalan terbaru perusahaan yang dirilis pada awal Agustus menunjukkan laba yang lebih rendah dari ekspektasi akibat margin yang mengecil. Selain itu, Supermicro juga mengumumkan pemecahan saham 10-for-1 yang belum mampu menahan penurunan harga saham.

Broadcom (AVGO) mengalami penurunan 4,1% meskipun baru saja mengumumkan kemitraan dengan Hitachi Vantara untuk solusi cloud hybrid yang diharapkan dapat membantu perusahaan mempercepat proses terkait AI. Sayangnya, tekanan di industri semikonduktor tampaknya terlalu besar untuk diatasi oleh Broadcom

Sementara itu, saham Micron Technology (MU) merosot 3,8% setelah analis di Needham memangkas target harga saham dari $150 menjadi $140, mengutip prospek pengiriman produk DRAM dan NAND yang datar.

### Sisi Positif

Di tengah kegelapan sektor teknologi, beberapa saham berhasil mencatatkan kinerja positif. Dayforce (DAY), penyedia perangkat lunak sumber daya manusia, menjadi pemain terbaik di S&P 500 dengan lonjakan 4,0%. 

Penguatan ini didorong oleh peluncuran alat pelatihan karyawan berbasis AI yang baru, serta laporan kuartalan yang melampaui ekspektasi penjualan dan laba, berkat permintaan kuat untuk layanan penggajian dan manajemen sumber daya manusia (HCM) mereka.

Saham EOG Resources (EOG), perusahaan eksplorasi minyak dan gas, juga naik 2,5% setelah mendapat sorotan dari analis Zacks Equities Research sebagai saham bernilai tinggi. EOG Resources diakui karena metrik keuangan yang solid dan potensi peningkatan produksi dari lokasi-lokasi premium yang belum dieksploitasi.

### Dampak dan Ekspektasi Pasar

Meskipun Dow Jones sempat mencapai rekor tertinggi intraday, indeks ini kehilangan momentum di akhir sesi dan ditutup dengan kenaikan harian hanya 0,2%. Pergerakan pasar yang bervariasi ini mencerminkan ketidakpastian yang terus mengintai investor di tengah pekan perdagangan yang padat.

Dengan laporan pendapatan Nvidia yang ditunggu-tunggu dan data ekonomi penting yang akan dirilis, investor terus memantau arah pasar dengan cermat. Di satu sisi, tekanan di sektor semikonduktor menunjukkan kerentanan di industri teknologi, sementara di sisi lain, kinerja positif dari saham-saham seperti Dayforce dan EOG Resources memberikan harapan akan peluang di sektor-sektor lain.

Saham Semikonduktor Seret Indeks S&P 500 Turun 0,3%,
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan