Perusahaan semikonduktor asal Idaho, Micron Technology (NASDAQ: MU), kembali mencetak kejutan manis bagi pasar. Laporan keuangan kuartal fiskal keempat melampaui perkiraan analis Wall Street, menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain utama di tengah gelombang investasi besar-besaran pada teknologi kecerdasan buatan (AI).
Lonjakan permintaan chip memori, khususnya DRAM berteknologi tinggi seperti High Bandwidth Memory (HBM) yang menjadi komponen vital pusat data AI, berhasil mendorong kinerja Micron melesat di atas target.
Saham MU pun merespons dengan reli, melanjutkan performa impresif yang sudah menembus hampir 100% kenaikan sepanjang 2024.
Kinerja Keuangan Q4 Micron
- Pendapatan: $11,3 miliar (vs estimasi $11,15 miliar Bloomberg).
- Earnings per Share (EPS) disesuaikan: $3,03 (vs proyeksi $2,84).
- Pendapatan DRAM: $8,98 miliar, naik hampir 70% YoY (vs estimasi $8,55 miliar).
- Pendapatan NAND: $2,25 miliar, turun 5% YoY (di bawah estimasi $2,35 miliar).
Guidance untuk Q1 FY2026 juga menguatkan sentimen positif: pendapatan diperkirakan $12,2–12,8 miliar (lebih tinggi dari konsensus $11,9 miliar), dengan EPS proyeksi $3,60–3,90 (vs estimasi $3,05).
CEO Sanjay Mehrotra optimistis, menyebut tren AI sebagai katalis jangka panjang:
“Dalam beberapa tahun ke depan, triliunan dolar akan diinvestasikan untuk AI, dan porsi signifikan akan dialokasikan untuk memori. Sebagai satu-satunya produsen memori berbasis AS, Micron berada pada posisi unik untuk memetik peluang ini.”
Pendorong Utama: Gelombang AI dan DRAM
Pertumbuhan pesat Micron tidak bisa dilepaskan dari ledakan pusat data AI. Perusahaan melaporkan 40% dari total pendapatannya kini berasal dari segmen tersebut.
HBM Micron, yang digunakan bersama GPU Nvidia (NVDA) di pusat data AI, menjadi kunci sukses. Data Bloomberg menunjukkan Nvidia menyumbang sekitar 16% dari total pendapatan Micron secara tahunan.
Sementara itu, pasar DRAM global sendiri naik 83% ke level $95 miliar di 2024, dengan Micron menguasai sekitar 35% pangsa pasar, menurut analis Deutsche Bank, Melissa Weathers.
Tantangan: NAND yang Tertinggal
Meski DRAM menjadi mesin utama, segmen NAND justru melemah dengan penurunan 5% YoY. NAND merupakan chip memori jangka panjang yang digunakan di smartphone dan perangkat penyimpanan.
Namun, Chief Business Officer Micron, Sumit Sadana, menekankan tren perbaikan:
“AI memang menjadi penggerak besar DRAM, tetapi AI juga membutuhkan NAND dalam skala besar. Kami mulai melihat peningkatan pembelian NAND dari pelanggan pusat data.”
Hal ini membuka peluang bagi segmen NAND untuk menjadi kontributor pendapatan tambahan di tahun fiskal 2026.
Faktor Makro dan Geopolitik
Micron juga menjadi sorotan karena kebijakan industrinya yang sejalan dengan prioritas pemerintah AS. Di bawah tekanan pemerintahan Trump untuk memperkuat rantai pasok domestik, perusahaan berkomitmen investasi $200 miliar untuk fasilitas manufaktur chip di AS.
Langkah ini bukan hanya memperkuat ketahanan ekonomi nasional, tetapi juga menambah nilai jual Micron sebagai mitra strategis jangka panjang di era rivalitas teknologi AS–China.
Sentimen Pasar: Euforia atau Bubble AI?
Meski reli saham MU hampir menyentuh 97% sepanjang 2024, beberapa analis mulai mengkhawatirkan potensi bubble di sektor AI. Apakah lonjakan permintaan ini bersifat fundamental jangka panjang, ataukah euforia pasar yang bisa cepat mereda?
Namun, argumentasi lain menekankan bahwa Micron berbeda dengan sekadar “AI hype.” Dengan basis bisnis memori yang nyata, keterlibatan mendalam dalam ekosistem Nvidia, dan posisinya sebagai satu-satunya produsen memori besar berbasis AS, Micron memiliki nilai strategis yang sulit ditandingi Samsung maupun SK Hynix.
Micron berhasil membuktikan diri sebagai salah satu pemenang terbesar dari era AI. Dengan pendapatan melampaui ekspektasi, guidance yang optimis, serta kepemimpinan teknologi pada DRAM dan HBM, perusahaan ini mengirimkan pesan jelas kepada pasar: AI bukan sekadar tren, melainkan fondasi pertumbuhan jangka panjang Micron.
Pertanyaan besar bagi investor: apakah reli hampir 100% tahun ini masih punya ruang untuk berlanjut, atau sudah waktunya bersikap lebih waspada?