Saham Broadcom Inc. (NASDAQ: AVGO) kembali mencetak reli usai laporan keuangan kuartal fiskal ketiga dirilis. Lonjakan ini dipicu pengumuman mengejutkan: Broadcom berhasil mengantongi pesanan senilai lebih dari $10 miliar dari pelanggan baru untuk chip kecerdasan buatan (AI) kustom.
Meski identitas pelanggan belum resmi diungkap, para analis Wall Street hampir kompak menunjuk satu nama besar OpenAI.
Namun, dengan harga saham yang sudah melonjak lebih dari 45% sepanjang tahun 2024, muncul pertanyaan klasik di benak investor: Apakah masih ada ruang untuk masuk, atau justru sudah terlalu mahal?
Lompatan Bisnis Broadcom di Era AI
Broadcom selama ini dikenal sebagai raksasa semikonduktor yang “mengisi bensin” bagi para raksasa teknologi. Perusahaan ini awalnya menancapkan kaki di dunia chip AI melalui kerja sama dengan Alphabet (Google) dalam mengembangkan Tensor Processing Units (TPU) chip kustom yang menjadi tulang punggung Google Cloud dalam menekan biaya sekaligus meningkatkan performa.
Keberhasilan tersebut membuka pintu lebar bagi Broadcom untuk meraih pelanggan lain. Kini, menurut proyeksi internal, tiga pelanggan utamanya (diyakini Alphabet, Meta, dan ByteDance) mewakili peluang pasar chip kustom AI senilai $60 miliar hingga $90 miliar pada 2027.
Kehadiran pelanggan keempat dengan kontrak jumbo $10 miliar semakin mengokohkan Broadcom sebagai pemain utama dalam perlombaan infrastruktur AI global.
Lonjakan Pendapatan dan Kinerja Keuangan
Hasil kuartal fiskal ketiga Broadcom memperlihatkan performa luar biasa:
- Pendapatan AI tumbuh 63% YoY menjadi $5,2 miliar, dengan chip kustom menyumbang 65% dari total.
- Total pendapatan perusahaan naik 22% menjadi $15,96 miliar.
- Laba per saham (EPS) naik 36% menjadi $1,69, mengalahkan ekspektasi analis sebesar $1,65.
- EBITDA terkoreksi naik 30% menjadi $10,7 miliar.
Dari sisi kas, Broadcom mengantongi arus kas operasi hampir $7,2 miliar dengan kas bersih $10,7 miliar. Meski masih menanggung utang besar $64,2 miliar akibat akuisisi VMware pada 2023, pasar menilai fundamental perusahaan tetap solid.
OpenAI dan Apple: Faktor X yang Mengguncang
Banyak analis menduga pelanggan baru Broadcom senilai $10 miliar adalah OpenAI. Rumor kerja sama keduanya sudah muncul sejak 2023, tetapi perkembangan produksi chip terjadi lebih cepat dari perkiraan.
Jika benar, Broadcom tidak hanya akan memperkuat pijakannya di pasar AI, tetapi juga berada di posisi strategis dalam mendukung foundation model yang mendasari aplikasi generatif paling populer saat ini.
Selain itu, Apple dikabarkan juga ikut bergabung sebagai pelanggan, meski masih tertinggal dibanding pemain lain. Namun, jika Apple mempercepat langkahnya, potensi tambahan pendapatan bisa lebih cepat terealisasi, menambah bahan bakar bagi pertumbuhan Broadcom.
Tantangan: Regulasi dan Valuasi Saham
Meski prospek gemilang, ada awan mendung yang membayangi. Regulasi ekspor chip ke China dapat menjadi batu sandungan, terutama untuk pelanggan seperti ByteDance (pemilik TikTok). Jika larangan diperketat, sebagian potensi pendapatan bisa hilang.
Namun, analis percaya kontrak dengan OpenAI lebih dari cukup untuk menutup potensi kehilangan tersebut.
Dari sisi valuasi, saham Broadcom kini diperdagangkan dengan rasio forward P/E sekitar 40,7 untuk proyeksi fiskal 2026. Sekilas terlihat mahal, tetapi jika dibandingkan dengan potensi pertumbuhan, Broadcom memiliki PEG ratio sekitar 0,5 indikator bahwa saham ini justru masih undervalued.
Outlook dan Pertanyaan Investor
Broadcom memproyeksikan kuartal fiskal keempat dengan pertumbuhan pendapatan 24% menjadi $17,4 miliar, termasuk lonjakan pendapatan chip AI sebesar 66% menjadi $6,2 miliar. Angka-angka ini menegaskan bahwa tren AI bukan hanya hype sementara, tetapi motor pertumbuhan jangka panjang bagi Broadcom.
Lantas, bagi investor ritel, apakah saat ini waktu yang tepat untuk masuk?
- Bagi jangka panjang: Prospek AI Broadcom masih sangat besar, terutama dengan OpenAI dan Apple di dalam radar.
- Bagi jangka pendek: Valuasi yang tinggi menuntut investor untuk lebih selektif, karena potensi koreksi pasar tetap ada.
Terlambat atau Justru Awal?
Broadcom kini berada di posisi unik: di satu sisi valuasi sahamnya terlihat “premium”, namun di sisi lain prospek pertumbuhannya bahkan bisa lebih cepat dari yang diperkirakan. Dengan basis pelanggan raksasa, kontrak jumbo $10 miliar, dan pipeline teknologi AI yang menjanjikan, Broadcom berpotensi menjadi “infrastruktur AI” dunia dalam lima tahun ke depan.
Apakah terlambat untuk membeli? Jawabannya tergantung perspektif. Jika percaya AI adalah revolusi setara dengan internet di era 2000-an, maka justru inilah awal dari perjalanan panjang Broadcom.