Jun 30, 2025

RUU Cadangan Bitcoin Arizona Siap Voting, Tantang Gubernur Demokrat

Default Featured Image

Arizona, salah satu negara bagian yang selama ini lebih dikenal karena lanskap padang pasirnya dan Grand Canyon, kini bersiap membuat lompatan strategis yang bisa menjadikannya pionir dalam ekonomi digital Amerika Serikat.

Dua rancangan undang-undang (RUU) penting mengenai aset kripto telah melaju ke lantai pemungutan suara di DPR negara bagian. Jika disahkan, Arizona akan menjadi negara bagian pertama yang secara resmi membentuk cadangan strategis berbasis aset digital, termasuk cadangan Bitcoin yang dibiayai langsung dari dana publik.

Apakah ini keputusan visioner atau perjudian fiskal yang berisiko? Jawabannya bergantung pada bagaimana kita memandang masa depan aset digital seperti Bitcoin dalam sistem keuangan negara.

Dua RUU, Dua Strategi Berbeda

RUU pertama, Strategic Digital Assets Reserve Bill (SB 1373), bertujuan membentuk cadangan aset digital yang berasal dari barang sitaan hasil kejahatan, yang kemudian dikelola oleh Bendahara Negara Bagian.

Dengan kata lain, alih-alih menjual aset digital seperti Bitcoin dan Ethereum yang disita, negara akan menyimpannya sebagai bagian dari portofolio strategis. Setiap tahun fiskal, maksimum hanya 10% dari nilai dana ini yang boleh diinvestasikan, dengan peluang untuk dipinjamkan demi menghasilkan imbal balik asalkan tanpa menambah risiko keuangan.

RUU kedua, Arizona Strategic Bitcoin Reserve Act (SB 1025), lebih agresif. Ia mengizinkan investasi langsung hingga 10% dari kas Bendahara dan sistem pensiun negara bagian ke dalam Bitcoin.

Tidak hanya itu, rancangan ini juga membayangkan masa depan di mana pemerintah federal memiliki cadangan Bitcoin sendiri  dan Arizona ingin mengamankan tempat di dalamnya.

Peluang dan Risiko Antara Inovasi dan Tantangan Politik

Arizona saat ini dikuasai Partai Republik dengan mayoritas 33-27 di DPR, membuat peluang lolosnya kedua RUU ini cukup besar. Namun, hambatan terbesar bisa datang dari Gubernur Demokrat, Katie Hobbs, yang dikenal vokal dalam menolak berbagai legislasi konservatif.

Sejak awal 2024 saja, Hobbs sudah memveto 22% RUU persentase tertinggi dibandingkan gubernur lain di seluruh Amerika Serikat.

Terlepas dari rintangan politik itu, langkah ini memicu diskusi nasional. Arizona bukan satu-satunya pemain. Texas, Utah, dan Oklahoma juga sedang menjajaki pendekatan serupa. Texas bahkan telah meloloskan RUU cadangan Bitcoin (SB-21) di Senat, sementara Oklahoma baru saja mengesahkan HB1203 dengan hasil suara telak: 77 setuju, 15 menolak.

Namun, tidak semua negara bagian sepenuhnya percaya diri. Utah misalnya, secara mengejutkan menghapus seluruh referensi mengenai cadangan Bitcoin dalam detik-detik terakhir sebelum pengesahan RUU-nya.

Sementara Texas mulai membatasi ukuran cadangan maksimal menjadi $250 juta, sebagai respons atas kekhawatiran potensi volatilitas harga.

Mengapa Ini Penting?

Langkah Arizona bukan sekadar headline tentang kripto ini adalah sinyal bahwa negara bagian mulai melihat Bitcoin dan aset digital lain sebagai instrumen fiskal yang sah. Dan bukan tanpa alasan.

Dengan pasokan terbatas dan resistensi terhadap inflasi, Bitcoin menawarkan daya tarik sebagai “emas digital” semacam pelindung nilai dari inflasi, sesuatu yang sangat relevan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Namun, karakteristik volatilitasnya tetap jadi kekhawatiran utama. Dalam 12 bulan terakhir saja, Bitcoin sempat menyentuh $70.000 sebelum turun kembali ke $58.000, mencerminkan betapa cepat nilai kekayaan negara bisa berubah.

Selain itu, keputusan untuk menyimpan aset sitaan sebagai cadangan bisa dipandang sebagai bentuk efisiensi fiskal atau malah jadi beban jika pasar kripto kembali mengalami musim dingin (crypto winter) seperti tahun 2022.

Arizona Maju, Dunia Memperhatikan

Dengan menggabungkan regulasi, inovasi fiskal, dan keberanian politik, Arizona sedang mengukir sejarah. Apakah ini akan menjadi cetak biru bagi negara bagian lain? Atau akan jadi peringatan tentang risiko besar yang datang dari mencoba menjinakkan pasar kripto liar ke dalam sistem anggaran negara?

Satu hal yang pasti: saat Arizona bersiap voting, para investor, ekonom, dan politisi di seluruh Amerika bahkan dunia sedang mengamati.

RUU Cadangan Bitcoin Arizona Siap Voting, Tantang Gubernur Demokrat
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan