Jul 7, 2025

Produksi Bitcoin Turun di Texas: Penambang Pilih Hemat Listrik di Tengah

Produksi Bitcoin Melemah di Juni: Strategi Penghematan Energi Jadi Kunci Baru Para Penambang

Gelombang panas dan lonjakan permintaan listrik di Texas kembali menguji strategi operasional para penambang Bitcoin. Di bulan Juni, tiga raksasa mining Riot Platforms, Cipher Mining, dan MARA Holdings melaporkan penurunan produksi Bitcoin, bukan karena kerugian atau serangan siber, melainkan pilihan sadar untuk berhenti menambang.

Mengapa? Jawabannya bukan karena Bitcoin tidak menguntungkan, tapi karena listrik yang terlalu mahal.

Saat Panas Menekan, Strategi Energi Menentukan

Mulai bulan Juni hingga September, Texas menerapkan tarif khusus bernama Four Coincident Peak (4CP) yang menghukum pemakaian listrik saat permintaan memuncak. Tarif ini diberlakukan oleh ERCOT (Electric Reliability Council of Texas), dan mendorong para konsumen energi besar termasuk para penambang kripto untuk membatasi konsumsi saat beban listrik tertinggi terjadi.

Alih-alih memaksakan operasional, Riot Platforms memilih menekan konsumsi dan “berpartisipasi secara sukarela” dalam program pengurangan beban listrik. Hasilnya? Produksi turun 12% menjadi 450 BTC dari bulan sebelumnya yang mencapai 514 BTC.

Namun di sisi lain, Riot mengantongi efisiensi biaya dan menyumbang pada stabilitas jaringan listrik negara bagian.

CEO Riot, Jason Les, menyebut strategi ini sebagai “kontribusi terhadap stabilitas grid dan positioning kompetitif Riot.” Tak hanya menambang, Riot juga menjual 397 BTC dengan nilai sekitar $41,7 juta, dan kini memegang lebih dari 19.000 BTC di neraca mereka.

Cipher dan MARA Juga Mengalah pada Alam

Cipher Mining pun mengambil langkah serupa. Mereka secara sadar mengurangi aktivitas mining sebagai bagian dari strategi “proaktif menghindari penalti 4CP”. Dengan memproduksi hanya 160 BTC dan menjual 58 BTC, Cipher mengklaim tetap mempertahankan posisi sebagai pemain dengan biaya listrik terendah di industri ini.

Salah satu fasilitas barunya, Black Pearl di Texas, mulai aktif akhir Juni, tapi dampaknya belum signifikan terhadap total produksi.

Sementara itu, MARA Holdings mencatat penurunan produksi paling tajam 25% lebih rendah dibanding Mei. Dari 282 BTC, produksi turun menjadi 211 BTC. CEO MARA, Fred Thiel, menyebut dua faktor utama: cuaca ekstrem yang menyebabkan curtailment, dan kerusakan akibat badai di fasilitas Garden City yang memaksa mereka menggunakan perangkat lama. Tambah lagi, “nasib buruk” dalam mining pool juga berkontribusi.

Namun berbeda dari Riot dan Cipher, MARA tidak menjual satu pun BTC sepanjang Juni, menjadikan total cadangan mereka melonjak ke angka mengejutkan: 49.940 BTC.

CleanSpark Jadi Pengecualian

Di tengah cerita penurunan produksi, CleanSpark tampil berbeda. Perusahaan ini justru meningkatkan produksi sebesar 6,7% menjadi 445 BTC dan hanya menjual 8 BTC. Mereka juga berhasil melampaui target hashrate tengah tahun sebesar 20 EH/s. Cadangan CleanSpark kini mencapai 6.591 BTC.

Narasi Baru Industri: Profit dari Ketidakhadiran

Fenomena ini menandai pergeseran paradigma dalam industri mining kripto: bagaimana tidak menambang bisa jadi lebih menguntungkan dalam kondisi tertentu. Ketika biaya listrik melonjak dan grid listrik mencapai batas, strategi energi bisa jadi sekrup yang menentukan margin keuntungan.

Investor dan pelaku industri harus mulai memperhatikan metrik non-tradisional seperti partisipasi dalam program demand response, efisiensi energi, serta fleksibilitas operasional. Dalam dunia mining pasca-halving dan tarif listrik dinamis, siapa yang bisa mengatur kapan untuk berhenti, bisa lebih unggul dari yang terus menambang.

 

Produksi Bitcoin Turun di Texas: Penambang Pilih Hemat Listrik di Tengah
by Kiki A. Ramadhan

0 comments


Artikel lainnya