Jun 5, 2024

Polygon Labs Akuisisi Toposware untuk Pengembangan Web3

Polygon Labs, entitas di balik ekosistem MATIC, telah mengakuisisi Toposware untuk pengembangan blockchain dengan nilai proyek $30 juta. Akuisisi tersebut dilakukan untuk memperkuat teknologi pengembangan zero-knowledge (ZK). 

Sebagai tambahan informasi, teknologi zero-knowledge adalah teknologi kriptografi yang memungkinkan blockchain untuk mengkonfirmasi transaksi tanpa mengungkapkan detail tentang pengirim atau penerima. 

Pengembangan teknologi tersebut dapat memperkuat penggunaan sistem pembuktian untuk memperluas jaringan layer-2 berbasis Ethereum.

Dalam prosesnya, akuisisi ini melibatkan 11 insinyur dan dan para developer Toposware dengan tujuan menciptakan Web3 yang terpadu. Proyek ini juga didukung dengan  adanya developer yang berasal dari MATIC. 

Proyek bukan hal baru bagi Polygon, karena sebelumnya dalam teknologi ZK mereka telah melakukan pembelian serupa yaitu dengan Hermez dan Mir pada tahun 2021.

Upaya Perluasan Ekosistem Polygon

Polygon dan Toposware  memiliki kemitraan jangka panjang berkat kerja sama dalam mengembangkan Type 1 zkEVM prover. Type 1 zkEVM prover memungkinkan jaringan yang kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM) untuk beralih ke rantai berbasis ZK-proof, sehingga mampu meningkatkan konektivitas dan operabilitas dengan mainnet Ethereum.

Akuisisi Toposware juga mengakibatkan jaringan proof-of-stake (PoS) Polygon akan bergabung dengan AggLayer, protokol desentralisasi yang menggabungkan jembatan aset kripto dan mekanisme ZK untuk meningkatkan interoperabilitas lintas rantai.

CEO Polygon Labs, Marc Boiron, mengatakan bahwa keahlian mendalam dalam kriptografi dan zero-knowledge dari Toposware sangat cocok untuk memajukan ekosistem dan mendorong lebih banyak kontribusi open source di seluruh komunitas Ethereum.

Pengembangan Teknologi Zero-Knowledge

Fokus pada teknologi ZK sejalan dengan preferensi yang semakin berkembang dalam industri mekanisme penskalaan untuk rantai EVM. Selain ZK proof, pengembang juga memiliki opsi untuk menggunakan optimistic rollups dalam membangun jaringan layer-2.

Inovasi teknologi ini bertujuan agar semua rantai EVM lebih mudah digunakan baik untuk pengembang maupun pengguna tanpa mengurangi keamanan dan desentralisasi. 

Namun, para ahli seperti Vitalik Buterin cenderung lebih memilih teknologi ZK dibandingkan optimistic rollups, karena dianggap lebih murah dan lebih cepat.

Akuisisi ini menandai langkah strategis penting bagi Polygon dalam pengembangan teknologi blockchain dan memperluas kemampuannya dalam skala global. Dengan mengintegrasikan teknologi dan tim Toposware, Polygon Labs mungkin dapat memberikan solusi yang lebih baik dalam dunia blockchain yang terus berkembang.

Polygon Labs Akuisisi Toposware untuk Pengembangan Web3
by Mohammad Alparidzy

0 comments


Artikel lainnya

Jun 12, 2025
0 Comments

ETF Ethereum Diprediksi Disetujui Bulan Ini

https://blog.nanovest.io/wp-content/uploads/2025/06/large_ETF-Ethereum-Diprediksi-Disetujui-Bulan-Ini-1.jpeg Kepala Manajemen Aset Galaxy Digital, Steve Kurz, optimistis bahwa ETF Ethereum akan disetujui dalam waktu sebulan. Galaxy Digital merupakan salah satu dari delapan manajer aset yang saat ini mengajukan proposal ETF Ethereum spot yang sedang dalam peninjauan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC). Mereka bekerja sama dengan Invesco untuk ETF ini. Steve Kurz dalam wawancara dengan Bloomberg TV pada 2 Juli menyatakan bahwa proses persetujuan ini adalah sesuatu yang sudah pernah mereka lakukan sebelumnya, serupa dengan ETF Bitcoin. Prosesnya metodis dan merupakan tahap "window dressing" dengan keterlibatan SEC. Menurut Kurz, persetujuan diperkirakan akan terjadi dalam beberapa minggu, sejalan dengan estimasi dari analis ETF lainnya. Pada 28 Juni, analis ETF Bloomberg, Eric Balchunas, memperkirakan bahwa persetujuan ETF Ethereum akan terjadi pada awal Juli. Namun, estimasi tersebut ditunda setelah SEC memerlukan waktu tambahan untuk merespons aplikasi yang diajukan terkait dokumen S-1 mereka. Dalam laporan Bloomberg pada 2 Juli, yang mengutip dua orang yang akrab dengan masalah ini, disebutkan bahwa pelamar ETF Ethereum diberi tenggat waktu hingga 8 Juli untuk mengirimkan dokumen pembaruan guna menangani beberapa masalah kecil. Ini kemungkinan akan diikuti dengan putaran pengajuan tambahan. Delapan manajer aset, termasuk BlackRock, Fidelity, 21Shar

ETF Ethereum Diprediksi Disetujui Bulan Ini
byRendy Andriyanto
Jun 12, 2025
0 Comments

Mengapa Harga Bitcoin Turun di Bawah $60,000? Ini Penjelasannya

https://blog.nanovest.io/wp-content/uploads/2025/06/large_Mengapa-Harga-Bitcoin-Turun-di-Bawah-60000_-Ini-Penjelasannya.jpeg Harga Bitcoin (BTC) kembali mengalami tekanan, dengan nilai Bitcoin saat ini berada di ambang $60,000, menguji level support tersebut untuk kesembilan kalinya. Saat berita ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan di angka $60,388, setelah sempat jatuh ke $59,604. Penurunan ini menandakan penurunan sebesar 4% dalam satu hari. Fenomena apa yang menyebabkan fluktuasi ini, dan apa yang bisa kita harapkan ke depannya? Menurut sejumlah analis crypto terkemuka, pergerakan harga ini sebagian besar dipengaruhi oleh fenomena yang dikenal sebagai "CME gap." Konsep ini sangat penting dalam perdagangan futures Bitcoin di Chicago Mercantile Exchange (CME). Tidak seperti pasar spot Bitcoin yang beroperasi 24/7, pasar futures Bitcoin di CME hanya berdagang lima hari dalam seminggu, tutup pada akhir pekan dan hari libur. Perbedaan jam perdagangan ini dapat menghasilkan kesenjangan harga antara harga terakhir yang diperdagangkan pada hari Jumat dan harga pembukaan pasar pada hari Senin. Daan Crypto Trades, seorang trader dan analis terkemuka, menjelaskan di X, "Bitcoin menutup sebagian besar gap yang tercipta selama akhir pekan. Pada hari Senin juga menutup gap yang tercipta seminggu yang lalu dan mencapai puncaknya di titik tersebut. [..] Gap sekarang telah sepenuhnya tertutup. Tidak ada gap besar dalam jarak dekat saat ini." Tanggapan dari Pelaku Pasar Reaksi dari

Mengapa Harga Bitcoin Turun di Bawah $60,000? Ini Penjelasannya
byRendy Andriyanto