Jun 26, 2025

Perdana Menteri Jepang Menegaskan Dukungan Penuh untuk Web3

Default Featured Image

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, menegaskan komitmen negaranya untuk menjadi pemimpin dalam inovasi Web3, sebuah langkah yang menunjukkan tekad Jepang untuk memajukan teknologi blockchain dan industri kripto secara global.

Pernyataan ini disampaikan dalam pidato utamanya di konferensi WebX2024 pada 28 Agustus, di mana Kishida menyoroti langkah proaktif Jepang dalam mendukung ekosistem Web3 melalui berbagai reformasi regulasi yang signifikan.

Reformasi Pajak dan Dorongan untuk Startup Web3

Salah satu pilar utama dari strategi Jepang untuk mendukung startup Web3 adalah reformasi pajak yang baru-baru ini diperkenalkan oleh pemerintah. Kishida menyatakan bahwa perubahan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan finansial pada perusahaan-perusahaan baru di sektor ini, dengan menghapus pajak atas keuntungan kripto yang belum direalisasikan.

Langkah ini tidak hanya meringankan beban pajak bagi perusahaan, tetapi juga diharapkan akan menarik lebih banyak pengusaha, baik domestik maupun internasional, untuk berinvestasi di ekosistem Web3 Jepang yang sedang berkembang.

Selain itu, pemerintah Jepang telah memperkenalkan perubahan legislatif yang memungkinkan perusahaan kemitraan terbatas untuk berinvestasi dalam aset digital. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan investasi domestik dalam usaha-usaha Web3, memperkuat posisi Jepang sebagai pusat inovasi blockchain global.

Ini sejalan dengan visi Kishida untuk menjadikan Jepang sebagai rumah bagi teknologi dan perusahaan Web3 yang siap memimpin masa depan.

Kerangka Hukum untuk DAO dan “New Capitalism”

Dalam upayanya untuk memperluas dukungan terhadap inovasi digital, pemerintah Jepang juga sedang menjajaki potensi Decentralized Autonomous Organizations (DAOs) melalui penerbitan white paper pemerintah yang menganalisis peluang serta tantangan yang dihadapi entitas-entitas ini.

Kishida menyarankan bahwa kerangka hukum baru perlu dibuat untuk mengakui status DAO, menunjukkan komitmen Jepang untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi teknologi Web3.

Lebih jauh lagi, Kishida mengaitkan dukungan pemerintah terhadap teknologi Web3 dengan kebijakan “New Capitalism” yang diusungnya. Kebijakan ini bertujuan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan sosial melalui pemanfaatan teknologi inovatif dalam mengatasi berbagai tantangan sosial.

Kishida menjelaskan bagaimana teknologi Web3 dan blockchain dapat memainkan peran penting dalam visinya, mulai dari inklusi keuangan hingga revitalisasi industri konten, serta penciptaan bentuk baru pengelolaan kekayaan intelektual.

Mendorong Adopsi Teknologi dan Inovasi Industri

Dalam pidatonya, Kishida juga memuji adopsi cepat teknologi Web3 oleh sektor swasta di Jepang. Beberapa perusahaan besar di negara ini telah mulai mengintegrasikan solusi blockchain ke dalam model bisnis mereka, sebuah langkah yang dianggap Kishida sebagai bukti dari potensi besar Web3 untuk mengubah berbagai industri.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah, Jepang diharapkan dapat mempertahankan posisinya di garis depan inovasi teknologi global.

Pendekatan proaktif pemerintah ini dirancang untuk melengkapi perkembangan pesat di sektor swasta, memastikan bahwa Jepang tidak hanya mengikuti tren global, tetapi juga menjadi pemimpin dalam menciptakan masa depan teknologi digital.

Kishida menekankan bahwa “New Capitalism” bukan hanya tentang kebijakan ekonomi, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat di mana inovasi teknologi memberikan dampak nyata bagi kehidupan masyarakat.

Jepang Menuju Puncak Inovasi Global

Dengan berbagai langkah strategis yang telah diambil, Jepang semakin memperkuat posisinya sebagai negara yang siap memimpin era baru inovasi digital. Dari reformasi pajak yang mendukung startup hingga penciptaan kerangka hukum untuk DAO, langkah-langkah ini menunjukkan komitmen kuat Jepang untuk menjadi pusat teknologi Web3 global.

Bagi para pelaku industri, ini adalah sinyal yang jelas bahwa Jepang adalah tempat yang tepat untuk berkembang dan berinovasi. Sementara itu, bagi masyarakat umum, ini adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih inklusif dan berbasis teknologi, di mana inovasi tidak hanya menjadi alat untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi juga untuk kesejahteraan sosial yang lebih luas.

Dengan dukungan pemerintah dan adopsi yang cepat dari sektor swasta, Jepang berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemimpin global dalam teknologi Web3, membuka jalan bagi masa depan di mana teknologi digital akan menjadi tulang punggung ekonomi dan masyarakat.

Perdana Menteri Jepang Menegaskan Dukungan Penuh untuk Web3
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan