Jul 23, 2025

Penjualan Chip AI Nvidia ke China Dilanjutkan, Jadi Bagian dari Negosiasi Tanah Jarang AS-Tiongkok

Satu langkah maju, dua langkah mundur itulah mungkin metafora paling pas menggambarkan kebijakan ekspor teknologi Amerika Serikat ke Tiongkok belakangan ini. Kali ini, giliran Nvidia yang jadi sorotan.

Raksasa semikonduktor itu secara resmi mengajukan permohonan untuk melanjutkan penjualan chip AI H20 ke Tiongkok, setelah sempat dihentikan oleh larangan ekspor pada April lalu karena kekhawatiran keamanan nasional.

Yang mengejutkan bukan hanya soal izin ekspor, melainkan konteks politik yang menyertainya. Penjualan chip ini ternyata menjadi bagian dari negosiasi langka AS-Tiongkok tentang ekspor “rare earths” atau logam tanah jarang, yang sangat penting untuk industri teknologi tinggi dan pertahanan.

Pernyataan ini dikonfirmasi langsung oleh Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, kepada Reuters.

H20 Kembali Mengalir, Kritik Menggumpal

Langkah Nvidia ini datang hanya beberapa hari setelah CEO Jensen Huang bertemu dengan Presiden Donald Trump. Dalam pernyataan resminya, Nvidia menyebut bahwa mereka telah mendapatkan jaminan dari pemerintah AS bahwa izin ekspor akan segera disetujui.

H20 adalah chip paling canggih yang masih legal untuk dijual ke Tiongkok walau performanya dibatasi dibanding versi global karena pembatasan sebelumnya dari era Trump dan Biden.

Namun keputusan ini tidak diterima begitu saja oleh Kongres. Dua anggota Komite Seleksi DPR AS untuk Tiongkok Rep. Raja Krishnamoorthi (Demokrat) dan Rep. John Moolenaar (Republik) melontarkan kritik tajam.

Mereka menilai langkah ini “berbahaya” dan “tidak konsisten” dengan kebijakan ekspor AS selama ini yang bertujuan menjaga teknologi AI dari tangan Partai Komunis Tiongkok (CCP).

Nvidia dalam Dilema Pasar dan Politik

Keputusan ini mencerminkan dilema Nvidia: mempertahankan dominasi pasar AI global, atau menuruti tekanan politik domestik. Chip H20 memang bukan yang tercepat, tapi ia kompatibel dengan ekosistem perangkat lunak Nvidia yang sudah menjadi standar industri itulah nilai sejatinya.

Dalam wawancara dengan CCTV, Huang menyebut bahwa pasar Tiongkok “besar, dinamis, dan penuh inovasi,” sekaligus menyumbang $17 miliar atau 13% dari total pendapatan Nvidia tahun fiskal lalu.

Tak heran jika Huang sedang berada di Beijing dan dijadwalkan berbicara dalam forum besar pada Rabu ini.

Sumber Reuters menyebutkan bahwa perusahaan raksasa seperti Tencent dan ByteDance sudah mendaftar untuk membeli H20, meskipun ByteDance secara resmi membantahnya. Nvidia sendiri tidak memberikan komentar mengenai sistem pendaftaran tersebut.

AI, Rare Earths, dan Diplomasi Teknologi

Langkah ini juga tidak bisa dilepaskan dari krisis pasokan logam tanah jarang. Tiongkok sebelumnya menghentikan ekspor rare earths sejak Maret, sebagai pembalasan atas tekanan perdagangan dari Trump.

Mengingat Tiongkok menguasai hingga 60–80% produksi global rare earths, langkah ini sangat memukul manufaktur teknologi dan pertahanan AS.

Kebijakan barter tidak resmi akses chip AI untuk akses logam strategis menggambarkan bagaimana AI kini menjadi alat tawar-menawar geopolitik, bukan sekadar teknologi.

Namun, para pengamat memperingatkan: jika Tiongkok mendapatkan cukup banyak chip seperti H20, bisa saja mereka menutup kesenjangan AI dengan cepat. “Kalau Tiongkok mendapat satu juta chip H20, itu bisa mempersempit atau bahkan menyalip keunggulan AS dalam AI,” kata Divyansh Kaushik, analis AI dari Beacon Global Strategies.

Nvidia Jadi Bidak Catur Besar?

Keputusan melanjutkan ekspor chip ke Tiongkok bukan hanya soal bisnis. Ini adalah bagian dari permainan catur besar antara dua negara adidaya teknologi. Nvidia, sadar atau tidak, sedang berada di papan dan pergerakannya sedang diperhatikan dunia.

Dari satu sisi, keputusan ini bisa mempertahankan pendapatan dan relevansi global Nvidia. Di sisi lain, risiko kebocoran teknologi dan implikasi pertahanan menjadi momok yang tidak bisa diabaikan.

Apa yang tampak seperti kesepakatan dagang biasa, sebenarnya menyimpan ketegangan geopolitik yang mengalir dalam tiap jalur silikon dan data. Dan pertanyaannya kini: berapa besar harga yang harus dibayar AS untuk menjaga dominasi AI, dan apakah Nvidia sedang membuka pintu belakang untuk Tiongkok?

 

Penjualan Chip AI Nvidia ke China Dilanjutkan, Jadi Bagian dari Negosiasi Tanah Jarang AS-Tiongkok
by Kiki A. Ramadhan

0 comments


Artikel lainnya