Jun 29, 2025

Pendapatan Kuartal Empat Netflix Melebihi Ekspektasi, Saham Tembus Rekor Tertinggi!

Default Featured Image

Saham Netflix (NFLX) ditutup pada level tertinggi sepanjang masa (ATH) pada hari Rabu, mengakhiri hari dengan kenaikan hampir 10% karena Analis Wall Street memuji hasil pendapatan kuartal keempat perusahaan.

Tak lama setelah bel pembukaan, saham ini melonjak menjadi sekitar $1,000 per lembar karena para Analis bergegas menaikkan target harga masing-masing. Pivotal Research menaikkan targetnya dari $1,000 per saham menjadi $1,250 yang tertinggi di exchange

Saham turun dari level tertinggi intraday mereka pada penutupan, dan membatasi sesi di bawah $954.

Raksasa streaming ini melaporkan terdapat 18.9 juta pengguna di kuartal keempat, sementara pendapatan dan laba juga melampaui ekspektasi. Ini menandakan kenaikan pelanggan kuartalan terbesar dalam sejarah perusahaan.

“Hasil kuartal keempat nyaris tanpa cela,” kata Analis Jefferies, James Heaney, dalam sebuah catatan setelah laporan tersebut diterbitkan.

Termasuk aksi harga hari Rabu, saham Netflix telah melonjak sekitar 100% dari tahun ke tahun. Saham mencapai beberapa titik tertinggi sepanjang masa pada tahun 2024 karena banyak Analis menyebut Netflix sebagai pemenang dari perang streaming yang berlangsung sengit.

Perusahaan ini juga mengumumkan buyback saham senilai $15 miliar, dan meningkatkan prospek pendapatan setahun penuh dalam laporan setelah jam kerja pada hari Selasa. Netflix saat ini memproyeksikan pendapatan tahun 2025 antara $43.5 miliar dan $44.5 miliar, lebih tinggi dari kisaran $43 miliar hingga $44 miliar sebelumnya.

Keuntungan pelanggan yang kuat terjadi ketika streamer mengakhiri tahun 2024 dengan dua pertandingan NFL berturut-turut, pertandingan tinju “Jake Paul vs Mike Tyson” yang sukses, dan kembalinya “Squid Game”. 

Untuk itu, perusahaan mengatakan kenaikan harga akan berdampak pada layanan ini yang secara konsisten disinggung oleh para Analis sebelum penerbitan.

Perusahaan ini menaikkan harga paket yang didukung iklan menjadi $7.99 dari sebelumnya $6.99. Tingkat standar, bebas iklan sekarang akan menjadi $17.99 naik dari $15.49, sedangkan paket premiumnya akan naik $2 menjadi $24.99. Pengguna yang ingin menambahkan anggota tambahan sekarang akan membayar $8.99, naik $1.

Wall Street memperkirakan raksasa streaming ini hanya akan melaporkan 9.18 juta pelanggan setelah mendapatkan 13.12 juta pengguna berbayar pada Q4 2023. Perusahaan mengumumkan pada musim semi lalu bahwa mereka akan berhenti melaporkan metrik tersebut pada awal tahun ini.

“Dengan tidak ada lagi sub pelaporan yang akan datang, fokus investor bergeser ke kemampuan Netflix untuk memonetisasi basis anggotanya, iklan dan kenaikan harga membantu menjawab hal ini,” kata Analis Macquarie, Tim Nollen, pada hari Rabu.

Perusahaan mengungkapkan pendapatan iklan meningkat dua kali lipat pada tahun 2024, dan pihak manajemen memperkirakan pendapatan iklan akan meningkat dua kali lipat lagi pada tahun 2025. Namun, pendapatan iklan diperkirakan tidak akan menjadi pendorong pendapatan utama hingga tahun 2026.

Ledakan Siaran Langsung Netflix

Mengenai pendapatan, co-CEO Netflix, Greg Peters, mengatakan bahwa lonjakan besar dalam pelanggan tidak didorong oleh satu acara tertentu, meskipun ada dorongan untuk pemrograman siaran langsung olahraga baru-baru ini.

“Kami secara konsisten melihat sepanjang sejarah kami tidak ada satu judul pun yang benar-benar mendorong sebagian besar akuisisi atau keterlibatan kami,” kata Peters, mencatat bahwa acara langsung menyumbang sebagian kecil dari pelanggan baru pada kuartal tersebut.

Para Analis sebagian besar terdorong oleh komentar ini, dengan Bryan Kraft dari Deutsche Bank menulis kepada klien, “Manajemen sangat jelas bahwa kekuatan dalam penambahan bersih 4Q tidak didorong secara tidak proporsional oleh pertarungan Tyson vs Paul, NFL, atau judul lainnya. Oleh karena itu, kami tidak melihat alasan mengapa kekuatan tersebut tidak akan berlanjut.”

Pada bulan November, pertandingan Jake Paul dan Mike Tyson menarik lebih dari 108 juta penonton global, menjadi acara olahraga yang paling banyak disiarkan sepanjang masa. Sebagai gambaran, Super Bowl 2024 yang merupakan siaran TV Amerika yang paling banyak ditonton, menarik 124 juta pemirsa di Amerika Serikat.

Demikian pula, pertandingan NFL rata-rata ditonton sekitar 30 juta penonton. Menurut Netflix, ini merupakan Hari Natal yang paling banyak ditonton di AS. Perusahaan ini akan terus menggandakan olahraga di tengah debut WWE Raw baru-baru ini. Rumor juga menyebutkan bahwa perusahaan ini akan menawar hak siar UFC.

Netflix mengatakan dalam surat pemegang sahamnya bahwa mereka tidak berfokus pada hak untuk “paket olahraga musim reguler yang besar; sebaliknya, strategi siaran langsung kami adalah tentang memberikan program acara khusus yang tidak boleh dilewatkan.”

Pendapatan mencapai $10.25 miliar di Q4, mengalahkan estimasi konsensus Bloomberg sebesar $10.11 miliar dan menandai peningkatan 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Netflix mencatat pendapatan kuartal pertama senilai $10.42 miliar, meleset dari estimasi konsensus senilai $10.48 miliar.

Laba per saham (EPS) terdilusi juga melampaui estimasi pada kuartal tersebut, melaporkan EPS senilai $4.27, di atas ekspektasi konsensus senilai $4.18 dan jauh di atas angka EPS $2.11 yang dilaporkan pada periode tahun lalu. 

Netflix mencatatkan EPS kuartal keempat senilai $5.58, di bawah ekspektasi konsensus senilai $6.01.

Metrik profitabilitas lainnya juga kuat, dengan margin operasi berada di 22.2% pada kuartal keempat dan 27% untuk setahun penuh 2024. Netflix memperkirakan margin operasi Q1 akan meningkat menjadi 28.2%.

Para Analis memperkirakan margin operasional akan mencapai 22% pada kuartal keempat sebelum melonjak menjadi 30% pada kuartal saat ini.

“Bisnis kami tetap sangat kompetitif dengan banyak pesaing yang tangguh di seluruh hiburan tradisional dan teknologi besar,” kata Netflix dalam tulisannya. 

> “Kami beruntung bahwa kami tidak memiliki gangguan seperti mengelola jaringan linear yang menurun, dengan fokus investasi berkelanjutan, kami memiliki kesesuaian produk ataupun market yang baik dan terus meningkat di seluruh dunia.”

Pendapatan Kuartal Empat Netflix Melebihi Ekspektasi, Saham Tembus Rekor Tertinggi!
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan