Jun 30, 2025

Pedagang XRP Memprediksi Harga Tertinggi Baru Sepanjang Masa Karena Peluang Persetujuan ETF Naik Menjadi 85%

Default Featured Image

Peluang disetujuinya ETF XRP meningkat menjadi 85% setelah adanya pergantian kepemimpinan di Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Beberapa analis memprediksi bahwa XRP berpotensi kembali mencetak harga tertinggi baru pada tahun 2025. 

Meskipun harga XRP mengalami penurunan sebesar 5% dalam 24 jam terakhir akibat data PDB AS yang menunjukkan pelemahan ekonomi, struktur pasar yang semakin solid serta meningkatnya harapan investor terhadap persetujuan ETF spot XRP di AS mengisyaratkan bahwa harga altcoin ini mungkin akan kembali menyentuh level tertingginya di bulan April sebesar $2,36 dalam waktu dekat.

Secara teknikal, grafik harian menunjukkan bahwa XRP saat ini berada dalam pola falling wedge, yaitu pola pembalikan naik yang terbentuk dari garis tren yang merapat antara titik tertinggi dan terendah yang terus menurun. Pola ini menandakan melemahnya tekanan jual. Jika harga berhasil menembus garis tren atas di level $2,40, maka target kenaikan berikutnya diperkirakan mencapai $3,74, atau sekitar 71% lebih tinggi dari harga saat ini di $2,21. 

Indikator RSI yang berada di atas garis tengah juga menunjukkan bahwa momentum pasar masih mendukung potensi kenaikan. Namun, agar tren pemulihan ini berlanjut, XRP perlu mempertahankan support di $2,20 dan mampu menembus area resistance di kisaran $2,80 hingga $3,00.

Optimisme terhadap XRP juga datang dari sejumlah analis, termasuk trader populer Dark Defender yang menyebut bahwa koreksi saat ini adalah bagian dari pola gelombang Elliott yang akan membawa XRP kembali naik. Sementara itu, trader Allincrypto bahkan memperkirakan XRP bisa mencapai level $19,27, dengan menyebut bahwa pola falling wedge yang terbentuk adalah sinyal kelanjutan tren naik.

Peningkatan peluang persetujuan ETF XRP turut diperkuat oleh pernyataan analis ETF dari Bloomberg, yang menyebut bahwa lima pengajuan ETF XRP spot dari Grayscale, 21Shares, WisdomTree, Bitwise, Canary, dan Franklin Templeton kini memiliki kemungkinan 85% untuk mendapatkan persetujuan setelah perubahan kepemimpinan di SEC. 

Ini merupakan peningkatan signifikan dari prediksi dua bulan sebelumnya yang hanya berada di angka 65%. Di sisi lain, platform prediksi Polymarket menunjukkan bahwa peluang ETF XRP disetujui sebelum 31 Desember kini mencapai 80%, naik dari 63% pada 23 April. Sementara itu, SEC baru saja menunda keputusan atas ETF XRP milik Franklin Templeton hingga 17 Juni. 

Jika disetujui, ETF ini berpotensi menarik modal institusional dalam jumlah besar dan memperkuat permintaan terhadap XRP, sekaligus membuka jalan bagi adopsi yang lebih luas di pasar keuangan tradisional.

Pedagang XRP Memprediksi Harga Tertinggi Baru Sepanjang Masa Karena Peluang Persetujuan ETF Naik Menjadi 85%
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan