Jun 29, 2025

Paxos Luncurkan USDG, Stablecoin Baru dengan Dukungan Raksasa Kripto!

Default Featured Image

Industri kripto kembali diguncang dengan inovasi terbaru dari Paxos. Perusahaan yang dikenal sebagai pionir stablecoin ini resmi meluncurkan Global Dollar Network (GDN), sebuah jaringan global yang bertujuan mempercepat adopsi stablecoin di seluruh dunia. Dengan menggandeng Robinhood, Kraken, Galaxy Digital, Bullish, Nuvei, dan Anchorage Digital, Paxos ingin menciptakan ekosistem stablecoin yang lebih kompetitif, transparan, dan sesuai standar regulasi global.

Misi Global Dollar Network

Pasar stablecoin saat ini menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal keamanan, regulasi, dan adopsi oleh perusahaan besar. Banyak stablecoin yang tersedia di pasaran masih belum memenuhi standar perlindungan pelanggan di tingkat enterprise, sehingga sulit digunakan dalam sistem pembayaran, layanan kustodian, bursa kripto, hingga platform investasi institusional.

Paxos dan mitra-mitranya mencoba menjawab tantangan ini melalui Global Dollar Network, yang tidak hanya menawarkan stablecoin dengan keamanan lebih baik, tetapi juga memberikan insentif ekonomi bagi para penggunanya. Dalam struktur baru ini, hampir semua keuntungan dari jaringan akan dikembalikan kepada para partisipan, mendorong partisipasi yang lebih luas dari berbagai sektor industri keuangan dan kripto.

Menurut Charles Cascarilla, CEO Paxos, GDN dirancang agar bisa diakses siapa saja dan mendorong adopsi stablecoin secara masif. Langkah ini diharapkan bisa menjadikan stablecoin sebagai alat pembayaran global yang lebih relevan dan diterima luas oleh berbagai institusi keuangan.

USDG Stablecoin Baru yang Didukung Regulasi

Sebagai inti dari proyek ini, Paxos meluncurkan stablecoin baru bernama Global Dollar (USDG), yang didukung 100% oleh dolar AS dan sesuai dengan regulasi stablecoin yang akan diterapkan di Singapura. DBS Bank, bank terbesar di Asia Tenggara, telah ditunjuk sebagai penyimpan cadangan utama USDG, sekaligus menjadi mitra utama dalam pengelolaan likuiditas stablecoin ini.

Stablecoin ini kini sudah bisa digunakan di berbagai platform besar seperti Kraken, Galaxy Digital, Anchorage Digital, dan Paxos, serta akan segera hadir di platform mitra lainnya.

Menurut Arjun Sethi, Co-CEO Kraken, kurangnya kompetisi di pasar stablecoin yang diatur secara resmi telah menghambat perkembangan industri. Kehadiran USDG dengan model yang lebih adil diharapkan dapat menarik lebih banyak partisipan dan mempercepat berbagai kasus penggunaan stablecoin dalam kehidupan nyata.

Menggeser Dominasi Stablecoin Lama?

Hadirnya USDG dan Global Dollar Network bisa menjadi ancaman bagi stablecoin besar seperti USDT (Tether) dan USDC (Circle) yang selama ini mendominasi pasar. Dengan dukungan regulasi ketat dari Singapura, USDG memiliki keunggulan dari sisi kepatuhan hukum, yang menjadi faktor penting bagi institusi keuangan besar yang ingin masuk ke dunia kripto.

Selain itu, model ekonomi GDN yang mengembalikan hampir seluruh reward kepada partisipan bisa menjadi daya tarik utama bagi investor dan perusahaan yang ingin mengadopsi stablecoin dalam skala besar.

Namun, pertanyaannya sekarang adalah: Apakah USDG mampu menyaingi dominasi USDT dan USDC yang sudah lebih dulu mapan? Ataukah ini hanya menjadi satu dari sekian banyak stablecoin yang mencoba peruntungannya di industri yang semakin kompetitif?

Yang pasti, dengan dukungan nama-nama besar seperti Robinhood, Kraken, dan DBS Bank, USDG memiliki peluang besar untuk menjadi stablecoin yang lebih aman, transparan, dan sesuai regulasi global.

Peluncuran USDG dan Global Dollar Network menandai babak baru dalam dunia stablecoin. Dengan model yang lebih transparan dan menguntungkan bagi ekosistemnya, proyek ini berpotensi mengubah dinamika industri kripto secara signifikan.

Jika sukses, Paxos bisa menjadi pelopor dalam membawa stablecoin ke level yang lebih tinggi, tidak hanya sebagai alat trading di bursa kripto tetapi juga sebagai alat pembayaran global yang aman dan teregulasi.

Tinggal menunggu waktu apakah USDG bisa bersaing dan benar-benar mengubah lanskap stablecoin dunia.

Paxos Luncurkan USDG, Stablecoin Baru dengan Dukungan Raksasa Kripto!
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan