Jun 30, 2025

Paul Atkins Disetujui Senat AS untuk Pimpin SEC di Era Kepemimpinan Trump

Default Featured Image

Senat AS telah mengkonfirmasi kandidat pilihan Donald Trump yakni Paul Atkins, sebagai Ketua Securities and Exchange Commission dengan hasil voting 52-44 yang sebagian besar sejalan dengan garis partai.

Konfirmasi Atkins pada tanggal 9 April terjadi setelah Trump menunjuk Mantan Konsultan Wall Street yang pro-kripto untuk memimpin lembaga tersebut akhir tahun lalu. Atkins juga pernah menjabat sebagai komisaris SEC antara tahun 2002 dan 2008 selama krisis keuangan global.

“Sebagai seorang veteran Komisi kami, kami menantikan dia bergabung bersama kami, bersama dengan staf kami yang berdedikasi, untuk memenuhi misi kami atas nama publik yang berinvestasi,” tulis para Komisaris Agensi dalam sebuah pernyataan pada tanggal 9 April.

Atkins mendirikan perusahaan konsultan keuangan Patomak Global Partners pada tahun 2009, yang berspesialisasi dalam kepatuhan terhadap peraturan dan manajemen risiko, dan menjabat sebagai Wakil Ketua Kelompok Advokasi Kripto Token Alliance antara 2017 dan akhir 2024.

Setelah dilantik, Atkins akan mengambil alih jabatan dari Mark Uyeda, yang telah menjadi Pejabat Ketua SEC sejak 20 Januari, setelah Mantan Ketua Gary Gensler mengundurkan diri. 

Masa jabatan Gensler membuat SEC meluncurkan beberapa tuntutan hukum dan investigasi terhadap perusahaan kripto atas dugaan pelanggaran Undang-undang Sekuritas.

!regulasi dan membatalkan beberapa investigasi terkait kripto dan tindakan penegakan hukum yang dilakukan oleh SEC yang dipimpin oleh Gensler.

Atkins diperkirakan akan mengambil pendekatan yang berbeda, mengatakan pada sidang konfirmasi Senat pada bulan Maret bahwa prioritas utamanya di SEC adalah “memberikan landasan regulasi yang kuat untuk aset digital melalui pendekatan yang rasional, koheren, dan berprinsip.”

Konfirmasi Atkins Tertunda Karena Pengungkapan

Konfirmasi Atkins dilaporkan tertunda karena beberapa pengungkapan keuangan yang harus dia ajukan sebagai hasil dari pernikahannya dengan keluarga miliarder.

Ia menikahi Sarah Humphreys Atkins pada tahun 1990, yang keluarganya terkait dengan TAMKO Building Products LLC, produsen sirap atap perumahan yang menghasilkan pendapatan lebih dari $1.2 miliar pada tahun 2023, demikian yang dilaporkan Forbes pada bulan Desember. 

Pasangan ini memiliki kekayaan bersih gabungan yang dilaporkan mencapai setidaknya $327 juta.

Beberapa dari pengungkapan keuangan tersebut mengungkapkan bahwa Atkins memiliki investasi kripto senilai $6 juta, termasuk platform penyimpanan kripto Anchorage Digital dan platform tokenisasi blockchain Securitize, Fortune melaporkan bulan lalu.

Paul Atkins Disetujui Senat AS untuk Pimpin SEC di Era Kepemimpinan Trump
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan