Jun 26, 2025

Pasar Saham AS Menguat, Harapan Pemangkasan Suku Bunga Dorong Optimisme

Default Featured Image

Bursa saham AS mengakhiri pekan ini dengan hasil yang mengesankan, mencatatkan kenaikan mingguan terbesar tahun ini seiring meredanya kekhawatiran akan resesi.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil memperpanjang tren positifnya dengan meraih kenaikan selama tujuh sesi berturut-turut, menghapus kerugian yang terjadi dua minggu sebelumnya.

Pemulihan Pasar dan Redanya Ketakutan Resesi

Setelah mengalami tekanan akibat data ekonomi yang lemah dan meningkatnya ketakutan akan resesi, pasar saham AS bangkit kembali. Penurunan tajam yang terjadi beberapa minggu lalu telah membawa Nasdaq ke zona koreksi.

Namun, dengan data ekonomi yang lebih positif minggu ini, pasar tampaknya telah menemukan pijakan yang lebih stabil.

Greg Bassuk, CEO AXS Investments di New York, mencatat bahwa pemulihan ini adalah perpanjangan dari sentimen positif di pasar yang meredakan kekhawatiran resesi.

“Data ekonomi yang positif menjadi bahan bakar reli ini, memberi keyakinan lebih besar kepada investor bahwa resesi mungkin dapat dihindari, dan bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada bulan September,” ujarnya.

Data Ekonomi yang Mendorong Sentimen Positif

Serangkaian data ekonomi yang dirilis minggu ini memberikan angin segar bagi pasar. Indeks harga konsumen dari Departemen Tenaga Kerja dan laporan penjualan ritel dari Departemen Perdagangan menunjukkan bahwa inflasi perlahan-lahan mendekati target 2% yang ditetapkan oleh Federal Reserve.

Selain itu, data belanja konsumen tetap sehat, yang semakin memperkuat keyakinan bahwa ekonomi AS tetap berada di jalur yang stabil.

Meski begitu, data yang dirilis pada Jumat menunjukkan penurunan dalam pembangunan perumahan keluarga tunggal di AS, yang mencapai titik terendah dalam hampir satu setengah tahun terakhir.

Namun, survei awal dari University of Michigan tentang sentimen konsumen pada bulan Agustus menunjukkan peningkatan yang lebih baik dari perkiraan.

Fokus Pasar pada Simposium Ekonomi Jackson Hole

Dengan latar belakang ini, perhatian pasar kini beralih ke Simposium Ekonomi Jackson Hole yang akan berlangsung minggu depan.

Para pejabat bank sentral global, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell, akan memberikan pidato yang sangat dinantikan pada acara ini.

Pidato Powell pada hari Jumat mendatang diprediksi akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai jalur pemangkasan suku bunga AS.

Bassuk menegaskan bahwa “semua mata akan tertuju pada komentar Powell minggu depan.” Aktivitas pasar sepanjang tahun ini secara konsisten didorong oleh spekulasi tentang kemungkinan dan besaran pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Menurut alat CME FedWatch, pasar keuangan saat ini memperkirakan peluang sebesar 74,5% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan bulan September.

Sementara itu, kemungkinan pemangkasan yang lebih besar sebesar 50 basis poin menurun menjadi 25,5%.

Kinerja Indeks dan Saham Utama

Pada penutupan perdagangan Jumat, Dow Jones Industrial Average naik 96,7 poin (0,24%) menjadi 40.659,76. S&P 500 menguat 11,03 poin (0,20%) menjadi 5.554,25, dan Nasdaq Composite bertambah 37,22 poin (0,21%) menjadi 17.631,72.

Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, sektor keuangan mencatat kenaikan persentase terbesar, sementara sektor industri mengalami penurunan terbesar.

Di antara saham yang menonjol, Applied Materials (AMAT.O) turun 1,9% setelah sebelumnya melonjak akibat perkiraan pendapatan kuartal keempat yang lebih kuat dari perkiraan.

Sementara itu, Amcor mencatat penurunan penjualan kuartal keempat yang lebih besar dari perkiraan, menyebabkan sahamnya di AS turun 3,7%.

Secara keseluruhan, saham yang naik lebih banyak daripada yang turun di NYSE dengan rasio 2,22 berbanding 1, sementara di Nasdaq rasio tersebut adalah 1,53 berbanding 1.

S&P 500 mencatat 13 puncak tertinggi baru dalam 52 minggu dan tanpa penurunan baru, sementara Nasdaq mencatat 66 puncak tertinggi baru dan 85 penurunan baru.

Optimisme Kembali ke Wall Street

Pekan ini menjadi titik balik penting bagi Wall Street, dengan investor mulai merasa lebih optimis seiring dengan meredanya ketakutan akan resesi dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Dengan Simposium Jackson Hole di depan mata, fokus investor kini beralih pada apa yang akan diungkapkan oleh Jerome Powell, yang berpotensi menentukan arah pasar di sisa tahun ini.

Sementara itu, pasar tampaknya siap untuk melanjutkan tren positifnya, setidaknya dalam jangka pendek.

Pasar Saham AS Menguat, Harapan Pemangkasan Suku Bunga Dorong Optimisme
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan