Jun 29, 2025

OCC Resmi Izinkan Bank AS Menyimpan Aset Kripto, Era Baru Perbankan Dimulai!

Default Featured Image

Dalam langkah yang menandai perubahan signifikan dalam lanskap perbankan dan aset digital, Office of the Comptroller of the Currency (OCC) Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan bahwa bank-bank nasional kini diizinkan untuk terlibat dalam aktivitas terkait kripto tanpa memerlukan persetujuan regulasi sebelumnya.

Kebijakan ini mencakup layanan kustodian aset kripto, operasi stablecoin tertentu, dan partisipasi dalam jaringan buku besar terdistribusi, memungkinkan bank untuk menjadi validator pada jaringan Proof-of-Stake publik.

Perubahan Kebijakan Dari Pembatasan Menuju Inovasi

Sebelumnya, di bawah pemerintahan Presiden Biden, bank diwajibkan untuk memberitahukan supervisor mereka tentang rencana aktivitas kripto, menunjukkan strategi manajemen risiko mereka, dan memastikan tidak ada keberatan dari badan pengawas.

Namun, dengan pengumuman terbaru ini, OCC mencabut persyaratan tersebut, memberikan kebebasan lebih besar bagi bank untuk mengeksplorasi dan mengadopsi teknologi blockchain tanpa hambatan regulasi yang rumit.

Respon Pelaku Industri Optimisme dan Kehati-hatian

Pengumuman ini disambut baik oleh banyak pelaku industri. Nic Carter, mitra di Castle Island Ventures dan co-founder Coinmetrics.io, menyebutnya sebagai “berita terbesar hari ini”. Sementara itu, Alexander Grieve, Wakil Presiden Urusan Pemerintahan di Paradigm, memposting “Selamat tinggal, Operation Chokepoint 2.0”, merujuk pada kebijakan sebelumnya yang membatasi keterlibatan bank dengan sektor kripto.

Namun, tidak semua pihak melihat perubahan ini tanpa kekhawatiran. Caitlin Long, pendiri Custodia Bank dan anggota Wyoming Blockchain Task Force, memperingatkan bahwa Operation Chokepoint 2.0 belum sepenuhnya berakhir sampai Federal Reserve dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) juga mencabut panduan anti-kripto mereka yang merugikan, dan Custodia Bank mendapatkan akun master Fed-nya.

Dampak Terhadap Industri Kripto dan Perbankan

Dengan diizinkannya bank untuk menyediakan layanan kustodian kripto, operasi stablecoin, dan partisipasi dalam jaringan buku besar terdistribusi, adopsi teknologi blockchain dalam sistem keuangan tradisional diperkirakan akan meningkat.

Langkah ini tidak hanya memperluas layanan yang dapat ditawarkan oleh bank, tetapi juga meningkatkan legitimasi dan kepercayaan terhadap aset digital di mata publik.

Selain itu, keputusan OCC ini membuka peluang baru bagi bank-bank besar seperti JPMorgan, Goldman Sachs, dan BNY Mellon untuk menawarkan layanan kustodian kripto, termasuk penyimpanan ETF Bitcoin.

Hal ini berpotensi menciptakan persaingan langsung dengan platform kripto seperti Coinbase, yang selama ini mendominasi layanan tersebut.

Masa Depan Kripto dalam Sistem Keuangan

Dengan regulasi yang lebih terbuka, blockchain dan stablecoin semakin mendapat tempat dalam sistem keuangan tradisional. Langkah ini tidak hanya mempercepat inovasi di sektor keuangan, tetapi juga memperkuat legitimasi aset digital dalam dunia perbankan.

Ke depan, perkembangan ini berpotensi mengubah lanskap keuangan global dengan lebih banyak integrasi antara teknologi blockchain dan sistem perbankan konvensional.

Secara keseluruhan, keputusan OCC ini menandai langkah maju yang signifikan dalam integrasi aset digital ke dalam sistem perbankan tradisional, membuka jalan bagi inovasi dan adopsi yang lebih luas di masa mendatang.​

OCC Resmi Izinkan Bank AS Menyimpan Aset Kripto, Era Baru Perbankan Dimulai!
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan