Jun 30, 2025

Mt. Gox Pindahkan 11.501 BTC Senilai $1 Miliar, Picu Spekulasi Pasar

Default Featured Image

Bursa kripto yang sudah tidak beroperasi, Mt. Gox, memindahkan lebih dari 11.501 BTC (senilai sekitar $1,01 miliar) ke dompet tanpa tanda dan dompet panas bursa pada hari Senin, menurut data dari Arkham Intelligence.

Sekitar pukul 20:21 ET, Mt. Gox mentransfer total 11.501,58 BTC ($1,01 miliar). Dari jumlah itu, 10.608,16 BTC ($927,5 juta) dipindahkan ke dompet tanpa tanda “1DcoA…AWXFe,” sementara sekitar 893 BTC dikirim ke dompet panas Mt. Gox. Hingga saat ini, kedua jumlah tersebut masih belum digunakan, berdasarkan data Arkham Intelligence.

Asal-Usul dan Tujuan Transfer BTC

Menurut data, perpindahan bitcoin senilai $1 miliar ini berasal dari dompet Mt. Gox “1Pazv…R9pYj,” yang menerima 11.502 BTC dari dompet bursa lain minggu lalu. Alamat “1Pazv” belum teridentifikasi sebagai dompet Mt. Gox di Arkham Intelligence saat memindahkan dana minggu lalu, sehingga ada kemungkinan bahwa dompet tujuan transfer hari ini juga masih terkait dengan bursa tersebut.

Potensi Dampak terhadap Kreditur dan Pasar

Pergerakan Bitcoin di masa lalu terkadang menjadi tanda sebelum Mt. Gox melakukan pembayaran kepada krediturnya dalam kasus kebangkrutan. Distribusi kepada kreditur ini bisa memengaruhi harga pasar, berpotensi meningkatkan tekanan jual.

Namun, belum jelas apakah perpindahan dana pada hari Senin ini merupakan bagian dari pembayaran di masa depan kepada kreditur.

Sejarah Mt. Gox dan Proses Pengembalian Dana

Didirikan pada 2010, bursa yang berbasis di Tokyo ini pernah menjadi platform perdagangan Bitcoin terbesar, menangani 70% dari seluruh transaksi Bitcoin global pada 2013. Namun, pada awal 2014, Mt. Gox mengalami peretasan besar dan kehilangan sekitar 850.000 BTC, yang akhirnya memaksa perusahaan untuk mengajukan perlindungan kebangkrutan.

Mt. Gox mulai membayar kembali krediturnya sejak Juli 2024 menggunakan aset yang dimilikinya, yaitu 142.000 BTC ($11 miliar), 143.000 Bitcoin Cash ($47 juta), dan 69 miliar yen Jepang ($469 juta).

Beberapa kreditur telah menerima pembayaran melalui bursa Kraken dan Bitstamp, tetapi Mt. Gox menunda tenggat waktu pembayaran hingga 31 Oktober 2025.

Saat ini, bursa yang bangkrut tersebut masih menyimpan 35.583 BTC, yang bernilai sekitar $3,1 miliar, menurut data Arkham. Jumlah Bitcoin yang dimiliki Mt. Gox tidak berubah sejak 12 Maret.

Mt. Gox Pindahkan 11.501 BTC Senilai $1 Miliar, Picu Spekulasi Pasar
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan