Apr 25, 2024

Mt. Gox Akan Membagikan 142.000 BTC, Apa Dampaknya?

Pada pertengahan April 2024, sejumlah laporan mulai muncul di subreddit mengenai “kebangkrutan Mt. Gox”.  Mt. Gox, bursa kripto yang dikabarkan akibat serangan hacker pada tahun 2014 yang tidak terdeteksi selama bertahun-tahun.

Mt. Gox dikabarkan akan membagikan sebanyak 142.000 Bitcoin atau senilai sekitar $9,5 miliar dan 143.000 bitcoin cash (BCH) senilai $73 juta kepada para kreditornya. 

Pada bulan Januari, kurator Mt. Gox mulai menghubungi para kreditor untuk mengkonfirmasi identitas mereka dan akun bursa kripto yang digunakan untuk mengembalikan Bitcoin dan Bitcoin Cash yang mereka hutangi.

Analisis dari perusahaan Crypto K33 yaitu Anders Helseth dan Vetle Lunde memberi tanggapan bahwa aset dengan jumlah yang sangat besar tersebut dapat memberikan dampak negatif yang signifikan pada harga aset digital dalam beberapa minggu ke depan.

Peringatan ini muncul seiring dengan para kreditor telah memberikan laporan bahwa akun mereka di sistem pengajuan platform Mt. Gox telah diperbarui dengan informasi terkait pengembalian Bitcoin dan mata uang fiat.

Pembaruan tersebut mencakup jumlah berbagai aset yang terutang kepada kreditor serta tanggal pembayaran yang sudah diselesaikan. Pembaruan baru ini dapat menjadi penanda bahwa pembayaran mungkin akan datang lebih awal dari perkiraan sebelumnya. 

Trustee bursa yang telah ditutup tahun lalu menetapkan batas waktu pengembalian hingga 31 Oktober 2024 untuk mengembalikan dana kepada para kreditornya. 

K33 juga melaporkan bahwa terdapat kreditor yang melihat pembaruan serupa pada pertengahan Maret lalu mengenai pembayaran tunai mereka. Beberapa pengguna mengklaim bahwa mereka telah menerima transfer tersebut.

Apabila proses pembayaran kripto ini selaras dengan proses pengembalian uang fiat, para kreditor bisa mulai menerima aset digital mereka sekitar bulan depan

Meskipun kecil kemungkinan para kreditor akan menjual aset mereka secara masal, antisipasi terhadap pembayaran tersebut dapat membuat pelaku pasar berhati-hati dan menghindari pengambilan risiko menjelang peristiwa tersebut. 

Pembayaran tersebut dinilai tidak secara langsung akan menimbulkan tekanan jual, namun  antisipasi tersebut dapat mendorong para pelaku pasar untuk tetap waspada dan menghindari mengambil risiko karena kekhawatiran akan dampaknya dapat mempengaruhi pasar dalam waktu dekat.

 

Mt. Gox Akan Membagikan 142.000 BTC, Apa Dampaknya?
by Mohammad Alparidzy

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan