Jun 30, 2025

Minat Terbuka Bitcoin Mencapai Rekor Tertinggi Saat BTC Menuju Harga Tertinggi Yang Baru

Default Featured Image

Minat terbuka (open interest) di pasar kontrak berjangka Bitcoin (BTC) mencatat rekor tertinggi pada 20 Mei, menimbulkan kekhawatiran bahwa para trader dengan posisi jual (short) kini menghadapi risiko besar. Walaupun BTC belum berhasil menembus angka $107.000 sejak 18 Mei, besarnya jumlah posisi leverage berpotensi mendorong harga menuju titik tertinggi baru sepanjang masa.

Total open interest pada kontrak berjangka BTC mencapai $72 miliar—naik 8% dibandingkan seminggu sebelumnya yang sebesar $66,6 miliar. Kenaikan ini terutama didorong oleh minat dari institusi besar, di mana CME (Chicago Mercantile Exchange) mencatat nilai tertinggi sebesar $16,9 miliar, disusul oleh Binance dengan $12 miliar.

Sekitar $1,2 miliar posisi short diperkirakan akan dilikuidasi jika harga BTC menembus kisaran $107.000 hingga $108.000. Jika harga bergerak naik dan melewati zona ini, maka banyak posisi leverage kemungkinan besar akan ditutup paksa, yang dapat mempercepat kenaikan harga.

Meskipun belum jelas apa yang akan memicu lonjakan melewati $108.000, optimisme pasar semakin meningkat karena meningkatnya kekhawatiran terhadap utang fiskal AS. Ketidakpastian mengenai bagaimana pemerintah akan menjaga pertumbuhan ekonomi sambil memangkas pengeluaran, terlebih di tengah ketegangan politik antara Partai Demokrat dan Republik, ikut menjadi faktor pendorong.

Selain itu, imbal hasil obligasi AS bertenor 20 tahun terus meningkat dan kini mendekati 5%, naik dari 4,82% dua minggu lalu. Lemahnya minat terhadap obligasi jangka panjang bisa mendorong The Fed untuk kembali membeli surat utang demi menstabilkan pasar, yang berpotensi melemahkan dolar AS dan membuat investor mencari alternatif lindung nilai seperti Bitcoin.

Meskipun emas tetap menjadi aset alternatif utama, kenaikannya sebesar 24% di tahun 2025 dan kapitalisasi pasar sebesar $22 triliun membuatnya kurang menarik bagi sebagian investor. Sebagai perbandingan, kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini sekitar $2,1 triliun—mirip dengan nilai pasar perak—dan jauh lebih kecil dibandingkan indeks S&P 500 ($53 triliun) atau total simpanan bank dan obligasi jangka pendek AS ($18,6 triliun).

Di beberapa wilayah, termasuk AS, mulai ada wacana untuk mengalihkan sebagian cadangan emas ke Bitcoin. Jika terjadi pergeseran 5% dari total cadangan emas ke BTC, maka akan mengalir dana sekitar $105 miliar—setara dengan pembelian 1 juta BTC jika dihitung pada harga $105.000 per koin.

Perusahaan seperti Strategy, yang dipimpin Michael Saylor dan saat ini memegang lebih dari 576.000 BTC, menunjukkan bahwa pembelian dari institusi besar masih menjadi kunci pendorong harga menuju rekor baru. Jika BTC berhasil menembus $108.000, maka posisi short dengan leverage tinggi bisa terlikuidasi massal dan mendorong lonjakan harga lebih lanjut. Namun demikian, ketidakpastian ekonomi global tetap membayangi sentimen pasar secara keseluruhan.

Dengan harga BTC yang terus mendekati angka $107.000, trader yang bertaruh pada penurunan harga kini berada dalam tekanan besar karena risiko likuidasi meningkat—dan hal ini bisa menjadi bahan bakar tambahan bagi kenaikan harga berikutnya.

Minat Terbuka Bitcoin Mencapai Rekor Tertinggi Saat BTC Menuju Harga Tertinggi Yang Baru
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan