Jun 30, 2025

Micron Dapat Rating “Buy” di Tengah Lonjakan Permintaan Chip AI

Default Featured Image

Saham Micron Technology Inc. (NASDAQ: MU) kembali menguat dalam radar investor setelah Analis dari Citi dan J.P. Morgan mempertahankan rating “Buy”, didorong oleh meningkatnya permintaan chip memori untuk aplikasi kecerdasan buatan (AI) dan pusat data. 

Analis Citi, Christopher Danely, memberi target harga $110 per saham, mencerminkan optimisme terhadap posisi strategis Micron dalam global AI market yang semakin kompetitif.

Micron saat ini menjadi salah satu dari 10 saham AI yang paling banyak dikoleksi hedge fund menurut data Q4 2024, dengan 94 institusi dilaporkan memegang saham perusahaan ini. 

Analis melihat momentum yang kuat pada penjualan DRAM, NAND, highbandwidth memory (HBM), serta SSD untuk pusat data, yang menjadi komponen utama dalam infrastruktur AI dan komputasi akseleratif.

Momentum

 Market dan Sinyal Infleksi Harga

Analis J.P. Morgan, Harlan Sur, yang juga mempertahankan rekomendasi “Buy” pada 30 April lalu, menyoroti bahwa market tengah mengalami infleksi harga untuk produk-produk memori, menunjukkan perbaikan kondisi pasokan dan permintaan.

> “Permintaan dari sektor AI menjadi katalis jangka menengah. Produk HBM Micron sangat dibutuhkan oleh perusahaan teknologi besar yang tengah mendorong kapasitas AI mereka,” tulis Sur dalam catatan risetnya.

Keberhasilan Micron dalam mengeksekusi strategi manufaktur efisien dan pengelolaan biaya juga dinilai sebagai keunggulan kompetitif yang mendukung margin perusahaan di tengah fluktuasi harga komponen semikonduktor global.

Di Tengah Ketegangan Geopolitik, Regulasi Chip Makin Ketat

Berita ini muncul di saat Kongres AS tengah mengajukan RUU Chip Security Act, yang mewajibkan produsen chip AI untuk menyematkan sistem pelacakan lokasi dalam setiap unit yang diekspor. 

Langkah ini ditujukan untuk mencegah penyelundupan chip berteknologi tinggi ke negara-negara seperti China.

Tindakan legislatif ini datang setelah Presiden Donald Trump memulai kunjungan ke Timur Tengah dengan membawa kesepakatan pengiriman chip AI ke kawasan tersebut—yang memicu kontroversi di dalam negeri terkait distribusi teknologi sensitif.

Posisi Strategis Micron di Radar Wall Street

Meski kompetisi di sektor AI semakin padat, Micron dinilai memiliki fundamental kuat dan eksposur produk yang relevan dengan kebutuhan masa depan. 

Perusahaan kini menempati peringkat ke-6 dalam daftar saham AI unggulan Wall Street, menurut survei market yang dihimpun dari laporan Analis dan kepemilikan hedge fund.

Dengan berbagai katalis positif yang tengah berjalan dan ketegangan geopolitik yang mendorong pengawasan ketat pada rantai pasok chip, Micron berpotensi menjadi pemain kunci dalam lanskap semikonduktor berbasis AI tahun 2025.

Micron Dapat Rating “Buy” di Tengah Lonjakan Permintaan Chip AI
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan