Michael Barr, Wakil Ketua Pengawasan di Federal Reserve Amerika Serikat, akan mengundurkan diri dari jabatannya, sebuah langkah yang dianggap terkait dengan “Operation Chokepoint 2.0” dugaan upaya federal untuk memutus akses perusahaan kripto ke layanan perbankan.
Pengunduran diri Barr akan berlaku efektif pada 28 Februari 2025, atau lebih cepat jika penggantinya telah ditunjuk. Hal ini disampaikan dalam surat tertanggal 6 Januari yang ditujukan kepada Presiden AS, Joe Biden. Namun, Barr akan tetap menjabat sebagai anggota Dewan Gubernur Federal Reserve.
!blockchain Ripple, mendorong regulasi stablecoin yang bertanggung jawab sesuatu yang dianggap penting untuk adopsi kripto di AS. Ia juga mengawasi penelitian Federal Reserve terkait mata uang digital bank sentral (CBDC).
Investigasi Coinbase dan Upaya Mengungkap Operation Chokepoint 2.0
Meski belum ada konfirmasi resmi bahwa pemerintah AS mencoba menekan industri kripto, pengadilan baru-baru ini mengizinkan Coinbase untuk mengakses dokumen FDIC yang tidak disunting guna menyelidiki perannya dalam Operation Chokepoint 2.0.
> “[Ada] upaya terkoordinasi untuk menghentikan berbagai aktivitas kripto mulai dari transaksi BTC dasar hingga penawaran yang lebih kompleks,” jelas Kepala Bagian Hukum Coinbase, Paul Grewal, setelah meninjau dokumen tersebut.
Mantan jaksa federal dan pendukung kripto, John Deaton, menawarkan diri untuk memimpin investigasi Operation Chokepoint 2.0 di bawah administrasi Trump yang baru.
> “Jika tindakan ini tidak ditantang, ini menciptakan preseden berbahaya di mana badan regulasi dapat diam-diam menekan seluruh industri yang mereka tidak sukai, sehingga menghambat inovasi, persaingan, dan peluang ekonomi,” kata Deaton dalam unggahan di X pada 4 Januari.
Michael Barr diangkat menjadi Wakil Ketua Pengawasan Federal Reserve pada Juli 2022, posisi yang dibentuk setelah Krisis Keuangan Global untuk memastikan tanggung jawab, transparansi, dan pengawasan dalam sistem keuangan.