Jun 29, 2025

MiCA Bikin Bingung? ESMA Pastikan Stablecoin Non-MiCA Masih Bisa Ditransfer

Default Featured Image

Regulator keuangan utama Eropa, European Securities and Markets Authority (ESMA), menegaskan bahwa layanan kustodi dan transfer stablecoin yang tidak sesuai dengan regulasi Markets in Crypto-Assets (MiCA) tidak dilarang. Namun, kebijakan ini masih menyisakan kebingungan di kalangan industri kripto, terutama setelah Binance mengumumkan akan menghapus beberapa stablecoin non-MiCA dari platformnya untuk pengguna di Wilayah Ekonomi Eropa (EEA).

Langkah Binance ini mengikuti tenggat waktu MiCA yang semakin dekat, di mana bursa kripto dan penyedia layanan aset digital di Eropa harus menyesuaikan operasional mereka sesuai regulasi baru. Namun, ESMA justru memberikan pernyataan yang menambah kompleksitas aturan ini.

Bisa Disimpan dan Ditransfer, Tapi Tak Bisa Diperjualbelikan

Dalam pernyataan terbaru yang diberikan kepada Cointelegraph pada 4 Maret, perwakilan ESMA menjelaskan bahwa layanan kustodi dan transfer stablecoin non-MiCA tidak dianggap sebagai “penawaran kepada publik” atau “pengajuan untuk diperdagangkan” dalam kerangka hukum yang baru.

“Di bawah MiCA, layanan kustodi dan transfer tidak secara otomatis dikategorikan sebagai ‘penawaran kepada publik’ atau ‘pengajuan untuk diperdagangkan’ terkait aset referensi atau token uang elektronik yang tidak sesuai regulasi,” ujar perwakilan ESMA.

Dengan kata lain, pengguna di Eropa tetap bisa menyimpan dan mentransfer stablecoin non-MiCA seperti USDT. Namun, bursa dan penyedia layanan aset kripto didorong untuk membatasi layanan yang memungkinkan pembelian stablecoin non-MiCA. Ini sesuai dengan panduan ESMA yang dikeluarkan pada 17 Januari 2025.

Binance Hapus Stablecoin Non-MiCA, Tapi Masih Mendukung Penarikan

Sebagai respons terhadap aturan MiCA, Binance mengumumkan akan menghapus sembilan stablecoin non-MiCA, termasuk USDT, untuk pengguna di EEA mulai 31 Maret 2025.

Namun, Binance tetap memungkinkan pengguna untuk menyetor dan menarik stablecoin non-MiCA meski sudah dihapus dari daftar perdagangan. Langkah ini sejalan dengan ketentuan ESMA yang menyatakan bahwa bursa kripto masih bisa memfasilitasi penarikan dana untuk membantu pengguna keluar dari posisi mereka sebelum aturan sepenuhnya diterapkan.

Namun, kebijakan ini tidak menghilangkan kebingungan di industri. ESMA sendiri sebelumnya telah menegaskan bahwa penyedia layanan kripto di Eropa harus memprioritaskan penghentian layanan yang memfasilitasi pembelian stablecoin non-MiCA.

Juan Ignacio Ibañez, anggota Komite Teknis MiCA Crypto Alliance, menyoroti bahwa keputusan untuk menghapus USDT dari platform perdagangan telah menjadi perdebatan panjang. Ketidakjelasan aturan ini membuat banyak penyedia layanan kripto kebingungan dalam menyesuaikan operasional mereka.

MiCA Masih Menyisakan Banyak Pertanyaan

MiCA digadang-gadang sebagai kerangka regulasi paling komprehensif di dunia untuk industri kripto, tetapi penerapannya masih memunculkan banyak area abu-abu. Selain stablecoin, aturan ini juga belum mencakup beberapa sektor penting seperti tokenisasi aset dunia nyata (RWA) dan staking kripto.

Beberapa analis menilai bahwa kurangnya kejelasan ini bisa menghambat inovasi di industri kripto Eropa, sementara regulator justru berusaha menegakkan aturan yang lebih ketat.

Dalam pernyataan terbaru, ESMA mengatakan bahwa mereka akan terus memantau perkembangan pasar dan memastikan transisi yang teratur menuju rezim MiCA. Namun, sampai regulasi ini benar-benar diterapkan sepenuhnya, kebingungan di kalangan industri tampaknya masih akan terus berlanjut.

Masa Depan Stablecoin di Eropa Masih Tidak Pasti

Dengan tenggat waktu MiCA yang semakin dekat, pengguna dan penyedia layanan kripto di Eropa harus menghadapi tantangan baru. Stablecoin non-MiCA seperti USDT masih bisa disimpan dan ditransfer, tetapi tidak bisa dibeli atau diperdagangkan di bursa utama seperti Binance.

Ketidakjelasan regulasi ini membuat banyak pihak di industri bertanya-tanya: Apakah MiCA akan menjadi solusi yang membawa kejelasan, atau justru menciptakan lebih banyak kebingungan?

Yang jelas, masa depan stablecoin di Eropa masih belum sepenuhnya pasti. Satu hal yang pasti, regulasi ini akan membawa dampak besar bagi ekosistem kripto di kawasan tersebut, baik bagi investor ritel maupun institusi.

Apa pendapatmu tentang aturan MiCA ini? Apakah akan menguntungkan atau malah merugikan ekosistem kripto di Eropa?

MiCA Bikin Bingung? ESMA Pastikan Stablecoin Non-MiCA Masih Bisa Ditransfer
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan