Jun 29, 2025

MakerDAO Menuju Transformasi Besar! Rebranding ke Sky atau Tetap dengan MKR?

Default Featured Image

MakerDAO, salah satu pilar utama di dunia keuangan terdesentralisasi (DeFi), tengah menghadapi keputusan besar. Rune Christensen, pendiri MakerDAO (sekarang Sky), mengusulkan perubahan besar dalam sistem tokenomics dengan pendekatan deflasioner ketat seiring proses rebranding yang sedang berlangsung. Komunitas MakerDAO kini bersiap untuk memberikan suara antara mempertahankan identitas lama atau sepenuhnya beralih ke merek baru, Sky.

Keputusan ini bukan sekadar pergantian nama tetapi langkah strategis yang bisa berdampak besar terhadap ekosistem Maker, stablecoin DAI, dan sistem keuangan DeFi secara keseluruhan.

Tokenomics Deflasioner: Senjata Baru MakerDAO?

Jika proposal Christensen disetujui, pasokan token MKR (atau SKY, jika rebranding terjadi) akan mengalami perubahan drastis. Tidak akan ada lagi penerbitan token baru dalam kondisi normal, menjadikan sistem ini sepenuhnya deflasioner.

Bagaimana caranya? Mekanisme burning token akan menjadi inti dari sistem baru ini. Setiap kali transaksi tertentu terjadi, sebagian token akan dimusnahkan, mengurangi pasokan dari waktu ke waktu dan berpotensi meningkatkan nilai token yang tersisa. Satu-satunya pengecualian terhadap aturan ini adalah ketika MakerDAO menghadapi kekurangan finansial yang signifikan yang dapat mengancam stabilitas stablecoin Sky Dollar (USDS) dan DAI.

Sebagai tambahan, MakerDAO akan memperkenalkan “Star Token Rewards”, termasuk token baru bernama Spark (SPK). Token ini akan diberikan kepada mereka yang aktif dalam tata kelola (governance) dan berpartisipasi dalam Seal Engine, sebuah sistem insentif baru yang dirancang untuk meningkatkan keterlibatan komunitas.

Rebranding atau Bertahan? Ini Dua Skenario Besar yang Bisa Terjadi

Keputusan besar lainnya ada di tangan komunitas: apakah tetap menggunakan merek MakerDAO atau beralih sepenuhnya ke merek Sky?

Jika komunitas memilih untuk beralih ke Sky, maka seluruh ekosistem MKR akan bermigrasi menjadi SKY. Token MKR akan diubah menjadi Wrapped 24k Sky Tokens (SKY24K). Tujuan utamanya adalah menghindari kebingungan di antara para pemegang token lama sekaligus memastikan transisi yang mulus ke ekosistem baru yang lebih modern dan terintegrasi.

Namun, jika komunitas memilih untuk mempertahankan merek Maker, maka sistem akan beradaptasi dengan pendekatan baru. Sky akan tetap ada, tetapi hanya sebagai bagian pendukung dalam sistem dual-star, bersama dengan Spark. Dalam skenario ini, token Sky akan diberi nama baru OLD_SKY, yang bisa dikonversi kembali ke MKR dengan rasio tetap 1:24.000, atau dalam jangka waktu tertentu, bisa ditukar dengan token yang akan mengatur ekosistem Sky Star.

Dual-Star System: Strategi Baru untuk MakerDAO?

Christensen membayangkan model Dual-Star System di mana Spark dan Sky berperan sebagai dua kekuatan utama dalam ekosistem Maker.

1. Spark akan fokus pada alokasi agunan dan insentif pinjaman, mendukung aktivitas peminjaman dalam sistem DeFi.
2. Sky akan bertugas meningkatkan adopsi stablecoin USDS serta mengelola platform Sky.Money dengan sistem insentif baru bernama Accessibility Reward System.

Awalnya, Sky akan memiliki akses eksklusif ke sistem insentif ini, sementara Spark akan menjadi satu-satunya entitas yang memiliki hak untuk mengelola sistem alokasi Maker. Namun, setelah sistem ini matang, keduanya akan berperan secara lebih terintegrasi.

Dampak Besar untuk DeFi dan Masa Depan MakerDAO

MakerDAO bukan hanya proyek DeFi biasa ini adalah salah satu protokol yang telah membangun fondasi stablecoin DAI, yang saat ini memiliki kapitalisasi pasar lebih dari $5 miliar. Oleh karena itu, keputusan mengenai rebranding dan model tokenomics baru ini bisa berdampak luas pada sektor keuangan kripto secara keseluruhan.

Beberapa kemungkinan dampak dari perubahan ini antara lain:

* Penguatan nilai token: Dengan mekanisme burning yang mengurangi pasokan, nilai token MKR (atau SKY) bisa meningkat dalam jangka panjang.
* Lebih sedikit inflasi token: Tanpa penerbitan token baru dalam kondisi normal, sistem ini akan menghindari tekanan inflasi yang sering terjadi di ekosistem kripto.
* Peningkatan partisipasi komunitas: Dengan sistem insentif baru, pemegang token akan lebih terdorong untuk berkontribusi dalam governance.
* Potensi risiko adopsi: Jika perubahan ini tidak dikelola dengan baik, ada kemungkinan pengguna lama enggan bermigrasi, menciptakan ketidakpastian di pasar.

Final Vote: Penentuan Nasib MakerDAO

Komunitas MakerDAO dijadwalkan akan memberikan suara final pada 11–14 November 2025. Hasil pemungutan suara ini akan menentukan apakah MakerDAO akan bertransformasi menjadi Sky sepenuhnya atau mempertahankan identitas lamanya dengan sistem baru.

Bagi investor, trader, dan penggiat DeFi, ini adalah salah satu momen penting yang perlu diperhatikan. Keputusan yang diambil bisa menjadi preseden penting untuk sistem governance dalam dunia keuangan terdesentralisasi ke depan.

Bagaimana pendapat kamu? Apakah MakerDAO akan semakin kuat dengan sistem baru ini, atau justru menghadapi tantangan lebih besar? Mari kita nantikan hasilnya!

MakerDAO Menuju Transformasi Besar! Rebranding ke Sky atau Tetap dengan MKR?
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan