Jun 26, 2025

Luncurkan “The AI Scientist”, Sistem AI Otomatisasi Penelitian Ilmiah Pertama, Sakana AI Hadapi Kontroversi

Default Featured Image

Perusahaan riset dan pengembangan berbasis di Tokyo, Sakana AI, telah meluncurkan “The AI Scientist,” sebuah sistem kecerdasan buatan (AI) yang diklaim mampu mengotomatisasi sepenuhnya proses penelitian ilmiah. 

Sistem ini disebut-sebut sebagai yang pertama dari jenisnya, dengan kemampuan untuk menangani berbagai aspek penelitian secara mandiri, dari menghasilkan ide hingga menulis makalah ilmiah.

Teknologi Open Source untuk Otomatisasi Penelitian

Dalam makalah penelitian yang diterbitkan oleh tim Sakana AI pada Senin lalu, dijelaskan bahwa “The AI Scientist” memiliki kemampuan untuk “menghasilkan ide penelitian baru, menulis kode, melakukan eksperimen, memvisualisasikan hasil, mendeskripsikan temuan, dan menulis makalah ilmiah lengkap, serta menjalankan proses tinjauan sejawat simulasi untuk evaluasi.” Hal ini memungkinkan sistem AI untuk berfungsi seperti komunitas ilmiah manusia yang mampu mengembangkan ide-ide baru secara terus-menerus.

The AI Scientist memanfaatkan teknologi Model Bahasa Besar (LLM) canggih, yang memungkinkan sistem ini untuk berinteraksi dengan pengguna dan mengusulkan serta menerapkan arah penelitian baru, khususnya di bidang pembelajaran mesin.

Sistem ini juga telah dirilis sebagai open source di bawah lisensi Apache 2.0, yang memungkinkan pengguna di seluruh dunia untuk menggunakan, memodifikasi, dan mengkomersialkan teknologi tersebut secara legal.

Sebagai bukti konsep, sistem ini telah digunakan untuk menyelesaikan penelitian yang sudah ada dan menghasilkan makalah ilmiah. Sakana AI juga merilis produk AI lainnya, termasuk model visual EvoVLM dan model untuk menghasilkan seni Ukiyo Jepang, yang semuanya tersedia di repositori Hugging Face.

Kontroversi Klaim Omniscience

Namun, pengumuman tentang “The AI Scientist” tidak lepas dari kontroversi. Perusahaan AI lainnya, Omniscience, yang juga berbasis di Jepang, menuduh Sakana AI tidak menjadi yang pertama dalam mengembangkan sistem semacam itu. Omniscience mengklaim bahwa model AI mereka, yang diberi nama “Omni,” telah lebih dulu hadir dengan kemampuan serupa dan telah digunakan dalam berbagai konteks penelitian.



Artikel lainnya