Jun 30, 2025

Lonjakan Akumulasi Ethereum Pecahkan Rekor, Tapi Risiko Bearish Mengintai

Default Featured Image

Di tengah ketidakpastian pasar kripto, Ethereum (ETH) baru saja mencetak rekor baru: dalam satu hari, sebanyak 449.000 ETH senilai rata-rata $1.750 per koin mengalir masuk ke alamat akumulasi. Ini merupakan aliran masuk harian terbesar dalam sejarah Ethereum, menurut data terbaru.

Namun, di balik angka fantastis ini, tersembunyi narasi yang lebih kompleks. Para pemegang baru ini sebenarnya tengah berada dalam posisi merugi.

Akumulasi Besar, Tapi Harga Masih di Bawah Realisasi

Alamat akumulasi Ethereum kini memiliki harga realisasi rata-rata sebesar $1.981, yang berarti mereka membeli lebih mahal dibanding harga pasar saat ini. Ini merupakan perubahan penting: sejak 2018, harga realisasi akumulasi selalu berada di bawah harga pasar tanda kuat dominasi untung.

Baru kali ini situasinya berbalik, menandakan perubahan psikologis di kalangan investor.

Meski begitu, akumulasi besar tetap menjadi sinyal optimisme jangka panjang. “Investor besar sepertinya percaya pada potensi Ethereum, meski volatilitas jangka pendek masih tinggi,” kata analis MNCapital, Michael van de Poppe.

Aktivitas On-Chain Menguat, Tapi DeFi Masih Lesu

Bukan hanya akumulasi yang naik. Aktivitas on-chain Ethereum juga meningkat: jumlah alamat aktif melonjak 10% dalam tiga hari, dari 306.211 menjadi 336.366. Ini menunjukkan minat terhadap jaringan Ethereum tetap kuat, terlepas dari gejolak harga.

Namun, sisi lain dari ekosistem Ethereum, yakni sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi), belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Data dari DefiLlama mencatat volume transaksi di decentralized exchange (DEX) tetap datar, rata-rata 1,3 juta transaksi per minggu jauh dari kejayaan 2021-2022.

Ini mengindikasikan bahwa meskipun jaringan sibuk, adopsi keuangan terdesentralisasi masih berjalan lambat.

Tantangan Besar Tembus $1.895 atau Terperosok Lagi?

Di depan mata, Ethereum menghadapi resistensi krusial di level $1.895,50. Sebanyak 1,64 juta ETH dibeli saat harga November 2024 terkonsentrasi di titik ini. Banyak investor yang mungkin tergoda untuk “break even” alias jual saat balik modal, menciptakan tekanan jual berat.

Secara teknikal, resistance ini semakin kuat karena bertepatan dengan 50-day Exponential Moving Average (EMA), indikator penting pembalikan tren. Jika Ethereum gagal menembus EMA ini, skenario bearish bisa semakin dalam.

Trader anonim “Rektproof” memperingatkan adanya fraktal bearish yang mulai terbentuk pola teknikal berulang yang di masa lalu membawa ETH jatuh ke bawah. Jika skenario ini berulang, Ethereum berisiko kembali terjun ke bawah $1.400.

“Tanpa penutupan harian di atas $2.142, Ethereum tetap dalam pola lower highs dan lower lows,” kata Rektproof, mempertegas pandangan bearish.

Gambaran Besar Optimisme Ada, Tapi Risiko Lebih Besar

Walaupun lonjakan akumulasi mengindikasikan optimisme di antara investor besar, tren teknikal dan faktor makro tetap menantang. Federal Reserve AS yang masih mempertahankan sikap hawkish terhadap suku bunga, ketidakpastian geopolitik, serta dominasi Bitcoin di pasar kripto, semua menambah tekanan terhadap altcoin besar seperti Ethereum.

Namun, dalam dunia kripto, volatilitas adalah bagian dari permainan. Seperti kata pepatah lama:

“Waktu terbaik untuk membeli adalah saat ada darah di jalanan.”
 Pertanyaannya, beranikah investor bertahan lebih lama kali ini?

Ethereum mungkin tengah berada di persimpangan jalan: antara reli kuat jika resistensi tembus, atau koreksi lebih dalam jika momentum gagal bertahan. Satu hal pasti, akumulasi raksasa ini membuktikan bahwa taruhan besar masih ditempatkan di masa depan Ethereum.

Lonjakan Akumulasi Ethereum Pecahkan Rekor, Tapi Risiko Bearish Mengintai
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan