Jun 30, 2025

KuCoin Resmi Masuk Thailand, Rebranding ERX Jadi Platform Kripto Lokal

Default Featured Image

Platform pertukaran aset kripto KuCoin bersiap untuk memperluas operasinya di Asia Tenggara dengan menargetkan pasar kripto Thailand yang terus berkembang.

Dalam pengumuman pada 23 April, KuCoin mengungkapkan rencananya untuk meluncurkan platform pertukaran aset digital di Thailand, yang akan menawarkan berbagai produk dan layanan terkait kripto.

ERX Company Ltd, yang merupakan bursa token digital pertama di Thailand yang diawasi oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Thailand (SEC), resmi berganti nama menjadi KuCoin Thailand per 22 April.

Pertukaran kripto ini akan beroperasi di bawah nama ERX, yang baru-baru ini mendapatkan lisensi resmi sebagai bursa aset kripto dari regulator keuangan Thailand.

> “Kami memperkuat kemampuan kami untuk menghadirkan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar Thailand,” ujar CEO ERX, Att Tongyai Asavanund.

Pengguna ERX yang sudah ada telah dimigrasikan ke platform KuCoin Thailand yang baru. Aplikasi KuCoin TH kini sudah tersedia di perangkat Android maupun iOS.

Pasar Kripto Thailand Semakin Ramai

Masuknya KuCoin ke pasar Thailand akan menambah persaingan di industri yang sudah cukup padat. Saat ini, ada delapan perusahaan lain yang memiliki lisensi dari SEC Thailand untuk menjalankan bursa aset digital dan kripto.

Beberapa di antaranya termasuk WAAN Exchange, Gulf Binance, Thai Digital Assets Exchange, InnovestX Securities, GMO-Z.com Cryptonomics, Upbit Exchange, Bitkub Online, dan Orbix Trade.

Di antara semua itu, Bitkub merupakan pemain terbesar dengan volume perdagangan harian sekitar $70 juta, menurut data dari CoinGecko. Sebagai perbandingan, platform global KuCoin mengklaim memiliki volume perdagangan harian mencapai $3,8 miliar.

Thailand Uji Coba Pembayaran Bitcoin untuk Wisatawan

Pada Januari lalu, pemerintah Thailand mengumumkan program uji coba yang memungkinkan wisatawan membayar dengan Bitcoin (BTC) dalam lingkungan sandbox di pulau wisata Phuket. Namun hingga kini, program tersebut belum diluncurkan secara resmi.

Meskipun perdagangan aset kripto masih cukup populer di Thailand, penggunaan aset kripto sebagai alat pembayaran telah dilarang oleh bank sentral sejak tahun 2022.

Regulator Thailand Perketat Pengawasan

Awal April lalu, otoritas keuangan Thailand mulai menargetkan platform peer-to-peer (P2P) kripto asing dalam upaya terbaru mereka untuk memerangi penipuan dan pencucian uang.

Sementara itu, KuCoin masih dalam proses penyelesaian kasus hukum dengan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) setelah digugat pada Maret 2024 atas dugaan pelanggaran Commodity Exchange Act oleh administrasi sebelumnya.

KuCoin Resmi Masuk Thailand, Rebranding ERX Jadi Platform Kripto Lokal
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan