Bitcoin (BTC) berpotensi menembus level $140.000 apabila Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat mengambil langkah mengejutkan dengan memangkas suku bunga di bawah 4%. Meskipun mayoritas pelaku pasar memperkirakan tidak ada perubahan kebijakan pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) kali ini, penurunan kecil saja dapat menurunkan imbal hasil instrumen pendapatan tetap, mendorong investor beralih ke aset berisiko dengan potensi imbal hasil lebih tinggi.
Rapat The Fed di Tengah Inflasi Melandai dan Data Ekonomi Kuat
Data CME FedWatch menunjukkan peluang 97% suku bunga tetap dipertahankan. Hal yang menarik, pertemuan ini terjadi ketika indikator makroekonomi menunjukkan kondisi solid — inflasi mereda, risiko resesi mengecil, dan pertumbuhan ekonomi tetap stabil.
Ekonomi AS tumbuh 3% secara tahunan di kuartal kedua menurut estimasi awal Biro Analisis Ekonomi, setelah lonjakan impor menjelang perang dagang global Presiden Trump. Sentimen pasar juga berubah drastis: peluang resesi AS tahun 2025 turun menjadi 17% dari 66% pada Mei. Inflasi pun mereda, dengan Indeks Harga Produsen (PPI) Juni hanya naik 2,3% dari tahun sebelumnya, level terendah sejak September 2024. Dampak tarif impor AS terhadap ekonomi juga dinilai minim, meskipun The Fed tetap waspada terhadap potensi dampak lanjutan kebijakan perdagangan.
Presiden Trump terus menekan The Fed agar segera memangkas suku bunga. “Tidak ada inflasi! Biarkan orang membeli dan refinancing rumah mereka!” ujarnya. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell sejauh ini belum memberi sinyal perubahan kebijakan.
Dampak ke Bitcoin: Likuiditas Jadi Faktor Penentu
Pelonggaran kebijakan moneter umumnya menguntungkan Bitcoin, tetapi efek utamanya bergantung pada pertumbuhan likuiditas, bukan hanya suku bunga acuan. Pertumbuhan jumlah uang beredar (M2) dan kebijakan penerbitan utang pemerintah menjadi faktor krusial. Lingkungan dengan likuiditas tinggi cenderung mendukung pergerakan positif bagi S&P 500 dan Bitcoin, meskipun dampaknya tidak instan.
Jika suku bunga turun ke 3,75% dari 4%, investor berpotensi keluar dari pasar obligasi senilai $25,4 triliun, membuat aset berisiko seperti Bitcoin lebih menarik. Biaya pinjaman yang lebih rendah juga memacu konsumsi dan leverage, menambah likuiditas, dan mendorong aktivitas ekonomi. Kondisi ini secara historis mendukung performa Bitcoin, terutama ketika pasar tenaga kerja stabil.
Harga Bitcoin di $140.000 mungkin terdengar ambisius, namun hanya memerlukan kenaikan sekitar 19% dari posisi saat ini $117.600. Kapitalisasi pasar senilai $2,78 triliun pun masih jauh di bawah emas ($22,5 triliun) dan Nvidia ($4,36 triliun). Meski peluang pemangkasan suku bunga minggu ini kecil, jika terjadi, Bitcoin kemungkinan menjadi salah satu aset yang paling diuntungkan, mengingat ruang kenaikan S&P 500 yang relatif terbatas.