Jun 30, 2025

JPMorgan Naikkan Target Harga AutoZone Jadi $4,350

Default Featured Image

Menjelang laporan keuangan kuartal ketiga AutoZone Inc. (NYSE: AZO) yang dijadwalkan rilis pada 28 Mei, JPMorgan memperbarui proyeksinya terhadap saham perusahaan ritel suku cadang otomotif ini. 

Dalam catatan yang dirilis 24 Mei, JPMorgan menaikkan target harga AZO dari $3,830 menjadi $4,350, sambil mempertahankan rekomendasi Overweight.

Analis JPMorgan menilai AutoZone berada di jalur yang tepat untuk memperluas pangsa pasarnya dan memperoleh manfaat dari sejumlah program internal, termasuk peningkatan teknologi dan proses distribusi. 

Mereka menyoroti pembaruan dalam sistem pengiriman dan alokasi inventaris sebagai faktor yang telah memperkuat efisiensi operasional perusahaan.

Laba dan Valuasi Dinilai Masih Menarik Meski Margin Sedikit Turun

Meskipun proyeksi margin kotor (gross margin) dan margin operasi masing-masing sebesar 53,2% dan 19,9% berada sedikit di bawah konsensus marketJPMorgan tetap menyampaikan pandangan optimistis. 

Mereka memperkirakan laporan laba rugi akan tetap solid, dan penurunan harga saham pasca rilis laporan, jika terjadi, justru akan menjadi momen yang layak dimanfaatkan oleh investor jangka panjang.

AutoZone dinilai hanya tinggal satu hingga dua kuartal lagi dari potensi pertumbuhan yang lebih signifikan. 

Faktor eksternal seperti inflasi akibat tarif impor dan tantangan yang dialami pesaing berskala kecil dinilai membuka ruang lebih besar bagi AutoZone untuk tampil sebagai pemain dominan di sektor ini.

Investor Masih Diberi Pilihan di Era Saham AI

Meski memberikan outlook positif untuk AutoZone, JPMorgan juga menyisipkan pandangan lebih luas kepada investor. 

Dalam catatan tambahan, mereka menggarisbawahi bahwa saham-saham berbasis kecerdasan buatan (AI) masih menawarkan potensi pengembalian yang lebih tinggi dengan risiko penurunan yang lebih terbatas.

Catatan ini mencerminkan pergeseran minat market yang semakin kuat ke arah sektor teknologi tinggi, sekaligus menegaskan bahwa investor perlu menimbang risiko dan peluang secara selektif, terutama menjelang periode earnings season.

JPMorgan Naikkan Target Harga AutoZone Jadi $4,350
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan