Jun 30, 2025

HyperLiquid Bangkit: $HYPE Naik 75% Usai Skandal, BTCBULL Siap Ikuti Jejak

Default Featured Image

Ketika sebagian besar proyek kripto baru sibuk membakar dana pemasaran untuk sekadar “tampil beda”, HyperLiquid justru menulis ulang babak penting dalam sejarah kripto dari nyaris hancur karena skandal, menjadi salah satu proyek dengan pemulihan harga paling spektakuler di tahun 2025.

Dalam waktu kurang dari satu bulan, token native mereka, $HYPE, bangkit dari puing-puing keraguan dan melonjak 75%, menyalip berbagai proyek besar dan kini menduduki peringkat #24 secara global.

Namun ini bukan sekadar kisah tentang angka. Ini adalah cerita tentang kepercayaan, komunitas, dan bagaimana narasi bisa menjadi bahan bakar paling kuat dalam ekosistem kripto.

Dari Chaos ke Comeback Ketika Whale Menyerang

Kita harus mundur ke beberapa minggu lalu, ketika platform HyperLiquid diterpa badai. Seorang whale memanipulasi token JELLY, melakukan short di dalam platform sambil akumulasi on-chain, menyebabkan kerugian masif senilai $13,5 juta dari market-making vault milik HyperLiquid.

Efek langsungnya? Volume perdagangan harian anjlok 30%, dan spekulasi liar mulai membanjiri media sosial. Di saat proyek lain mungkin memilih diam atau menyalahkan pihak ketiga, tim HyperLiquid justru bergerak cepat: dalam waktu 48 jam, mereka merilis laporan transparansi penuh, menyatakan komitmen untuk mengompensasi pengguna yang terdampak, serta memblokir akun-akun yang terindikasi berperan dalam manipulasi.

Langkah ini menciptakan efek domino positif. Komunitas yang menjadi tulang punggung kripto merespons dengan gelombang dukungan baru. Channel komunitas tetap terbuka, diskusi tetap jujur, dan semangat tetap tinggi.

$HYPE Bukan Sekadar Token, Tapi Simbol Ketahanan

Hasilnya? HyperLiquid tidak hanya bertahan, tapi melonjak. Dalam waktu sebulan, harga $HYPE melonjak lebih dari 75%, dengan total volume perdagangan sepanjang Maret mencapai $175 miliar. Tak hanya itu, narasi kebangkitan ini telah membuat proyek ini masuk ke radar banyak investor institusional dan ritel.

Banyak analis menyebut ini sebagai contoh sempurna dari bagaimana pasar kripto tak hanya digerakkan oleh teknologi, tetapi juga oleh psikologi kolektif dan narasi. Dalam dunia yang penuh dengan FOMO (fear of missing out) dan FUD (fear, uncertainty, doubt), proyek seperti HyperLiquid menunjukkan pentingnya kredibilitas dan respon yang cepat terhadap krisis.

BTCBULL Menunggangi Gelombang Bull Bitcoin dengan Sentimen Meme

Bersamaan dengan kebangkitan $HYPE, satu lagi proyek baru mencuri perhatian: BTCBULL. Didesain sebagai meme token bertema Bitcoin, BTCBULL ingin menggabungkan semangat komunitas dengan optimisme terhadap reli harga Bitcoin ke angka $1 juta.

Beroperasi di jaringan Ethereum, BTCBULL dirancang agar kompatibel dengan dompet ETH manapun lebih mudah diperdagangkan daripada token BRC-20. Selain itu, proyek ini menjanjikan airdrop Bitcoin bagi holder ketika BTC menyentuh milestone $250.000, serta peluang staking dengan APY dinamis hingga 77%.

Dengan presale hampir habis di angka $5,3 juta dan harga diskon terakhir di $0.002495, waktu menjadi faktor krusial. Setelah peluncuran resmi, hanya holder awal yang akan mendapatkan akses eksklusif ke benefit jangka panjang.

Narasi Baru Pasar Kripto Dari Scepticism ke Antusiasme

Kedua proyek ini HyperLiquid dan BTCBULL menawarkan dua sisi narasi yang menarik: pemulihan dan momentum. $HYPE memperlihatkan bagaimana sebuah tim yang responsif dan komunitas yang setia bisa mengubah arah dari keruntuhan menjadi kebangkitan.

Sementara BTCBULL mencerminkan energi baru pasar yang mulai menggabungkan humor, harapan, dan peluang finansial menjadi satu ekosistem bernuansa optimisme.

Dalam konteks lebih luas, kebangkitan ini juga mencerminkan pergeseran sentimen di seluruh pasar kripto. Dengan Bitcoin yang mulai menunjukkan tren bullish kembali, investor mulai mencari peluang di luar BTC baik itu proyek berbasis utilitas, atau token berbasis komunitas dan meme.

Momentum Adalah Segalanya di Dunia Kripto

HyperLiquid telah membuktikan bahwa “narrative is king” dalam pasar yang hipervolatile ini. Sementara itu, BTCBULL bersiap menunggangi narasi berikutnya: ledakan harga Bitcoin. Kedua proyek ini memperlihatkan bahwa keberhasilan di dunia kripto tidak hanya soal teknologi, tapi juga bagaimana membangun kepercayaan, komunitas, dan cerita yang menggugah imajinasi pasar.

Dan seperti biasa, di pasar ini, yang bergerak lebih cepatlah yang memanen lebih dulu.

HyperLiquid Bangkit: $HYPE Naik 75% Usai Skandal, BTCBULL Siap Ikuti Jejak
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan