Jun 29, 2025

Jepang Minta Apple & Google Blokir Bursa Kripto Ilegal, Regulasi Semakin Ketat

Default Featured Image

Regulator keuangan Jepang, Financial Services Agency (FSA), meminta Apple dan Google untuk memblokir akses terhadap aplikasi bursa kripto yang beroperasi tanpa registrasi resmi di Jepang. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah memperketat regulasi industri aset digital di negara tersebut.

Menurut laporan media lokal pada 7 Februari, Apple telah menanggapi permintaan ini dengan menghapus aplikasi terkait dari App Store, sementara Google belum memberikan komentar mengenai apakah mereka akan mengikuti langkah serupa. 

Hal ini menjadi kali pertama otoritas Jepang secara langsung meminta raksasa teknologi global untuk menegakkan kepatuhan terhadap regulasi kripto di negara itu

Bursa yang menjadi target utama FSA termasuk Bybit dan MEXC Global, serta tiga bursa asing lainnya yang namanya belum diumumkan. Berdasarkan Payment Services Act Jepang, semua platform perdagangan aset digital wajib terdaftar di FSA agar dapat beroperasi secara legal. Peraturan ini bertujuan memastikan kepatuhan terhadap hukum anti pencucian uang (AML) serta perlindungan bagi investor.

### Regulasi Kripto Jepang Semakin Ketat

Jepang dikenal memiliki salah satu regulasi kripto paling ketat di dunia, terutama setelah insiden peretasan besar seperti Mt. Gox dan Coincheck, yang mengakibatkan hilangnya dana pelanggan dalam jumlah besar.

Untuk melindungi pengguna, pemerintah Jepang mewajibkan bursa kripto yang terdaftar untuk menyimpan dana pelanggan secara terpisah dari aset perusahaan, menerapkan standar keamanan tinggi, serta menjalani audit berkala oleh FSA. Bursa yang tidak mematuhi aturan ini berisiko dibekukan atau dilarang beroperasi di Jepang.

Sebelumnya, FSA telah berulang kali memperingatkan Bybit dan MEXC Global, serta bursa lainnya, untuk menghentikan layanan mereka bagi warga Jepang. Namun, beberapa bursa disebut tetap beroperasi tanpa lisensi resmi, yang akhirnya memicu regulator untuk mengambil tindakan lebih tegas dengan meminta Apple dan Google memblokir akses ke aplikasi mereka.

### Dampak bagi Bursa Kripto dan Pasar Jepang

Langkah tegas FSA ini menunjukkan bahwa Jepang semakin serius dalam menegakkan kepatuhan regulasi di industri kripto. Selain memperketat pengawasan terhadap bursa, tindakan ini juga menyoroti bagaimana pemerintah kini menggandeng perusahaan teknologi besar untuk menegakkan aturan di sektor keuangan digital.

Permintaan FSA ini juga menimbulkan pertanyaan lebih luas mengenai sejauh mana Apple dan Google bersedia memenuhi permintaan pemerintah dalam mengontrol akses terhadap layanan digital. 

Jika Google akhirnya mengikuti langkah Apple dalam menghapus aplikasi yang tidak terdaftar, maka bursa kripto yang tidak memiliki izin kemungkinan besar harus mematuhi regulasi Jepang atau sepenuhnya keluar dari pasar.

Beberapa analis berpendapat bahwa regulasi ketat seperti ini dapat mendorong lebih banyak bursa asing untuk mendaftar dan menyesuaikan operasional mereka agar tetap dapat melayani pengguna di Jepang. 

Namun, bagi sebagian bursa yang tidak ingin berkompromi dengan regulasi ketat Jepang, mereka mungkin akan memilih untuk mengalihkan fokus ke pasar lain yang lebih longgar dalam aturan aset digital.

Langkah ini bisa menjadi preseden bagi negara lain yang ingin meningkatkan kontrol terhadap industri kripto. Jika Apple dan Google mulai menanggapi permintaan semacam ini dari lebih banyak regulator di seluruh dunia, maka bursa kripto yang beroperasi tanpa izin resmi bisa menghadapi tantangan lebih besar dalam mempertahankan akses pasar globalnya.

Jepang Minta Apple & Google Blokir Bursa Kripto Ilegal, Regulasi Semakin Ketat
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan