Lonjakan Saham HP di Tengah Sorotan Nvidia
Ketika pasar global sibuk membicarakan kinerja Nvidia, HP Inc (HPQ) diam-diam menarik perhatian dengan laporan kinerja kuartal III fiskal 2025. Saham HP sempat naik 4,6% pada 28 Agustus, mengurangi kerugian tahunan menjadi 12,3%.
Bagi investor, pertanyaan utamanya kini sederhana namun penting: bisakah AI PCs dan siklus pembaruan Windows 11 benar-benar menjadi katalis yang mengangkat HPQ ke level lebih tinggi?
Kinerja Keuangan HP: Stabil Tapi Penuh Tantangan
HP membukukan pendapatan bersih US$13,9 miliar, naik 3,1% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini menandai lima kuartal berturut-turut perusahaan mencatatkan kenaikan penjualan.
Namun, di sisi laba, cerita sedikit berbeda. Earnings per share (EPS) disesuaikan turun 10,7% ke level US$0,75. Meski demikian, HP masih mencatat arus kas bebas US$1,5 miliar, dengan US$400 juta dibagikan ke pemegang saham dalam bentuk dividen dan buyback.
Menariknya, manajemen lebih berhati-hati dalam melakukan buyback kali ini karena fokus menurunkan leverage. Komitmen HP jelas: selama rasio utang bruto terhadap EBITDA berada di bawah 2x, perusahaan akan terus mengembalikan seluruh arus kas bebas ke pemegang saham.
PC Tumbuh, Printer Tertekan
HP masih terbagi dalam dua lini besar: Personal Systems (PC) dan Printing.
- Segmen PC mencatat pendapatan US$9,9 miliar, naik 6% YoY.
- Segmen Printing turun 4% menjadi US$4 miliar.
Ironisnya, meski kontribusi PC lebih besar, margin operasinya hanya 5,4%, jauh di bawah margin Printing yang mencapai 17,3%. Dengan proyeksi pasar printer global yang diperkirakan terus turun di 2025–2026, HP perlu memastikan bahwa pertumbuhan PC terutama lewat AI PCs cukup kuat menutup kekurangan tersebut.
AI PCs dan Windows 11: Senjata Baru HP
Tren artificial intelligence PCs (AI PCs) menjadi titik terang. HP melaporkan bahwa lebih dari seperempat penjualannya kini berasal dari AI PCs, yang memiliki harga jual rata-rata (ASP) lebih tinggi dibanding PC biasa.
Ditambah lagi, siklus pembaruan Windows 11 dan penuaan perangkat lama diyakini akan mendorong konsumen dan perusahaan untuk memperbarui perangkat mereka. Dengan pasar PC global yang mulai bangkit dari resesi pandemi, HP bisa menjadi salah satu penerima manfaat utama.
Hambatan: Tarif Global dan Sentimen Pasar
Meski strategi supply chain HP sudah bergeser keluar dari Tiongkok, hambatan tetap ada. Produk dari Vietnam dan Thailand lokasi baru manufaktur HP tetap terkena tarif 19–20% akibat kebijakan perdagangan era Donald Trump.
Kondisi ini bisa membatasi ekspansi margin dalam jangka pendek.
Di sisi lain, sentimen analis masih cenderung netral. Konsensus Wall Street memberi rating “Hold” untuk HP, dengan target harga rata-rata US$27,26, sedikit di bawah harga pasar saat ini.
Prospek Saham HP: Tidak Eksplosif, Tapi Solid
HP mungkin bukan saham yang cocok bagi investor yang memburu pertumbuhan agresif ala Nvidia. Namun, dengan forward P/E 8,78x dan dividend yield lebih dari 4%, HP menawarkan kombinasi menarik: arus kas kuat, valuasi wajar, dan potensi pertumbuhan stabil.
Perusahaan menargetkan arus kas bebas US$2,6–3 miliar di tahun fiskal berjalan, dengan peluang meningkat tahun depan berkat pertumbuhan PC, ASP lebih tinggi, dan efisiensi biaya.
Jika proyeksi ini konsisten, investor bisa berharap imbal hasil tahunan dua digit (termasuk dividen) dalam beberapa tahun mendatang.
HPQ, Saham “Diam-diam Menggigit”
Pasar mungkin lebih tergoda oleh nama besar di sektor AI seperti Nvidia atau Microsoft. Namun, HPQ punya cerita berbeda: perusahaan lama dengan mesin baru berupa AI PCs dan Windows 11.
Apakah cukup untuk mengubah HP menjadi bintang pasar? Belum tentu. Tapi untuk investor jangka menengah dengan preferensi dividen stabil + upside moderat, HPQ bisa menjadi pilihan rasional di tengah volatilitas teknologi global.