Jun 13, 2024

Harga BTC Melonjak $1.500 Dalam Hitungan Detik Setelah Data CPI AS Menunjukkan Inflasi Melambat

Pada 12 Juni, harga Bitcoin melonjak signifikan saat pembukaan Wall Street setelah data inflasi Amerika Serikat menunjukkan penurunan yang tak terduga.CPI Memicu Lonjakan Harga BTC Sebesar 3% Secara Tiba-tiba

Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan lonjakan harga BTC secara mendadak hingga mencapai $69.636 di Bitstamp. Bitcoin naik $1.500 hanya dalam hitungan detik setelah laporan Consumer Price Index atau Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Mei menunjukkan inflasi mendingin lebih cepat dari yang diharapkan.

CPI month-on-month tidak berubah dari bulan sebelumnya, sementara CPI year-on-year berada di angka 3,3% — keduanya 0,1% lebih rendah dari perkiraan. “Indeks seluruh item naik 3,3 persen untuk 12 bulan yang berakhir Mei, peningkatan yang lebih kecil dari kenaikan 3,4 persen untuk 12 bulan yang berakhir April. Indeks seluruh item tidak termasuk makanan dan energi naik 3,4 persen selama 12 bulan terakhir,” demikian dikonfirmasi oleh rilis pers resmi dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Hasil ini menjadi angin segar bagi aset berisiko, termasuk kripto, yang sebelumnya mengalami tekanan menjelang laporan CPI, yang menjadi perilaku klasik untuk Bitcoin dan altcoin. Kini, pasar menantikan pertemuan Juni dari Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan berlangsung pada hari tersebut. Keputusan mengenai perubahan suku bunga serta komentar mengenai ekonomi oleh Ketua Fed Jerome Powell akan menjadi faktor penting bagi sentimen pasar.

Menanggapi perkembangan terbaru ini, komentator keuangan Tedtalksmacro menunjukkan optimisme. CPI, katanya, telah memberi lampu hijau bagi Powell untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan keuangan yang ketat dalam bentuk suku bunga tinggi. “Panggung telah disiapkan untuk J Powell berbicara tentang pelonggaran. Ayo mulai,” ringkasnya di X.

Michaël van de Poppe, pendiri dan CEO perusahaan perdagangan MNTrading, menyoroti penurunan signifikan dalam kekuatan Dolar AS dan hasil Treasury menyusul data tersebut. “Dolar dan Hasil Treasury menurun secara signifikan karena pasar mengharapkan pemotongan suku bunga terjadi,” ujarnya. “Ini bisa menjadi tanda besar bagi Altcoin dan Bitcoin.”

Masa Depan Cerah Karena Pelonggaran Kebijakan Yang Bersahabat dengan Bitcoin

Dengan demikian, Bitcoin berhasil menghapus kerugian yang disebabkan oleh data pekerjaan AS pada minggu sebelumnya. Data serupa akan dirilis hingga akhir pekan, sehingga membuka peluang bagi volatilitas harga BTC lebih lanjut. Sementara itu, perkiraan terbaru dari alat FedWatch CME Group menunjukkan perubahan taruhan pasar mengenai kapan pemotongan suku bunga bisa terjadi, dengan probabilitas pertemuan FOMC pada bulan September kini lebih dari 70%.

 

Harga BTC Melonjak $1.500 Dalam Hitungan Detik Setelah Data CPI AS Menunjukkan Inflasi Melambat
by Dwinala Berryl

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan