Jun 30, 2025

Harga Bitcoin Menuju $85K, RSI Tunjukkan Sinyal Bullish Kuat

Default Featured Image

Bitcoin (BTC) kembali menarik perhatian pelaku pasar setelah mencetak penguatan menuju $85.000 pada akhir pekan lalu, dan yang lebih penting: mata uang kripto terbesar dunia ini berada di ambang breakout indikator teknikal penting Relative Strength Index (RSI) yang belum terlihat sejak September 2024.

Dengan reli sebesar 1,5% pada Sabtu (23/3), BTC memperlihatkan kekuatan tak hanya secara harga, tetapi juga secara struktur pasar jangka menengah. Apakah ini awal dari gelombang bullish baru, atau hanya fatamorgana teknikal sesaat?

Mari kita kupas lebih dalam.

RSI Mingguan Breakout Pertama Sejak September 2024

Salah satu indikator teknikal paling dihormati di dunia analisis pasar adalah RSI. Dan hari ini, analis terkemuka seperti Matthew Hyland menyatakan bahwa Bitcoin sedang “berada dalam posisi” untuk mengonfirmasi bullish divergence mingguan untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir.

“BTC bisa mencetak bullish divergence mingguan pertama sejak September malam ini,” tulis Hyland di platform X.

Untuk konteks: bullish divergence terjadi ketika harga membuat posisi lebih rendah (lower low), namun RSI justru membuat posisi lebih tinggi (higher low), mengindikasikan bahwa tekanan jual melemah dan pembalikan tren naik bisa segera terjadi.

Dalam dunia crypto, pola seperti ini sering kali menjadi sinyal awal dari pergerakan naik eksplosif.

Analis Menyebut Koreksi Ini Justru Sehat

Meski sebagian pelaku pasar mengkhawatirkan bahwa BTC sedang memasuki fase distribusi atau bahkan awal bear market, tim analis dari Stockmoney Lizards punya pandangan berbeda.

“Koreksi ini tidak membatalkan tren naik. Justru mengonfirmasi kekuatan struktur bullish jangka panjang,” ungkap mereka dalam ulasan pasar terbaru di X. Mereka bahkan menempatkan bottom lokal di kisaran $76.000 level yang sudah diuji ulang awal bulan ini.

Dalam grafik mereka, terlihat bahwa harga Bitcoin masih bermain di dalam channel tren naik jangka panjang yang dimulai sejak akhir 2022. Dan selama harga tidak turun di bawah garis dukungan channel tersebut, narasi bull market tetap valid.

CME Futures, RSI Harian, dan Sentimen Pasar

Trader Daan Crypto Trades menambahkan bahwa posisi penutupan kontrak Bitcoin di CME Futures akhir pekan ini bisa menjadi kunci untuk membaca arah pergerakan harga ke depan.

Pasar futures sering menjadi indikasi penting karena pelaku institusi lebih aktif di sana.

Di sisi lain, Rekt Capital analis teknikal yang dikenal lewat pembacaan price action yang akurat menyebut RSI harian Bitcoin sedang mencoba mengubah tren turun sejak November 2024 menjadi level support baru.

Jika berhasil, ini akan memperkuat argumen bahwa tekanan jual telah mereda.

Jangan Lupa Makroekonomi dan ETF Spot

Kondisi makro juga tak kalah penting. Dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dalam beberapa bulan ke depan, likuiditas bisa kembali membanjiri aset-aset berisiko, termasuk kripto.

Di saat yang sama, produk ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat terus menyerap BTC dalam jumlah besar, mengurangi suplai di pasar spot.

Menurut data dari BitMEX Research, sejak peluncuran ETF Spot Januari lalu, lebih dari 180.000 BTC telah tersedot keluar dari bursa sebuah sinyal bullish dari sisi fundamental.

Apa Artinya Untuk Investor Retail?

Bagi investor ritel yang mungkin merasa “tertinggal kereta” ketika Bitcoin menembus $73.000 bulan lalu, koreksi ini  jika benar menjadi fase konsolidasi sehat  justru bisa menjadi kesempatan emas untuk masuk.

Namun tentu saja, seperti yang diakui oleh para analis, tidak ada jaminan bahwa kenaikan akan terjadi dalam waktu dekat.

“Seberapa lama ini bisa berlangsung? Tidak ada yang tahu pasti. Tapi jika merujuk sejarah, kita sedang mendekati zona bottoming,” tulis Stockmoney Lizards. Estimasi mereka? “Beberapa minggu ke depan bisa menjadi titik balik.”

Bull Market Mungkin Belum Selesai

Dengan sinyal RSI yang mulai menyala hijau, dukungan dari ETF spot, serta tekanan jual yang mereda, Bitcoin tampaknya sedang bersiap untuk bergerak lebih tinggi. Jika breakout RSI mingguan benar-benar terkonfirmasi, kita bisa melihat pergerakan menuju level psikologis berikutnya: $90.000 hingga $100.000.

Namun seperti biasa di dunia kripto: tetap waspada, kelola risiko, dan jangan terpancing euforia.

Harga Bitcoin Menuju $85K, RSI Tunjukkan Sinyal Bullish Kuat
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan