Bitcoin Tertekan, Whale Diduga Bermain di Balik Pasar
Harga Bitcoin (BTC) kembali melemah saat pembukaan Wall Street pada Rabu. Para bull gagal mempertahankan momentum setelah aksi jual dari investor AS berlanjut. BTC sempat menembus ke bawah $113.000, dengan area $112.300 kini menjadi titik penting yang diawasi pasar.
Trader populer Daan Crypto Trades menilai, dalam enam minggu terakhir pergerakan Bitcoin telah menyapu likuiditas di kedua sisi pasar dalam rentang harga yang sama. Menurutnya, saat ini terdapat kluster besar di sekitar $120.000, sementara level bawah di $112.000 masih menjadi area yang berpotensi memicu pembalikan harga.
Keith Alan, salah satu pendiri Material Indicators, menyebut adanya peningkatan likuiditas beli di level lebih rendah, termasuk di $105.000, kemungkinan menjadi bentuk manipulasi harga. Ia merujuk pada entitas yang ia sebut “Spoofy the Whale” dan “Notorious B.I.D.” yang dinilai sengaja mengarahkan pergerakan pasar. Alan menekankan bahwa semakin rendah order beli dipasang, semakin besar kemungkinan harga akan terseret turun.
Pandangan senada juga disampaikan komentator pasar TheKingfisher. Ia memperingatkan bahwa Bitcoin masih berpotensi mengalami penurunan bertahap, yang bisa berdampak besar pada altcoin. Menurutnya, meski saat ini kondisi altcoin masih seimbang, pergerakan Bitcoin sebesar 5% saja bisa memicu penurunan 10–30% pada aset kripto lainnya.
Namun, analis Rekt Capital melihat sisi cerah dari koreksi ini. Ia membandingkan kondisi saat ini dengan siklus bull market 2017 dan 2021, di mana penurunan serupa justru mendahului lonjakan harga ke rekor tertinggi baru.
Pasar Menunggu Arah dari The Fed
Fokus utama investor kini tertuju pada pertemuan tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, di mana Ketua The Fed Jerome Powell akan berpidato. Pasar berharap ia memberi sinyal lebih jelas terkait pemangkasan suku bunga yang diperkirakan terjadi pada September.
Menurut QCP Capital, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat FOMC 17 September berada di kisaran 80–95%. Meski demikian, perkembangan data ekonomi terbaru bisa dengan cepat mengubah arah ekspektasi pasar.