Dunia semikonduktor untuk kecerdasan buatan (AI) semakin panas. Startup chip AI asal California, Groq, resmi mengumumkan pendanaan terbaru senilai $750 juta, yang membuat valuasinya melesat ke $6,9 miliar.
Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi pasar, sekaligus menggambarkan betapa seriusnya investor global dalam mencari alternatif terhadap dominasi Nvidia di pasar chip AI.
Lompatan Valuasi yang Mengguncang
Hanya dalam waktu sekitar satu tahun, valuasi Groq melonjak lebih dari dua kali lipat. Pada Agustus 2024 lalu, Groq tercatat bernilai $2,8 miliar setelah mengantongi pendanaan $640 juta.
Kini, dengan tambahan investor baru seperti Disruptive, BlackRock, Neuberger Berman, dan Deutsche Telekom Capital Partners, posisi Groq semakin solid di tengah gempuran kebutuhan chip AI yang kian mendesak.
Jika ditotal, Groq telah berhasil mengumpulkan lebih dari $3 miliar dana sejak berdiri. Ini menempatkan perusahaan tersebut dalam jajaran elite startup teknologi, sekaligus menjadi penantang serius Nvidia, raksasa yang hingga kini menguasai lebih dari 80% pasar GPU AI global.
Apa yang Membuat Groq Berbeda?
Alih-alih memproduksi GPU (Graphics Processing Units) seperti Nvidia, Groq memilih jalur berbeda dengan menghadirkan LPU (Language Processing Units). Teknologi ini didesain khusus untuk menjalankan model AI, terutama model bahasa besar (LLM), dengan kecepatan tinggi dan biaya lebih rendah.
Produk Groq hadir dalam dua bentuk:
- Cloud service: layanan komputasi berbasis awan yang siap pakai.
- On-premise hardware: rak server yang dipasang di data center perusahaan dengan node hardware/software terintegrasi.
Menariknya, perangkat Groq mendukung model populer seperti Meta LLaMA, Mistral, DeepSeek, Qwen, Google, hingga OpenAI, yang artinya developer tidak terikat ekosistem tertutup.
Klaim Groq, performa tetap terjaga bahkan lebih baik, namun dengan biaya yang lebih efisien.
Latar Belakang Pendiri yang Visioner
Groq didirikan oleh Jonathan Ross, mantan insinyur Google yang memimpin pengembangan TPU (Tensor Processing Unit). Chip khusus ini menjadi otak dari layanan AI di Google Cloud hingga sekarang.
Dengan pengalaman itu, Ross membawa pendekatan serupa ke Groq, tapi dengan fokus lebih tajam pada inference tahap “menjalankan” model AI dalam skala besar.
Ekosistem Developer yang Berkembang Pesat
Tidak hanya investor, Groq juga mulai mendapat kepercayaan luas dari komunitas developer. Perusahaan ini mengklaim bahwa lebih dari 2 juta developer kini menggunakan platform mereka, naik drastis dari hanya 356 ribu setahun lalu.
Lonjakan ini menunjukkan betapa besarnya minat terhadap solusi alternatif selain Nvidia.
Dampak Terhadap Nvidia dan Industri AI
Pertanyaan besarnya: apakah Groq benar-benar bisa menyaingi Nvidia? Jawabannya tidak sederhana. Nvidia masih memiliki keunggulan dari sisi ekosistem perangkat lunak (CUDA), skala produksi, dan penetrasi pasar.
Namun, ketergantungan industri pada satu pemasok membuat investor, pemerintah, hingga perusahaan teknologi besar mencari opsi lain.
Di tengah lonjakan harga GPU Nvidia yang sulit diakses oleh startup kecil hingga universitas, Groq bisa menjadi “angin segar” dengan menawarkan solusi lebih murah tanpa mengorbankan performa.
Jika penetrasi Groq semakin meluas, bukan tidak mungkin Nvidia akan merasakan tekanan nyata di segmen inference AI.
Prospek ke Depan
Pendanaan jumbo yang diraih Groq ini bukan sekadar angka. Ia mencerminkan pergeseran dinamika industri chip AI global. Dengan kompetisi yang semakin terbuka, pasar bisa menyaksikan percepatan inovasi, biaya komputasi yang lebih rendah, serta akses yang lebih demokratis terhadap teknologi AI.
Namun, persaingan ini juga akan menguji ketahanan Groq menghadapi tekanan dari Nvidia maupun raksasa cloud seperti Amazon, Microsoft, dan Google, yang terus mengembangkan chip buatan mereka sendiri.
Pendanaan terbaru Groq senilai $750 juta menandai momen penting dalam peta persaingan chip AI. Dengan valuasi $6,9 miliar, Groq kini bukan lagi sekadar startup ambisius, melainkan salah satu kandidat kuat penantang dominasi Nvidia.
Bagi para pelaku industri, pertanyaan kuncinya adalah: apakah Groq bisa mempertahankan momentumnya, ataukah ia hanya akan menjadi bagian dari siklus hype AI yang sementara?
Satu hal jelas era monopoli Nvidia di chip AI kini mulai digoyang.