Jun 30, 2025

GameStop Siap Masuki Dunia Bitcoin dengan Investasi Besar

Default Featured Image

GameStop Corporation (GME), peritel video game yang berubah menjadi saham memecoin, dilaporkan berencana untuk berinvestasi dalam Bitcoin setelah dewan direksi secara bulat menyetujui rencana akuisisi aset digital.

Menurut laporan CNBC pada 25 Maret, perusahaan mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan sebagian dari kas perusahaan atau penerbitan utang di masa depan untuk berinvestasi dalam Bitcoin dan stablecoin yang dipatok terhadap dolar AS.

Rencana ini semakin diperkuat oleh laporan pendapatan kuartal keempat GameStop yang dirilis pada hari yang sama, yang menunjukkan niat perusahaan untuk membeli Bitcoin dan stablecoin.

> “Kebijakan investasi perusahaan mengizinkan investasi dalam aset kripto tertentu, termasuk Bitcoin dan stablecoin yang didenominasikan dalam dolar AS,” demikian tertulis dalam laporan keuangan mereka.

!c9b972d5b3c6fba3a86e5e429206455f88/0195cf29c9b972d5b3c6fba3a86e5e429206455f88.webp”>0195cf29-c9b9-72d5-b3c6-fba3a86e5e42.webp

Michael Saylor (CEO Microstrategy) dan Ryan Cohen  (CEO GameStop)

Kini, lebih dari sebulan kemudian, GameStop tampaknya siap mengikuti jejak Strategy dengan menambahkan Bitcoin ke dalam neraca keuangannya.

Cadangan Kas yang Semakin Kuat

GameStop kini memiliki cadangan kas yang jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya, memberikan fleksibilitas lebih dalam strategi investasi mereka. Dengan lebih dari $4,77 miliar dalam kas per 1 Februari, perusahaan memiliki kapasitas yang cukup besar untuk mengalokasikan sebagian dana ke aset digital seperti Bitcoin.

Kenaikan signifikan dalam cadangan kas ini menunjukkan bagaimana GameStop telah berhasil mengubah strategi bisnisnya setelah menjadi saham memecoin yang populer di kalangan investor ritel.

Sementara itu, awal pekan ini, Saylor mengumumkan bahwa Strategy telah membeli tambahan 6.911 Bitcoin, sehingga total kepemilikannya mencapai 506.137 BTC. Perusahaan kini memiliki sekitar 2,4% dari total pasokan Bitcoin.

GameStop Siap Masuki Dunia Bitcoin dengan Investasi Besar
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan