Jun 30, 2025

GameStop Naik 12% Setelah Umumkan Investasi Bitcoin

Default Featured Image

GameStop mengalami lonjakan harga saham hampir 12% pada 26 Maret setelah mengumumkan rencana untuk membeli Bitcoin (BTC). Perusahaan berencana mendanai pembelian ini melalui pembiayaan utang. Setelah pasar tutup pada 26 Maret, GameStop mengumumkan penawaran obligasi konversi senilai $1,3 miliar.

Obligasi senior konversi utang yang nantinya dapat diubah menjadi ekuitas—akan digunakan untuk berbagai keperluan perusahaan, termasuk akuisisi Bitcoin, sesuai dengan pernyataan resmi perusahaan.

> “GameStop berencana menggunakan hasil bersih dari penawaran ini untuk berbagai kebutuhan perusahaan, termasuk akuisisi Bitcoin, sesuai dengan Kebijakan Investasi GameStop,” kata perusahaan tersebut.

Strategi Baru: Investasi dalam Aset Digital

Pada 25 Maret, GameStop mengungkapkan rencananya untuk menggunakan sebagian dana kas perusahaan atau utang di masa depan untuk membeli aset digital, termasuk Bitcoin dan stablecoin yang dipatok terhadap dolar AS. Per 1 Februari, cadangan kas GameStop mencapai $4,77 miliar, naik drastis dari $921,7 juta pada tahun sebelumnya.

Menurut Google Finance, saham GameStop ditutup di harga $28,36 di NYSE, mencatat kenaikan 11,65% dalam sehari.

Laporan Keuangan Terbaru

Laporan keuangan GameStop menunjukkan laba bersih sebesar $131,3 juta pada Q4 2024, naik dari $63,1 juta di Q4 tahun sebelumnya. Meskipun penjualan bersih turun sebesar $511 juta secara tahunan, perusahaan telah melakukan pemangkasan biaya secara agresif, termasuk menutup 590 toko di seluruh Amerika Serikat sepanjang 2024.

Fenomena Meme Stock dan Sejarah GameStop

GameStop sebelumnya menjadi pusat perhatian dalam fenomena “meme stock” pada 2021 ketika para investor ritel melakukan “short squeeze” yang mendorong harga sahamnya meroket. Beberapa hedge fund bahkan terpaksa tutup akibat kerugian besar yang mereka alami, menjadikan fenomena GameStop sebagai kisah “David vs. Goliath”.

Langkah GameStop ini mengikuti jejak Strategy, yang pertama kali menambahkan Bitcoin ke dalam kas perusahaannya pada Agustus 2020. Hingga Desember 2024, harga saham Strategy telah melonjak 3200% sejak menerapkan strategi kripto.

Metaplanet, perusahaan asal Jepang yang berencana membeli 21.000 BTC pada 2026, mengalami lonjakan harga saham hingga 4800% sejak mengumumkan rencana tersebut. Dalam materi promosinya, Metaplanet menyatakan berhasil menarik banyak investor baru, dengan kapitalisasi pasarnya naik hingga 6300%.

Semler Scientific juga mengalami lonjakan harga saham setelah mengumumkan rencana pembelian Bitcoin. Menurut CoinGecko, setidaknya ada 32 perusahaan publik yang saat ini menyimpan BTC dalam neraca keuangannya.

GameStop Naik 12% Setelah Umumkan Investasi Bitcoin
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan