Jun 30, 2025

ETF Kripto Masih Tertahan, SEC Perpanjang Ketidakpastian Regulasi

Default Featured Image

Otoritas pasar modal Amerika Serikat, Securities and Exchange Commission (SEC), kembali menunda keputusan atas sejumlah proposal exchangetraded fund (ETF) berbasis kripto, termasuk yang diajukan oleh raksasa industri seperti Grayscale dan BlackRock. 

Penundaan ini memperpanjang ketidakpastian regulasi dan semakin menguatkan prediksi bahwa lampu hijau untuk ETF kripto tidak akan datang sebelum kuartal akhir 2025.

Dalam pengumuman resmi yang dirilis pada 13 Mei, SEC memutuskan untuk menangguhkan keputusan terhadap ETF spot Solana (SOL) dan Litecoin (LTC) yang diajukan oleh Grayscale. 

Tenggat keputusan baru untuk masing-masing proposal ditetapkan pada 11 Agustus dan 10 Oktober 2025. Sementara itu, permintaan teknis dari BlackRock untuk memperbolehkan mekanisme redemption “inkind” atas ETF spot Bitcoin yang telah disetujui belum memiliki tenggat baru.

DOGE Masuk Meja Evaluasi, Tapi Tanpa Kepastian Jadwal

Di saat bersamaan, SEC juga secara resmi mengakui proposal ETF spot Dogecoin (DOGE) dari 21Shares. Ini menandai dimulainya periode evaluasi formal sesuai jadwal hukum yang berlaku. 

Namun, tanpa adanya kepastian waktu keputusan, market hanya bisa menebak-nebak ke mana arah angin regulasi akan berembus.

Analis ETF dari Bloomberg, James Seyffart dan Eric Balchunas, menyebut siklus penundaan ini sebagai hal rutin yang sudah diprediksi. 

Menurut mereka, mayoritas keputusan final baru akan terjadi paling cepat pada Oktober, jika tidak mundur lebih jauh. 

Balchunas menambahkan bahwa keputusan signifikan kemungkinan besar baru akan muncul setelah Ketua SEC yang baru, Paul Atkins, menyelesaikan pertemuan internal dan menyusun strategi regulasi bersama timnya.

Regulasi Masih Berkutat di Jalur Formal

Seluruh proses pengajuan ETF di bawah SEC mengikuti prosedur hukum ketat yang mencakup tinjauan selama 45, 90, 180 hingga 240 hari. Dengan memanfaatkan seluruh tenggat yang tersedia, SEC telah berkali-kali menunda keputusan tanpa memberikan sinyal yang jelas mengenai arah kebijakan.

Kondisi ini membuat para pengaju ETF dan investor institusi menunggu dalam ketidakpastian. Tidak satu pun dari lebih dari 70 proposal ETF kripto yang kini berada di meja SEC akan mencapai tenggat akhir sebelum kuartal ketiga 2025.

Meski demikian, market tetap menaruh harapan bahwa fase baru regulasi akan membuka peluang lebih luas bagi instrumen investasi berbasis aset digital di masa depan.

ETF Kripto Masih Tertahan, SEC Perpanjang Ketidakpastian Regulasi
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan