Jun 27, 2024

ETF Bitcoin Mencatatkan Inflow Bersih $31M Setelah Tren Outflow 7 Hari

Setelah seminggu mengalami penurunan dana investasi, akhirnya pada Selasa, 25 Juni 2024, produk keuangan baru berupa exchange-traded fund (ETF) Bitcoin di Amerika Serikat (AS) berhasil menarik investasi baru sebesar $31 juta (sekitar Rp463 miliar). Informasi ini didapat dari data SoSoValue.

Tren positif ini muncul setelah sebelumnya terjadi penarikan dana dalam jumlah besar selama sepekan. Hal tersebut sempat membuat khawatir mengenai kelangsungan jangka pendek produk keuangan yang baru diluncurkan ini.

Perusahaan Fidelity dan Bitwise memimpin tren masuknya dana baru. Produk FBTC dari Fidelity tercatat paling diminati dengan investasi masuk $49 juta (sekitar Rp734 miliar). Ini menunjukkan minat kuat dari institusi untuk mendapatkan eksposur ke Bitcoin melalui produk yang diatur.  Disusul oleh BITB dari Bitwise yang menarik investasi sebesar $15 juta (sekitar Rp226 miliar). Partisipasi pemain lama di industri semakin terlihat. Produk HODL dari VanEck turut menarik investasi sebesar $4 juta (sekitar Rp60 miliar).

Namun, tidak semua produk mengalami tren positif. Produk GBTC dari Grayscale yang sudah lama ada justru masih mengalami penarikan dana, kali ini sebesar $30.3 juta (sekitar Rp454 miliar). Produk ARKB dari Ark Invest dan 21Shares juga mengalami penarikan dana sebesar $6 juta (sekitar Rp89 miliar), menunjukkan sikap hati-hati dari sebagian investor.

Sementara itu, produk IBIT dari BlackRock, yang saat ini menjadi ETF Bitcoin terbesar berdasarkan nilai aset, pada hari Selasa tidak mengalami perubahan. Meskipun memiliki volume perdagangan harian sebesar $1.1 miliar (sekitar Rp1.6 triliun), produk ini tidak mengalami penambahan atau penarikan dana bersih. Kondisi serupa juga terjadi pada produk dari Invesco, Galaxy Digital, Valkyrie, dan Franklin Templeton.

Meskipun kinerjanya beragam, prospek keseluruhan untuk ETF Bitcoin tetap positif. Hingga Selasa, 25 Juni, total investasi bersih yang masuk ke 11 produk ini sejak peluncurannya di Januari mencapai $14.42 miliar (sekitar Rp216 triliun). Angka ini menunjukkan minat investor yang besar terhadap produk Bitcoin yang diatur.

Di satu sisi, perhatian investor kini juga mulai beralih ke produk ETF untuk Ethereum. Pada bulan Mei, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) memberikan persetujuan awal yang hati-hati, mendorong penerbit ETF di AS untuk segera menyelesaikan produk mereka.  Minggu lalu, pengajuan pendaftaran S-1 yang telah diubah pun diajukan. Para ahli di industri seperti Eric Balchunas, analis senior ETF Bloomberg, memperkirakan peluncuran produk ini bisa terjadi secepatnya minggu depan.

Matt Hougan, Chief Information Officer di Bitwise, memperkirakan sambutan yang fenomenal untuk ETF Ethereum. Ia memperkirakan potensi investasi bersih sebesar $15 miliar (sekitar Rp225 triliun) dalam 18 bulan pertama setelah peluncurannya di AS. Ini menunjukkan minat investor yang kuat terhadap Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua di dunia.

Masuknya dana baru ke ETF Bitcoin meski tergolong moderat, namun mengisyaratkan potensi pulihnya kepercayaan investor.  Namun, tantangan sebenarnya mungkin datang dari peluncuran ETF Ethereum. Analis memperkirakan pertumbuhan yang signifikan, menunjukkan bahwa beberapa minggu mendatang bisa menjadi krusial bagi perkembangan pasar ETF cryptocurrency di AS.

 

ETF Bitcoin Mencatatkan Inflow Bersih $31M Setelah Tren Outflow 7 Hari
by Mohammad Alparidzy

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan