Setelah seminggu mengalami penurunan dana investasi, akhirnya pada Selasa, 25 Juni 2024, produk keuangan baru berupa exchange-traded fund (ETF) Bitcoin di Amerika Serikat (AS) berhasil menarik investasi baru sebesar $31 juta (sekitar Rp463 miliar). Informasi ini didapat dari data SoSoValue.
Tren positif ini muncul setelah sebelumnya terjadi penarikan dana dalam jumlah besar selama sepekan. Hal tersebut sempat membuat khawatir mengenai kelangsungan jangka pendek produk keuangan yang baru diluncurkan ini.
Perusahaan Fidelity dan Bitwise memimpin tren masuknya dana baru. Produk FBTC dari Fidelity tercatat paling diminati dengan investasi masuk $49 juta (sekitar Rp734 miliar). Ini menunjukkan minat kuat dari institusi untuk mendapatkan eksposur ke Bitcoin melalui produk yang diatur. Disusul oleh BITB dari Bitwise yang menarik investasi sebesar $15 juta (sekitar Rp226 miliar). Partisipasi pemain lama di industri semakin terlihat. Produk HODL dari VanEck turut menarik investasi sebesar $4 juta (sekitar Rp60 miliar).
Namun, tidak semua produk mengalami tren positif. Produk GBTC dari Grayscale yang sudah lama ada justru masih mengalami penarikan dana, kali ini sebesar $30.3 juta (sekitar Rp454 miliar). Produk ARKB dari Ark Invest dan 21Shares juga mengalami penarikan dana sebesar $6 juta (sekitar Rp89 miliar), menunjukkan sikap hati-hati dari sebagian investor.
Sementara itu, produk IBIT dari BlackRock, yang saat ini menjadi ETF Bitcoin terbesar berdasarkan nilai aset, pada hari Selasa tidak mengalami perubahan. Meskipun memiliki volume perdagangan harian sebesar $1.1 miliar (sekitar Rp1.6 triliun), produk ini tidak mengalami penambahan atau penarikan dana bersih. Kondisi serupa juga terjadi pada produk dari Invesco, Galaxy Digital, Valkyrie, dan Franklin Templeton.
Meskipun kinerjanya beragam, prospek keseluruhan untuk ETF Bitcoin tetap positif. Hingga Selasa, 25 Juni, total investasi bersih yang masuk ke 11 produk ini sejak peluncurannya di Januari mencapai $14.42 miliar (sekitar Rp216 triliun). Angka ini menunjukkan minat investor yang besar terhadap produk Bitcoin yang diatur.
Di satu sisi, perhatian investor kini juga mulai beralih ke produk ETF untuk Ethereum. Pada bulan Mei, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) memberikan persetujuan awal yang hati-hati, mendorong penerbit ETF di AS untuk segera menyelesaikan produk mereka. Minggu lalu, pengajuan pendaftaran S-1 yang telah diubah pun diajukan. Para ahli di industri seperti Eric Balchunas, analis senior ETF Bloomberg, memperkirakan peluncuran produk ini bisa terjadi secepatnya minggu depan.
Matt Hougan, Chief Information Officer di Bitwise, memperkirakan sambutan yang fenomenal untuk ETF Ethereum. Ia memperkirakan potensi investasi bersih sebesar $15 miliar (sekitar Rp225 triliun) dalam 18 bulan pertama setelah peluncurannya di AS. Ini menunjukkan minat investor yang kuat terhadap Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua di dunia.
Masuknya dana baru ke ETF Bitcoin meski tergolong moderat, namun mengisyaratkan potensi pulihnya kepercayaan investor. Namun, tantangan sebenarnya mungkin datang dari peluncuran ETF Ethereum. Analis memperkirakan pertumbuhan yang signifikan, menunjukkan bahwa beberapa minggu mendatang bisa menjadi krusial bagi perkembangan pasar ETF cryptocurrency di AS.
0 comments