Jun 30, 2025

Emas Melemah Seiring Meredanya Ketegangan Dagang AS-China

Default Featured Image

Emas turun hampir 1% pada hari Selasa seiring meredanya ketegangan dagang antara AS dan China, yang mengurangi permintaan aset safe haven, sementara para investor bersiap menghadapi rilis data ekonomi penting minggu ini untuk melihat arah kebijakan Federal Reserve.

Harga emas spot turun 0,8% menjadi $3.315,84 per ons pada pukul 14:22 waktu setempat (18:22 GMT). Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup turun 0,4% pada $3.333,60.

Optimisme Pasar Terhadap Perdagangan AS-China

“Ada optimisme bahwa akan ada pelonggaran dalam perang dagang antara AS dan China,” ujar David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Pemerintahan Presiden Donald Trump berencana mengurangi dampak tarif otomotif dengan menurunkan pajak untuk suku cadang asing yang digunakan dalam mobil buatan AS, serta memastikan mobil impor tidak dikenakan tarif ganda, kata para pejabat.

Aksi Jual Emas Setelah Rekor Tertinggi

Meredanya ketegangan perdagangan memicu aksi jual pada emas yang biasanya diburu sebagai aset safe haven saat terjadi ketidakpastian global. Padahal, pekan lalu emas sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di $3.500,05 per ons.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa beberapa mitra dagang utama telah mengajukan proposal “sangat baik” untuk menghindari tarif dari AS. Ia juga menyebut langkah China untuk membebaskan beberapa produk AS dari tarif balasan sebagai sinyal positif.

Investor Pantau Data Ekonomi AS

Kini perhatian investor tertuju pada sejumlah data ekonomi penting AS pekan ini, termasuk indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada hari Rabu dan laporan ketenagakerjaan bulanan (non-farm payrolls) pada hari Jumat.

“Melihat level penting dalam jangka pendek, $3.500 kemungkinan akan menjadi titik di mana banyak pelaku pasar mulai melakukan aksi jual, yang merupakan hal wajar dalam dinamika pasar,” kata Michael Matousek, kepala trader di U.S. Global Investors.

“Untuk akhir kuartal ini, kita mungkin melihat emas berada di level $3.590. Sedangkan untuk akhir tahun, saya memperkirakan harganya bisa mencapai $3.800 per ons.”

Harga Logam Mulia Lain Juga Melemah

Harga perak spot turun 0,4% menjadi $33,02 per ons, platinum melemah sekitar 1% ke $976,50, dan paladium turun 1,3% ke $936,41 per ons.

Emas Melemah Seiring Meredanya Ketegangan Dagang AS-China
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan