Jun 29, 2025

El Salvador Revisi Undang-Undang Bitcoin, Tetap Tambah Cadangan BTC

Default Featured Image

Kongres El Salvador dilaporkan dengan cepat menyetujui undang-undang baru untuk mengubah regulasi Bitcoin agar sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dengan Dana Moneter Internasional (IMF) terkait eksposur negara terhadap aset kripto.

Menurut laporan Reuters pada 29 Januari, RUU tersebut disahkan hanya beberapa menit setelah Presiden Nayib Bukele mengirimkannya ke Majelis Legislatif.

Kesepakatan Pinjaman $1,4 Miliar dengan IMF

Pada Desember lalu, El Salvador mencapai kesepakatan pinjaman senilai $1,4 miliar dengan IMF. Sebagai bagian dari perjanjian itu, IMF meminta pemerintah Bukele untuk mengurangi keterlibatannya dalam Bitcoin serta menjadikannya sebagai opsi sukarela bagi sektor swasta.

Revisi undang-undang ini disetujui dengan 55 suara mendukung dan hanya dua yang menolak. Sebelumnya, bisnis di El Salvador diwajibkan menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran.

Elisa Rosales, anggota parlemen dari partai yang berkuasa, mengatakan bahwa amandemen ini diperlukan untuk menjamin “keberlanjutan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah” sekaligus mempermudah “implementasi praktisnya.”

El Salvador Terus Tambah Kepemilikan Bitcoin

Sementara itu, El Salvador terus menambah kepemilikan Bitcoinnya dengan membeli tambahan 12 BTC untuk cadangan strategis negara.

Bulan lalu, juru bicara Kantor Bitcoin El Salvador mengatakan kepada Cointelegraph bahwa negara tersebut akan terus membeli Bitcoin dan berencana untuk meningkatkan pembelian pada 2025.

“Kami tidak hanya berhasil melakukan rebranding terbesar dalam sejarah, tetapi kini kami juga menjadi studi kasus nyata untuk strategi negara yang sukses,” kata juru bicara tersebut.

Saat ini, El Salvador memiliki 6.049 BTC senilai sekitar $633 juta, menurut data resmi Kantor Bitcoin. Portofolio tersebut telah menghasilkan keuntungan 127% dengan harga rata-rata pembelian $46.000 per Bitcoin.

Di sisi lain, mantan senator AS Bob Menendez, yang dulu menentang adopsi Bitcoin di El Salvador, dijatuhi hukuman 11 tahun penjara pada 29 Januari karena menerima suap dalam bentuk emas dan uang tunai, menurut laporan Associated Press.

Berdasarkan laporan itu, agen FBI yang menggeledah rumahnya menemukan uang tunai senilai $480.000 serta emas batangan senilai sekitar $150.000.

El Salvador Revisi Undang-Undang Bitcoin, Tetap Tambah Cadangan BTC
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan