Jun 29, 2025

El Salvador Borong 12 Bitcoin! Tak Gentar Meski Terikat Kesepakatan IMF

Default Featured Image

El Salvador kembali menunjukkan komitmennya terhadap Bitcoin (BTC) dengan menambah 12 BTC ke dalam Strategic Bitcoin Reserve negara. Penambahan ini dilakukan meski pemerintah baru-baru ini mencapai kesepakatan dengan International Monetary Fund (IMF) senilai $1,4 miliar, yang mewajibkan pengurangan keterlibatan negara dalam kebijakan kripto.

Menurut unggahan dari National Bitcoin Office pada 19 Januari, negara tersebut membeli 11 BTC senilai lebih dari $1 juta, diikuti dengan tambahan 1 BTC pada 20 Januari, dengan harga $106.000 per keping.

Saat ini, total kepemilikan Bitcoin El Salvador mencapai 6.044 BTC, yang bernilai sekitar $610 juta, dengan harga Bitcoin yang sempat menyentuh rekor tertinggi di $109.000 beberapa jam sebelum pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS ke-47.

!BTC meskipun menghadapi berbagai tantangan. Berdasarkan data terbaru, keuntungan yang telah dikantongi negara dari investasi Bitcoin mencapai $179 juta per 20 Januari.

Namun, survei terbaru menunjukkan bahwa meskipun pemerintah mendorong adopsi BTC, sebagian besar masyarakat masih enggan menggunakannya dalam aktivitas ekonomi sehari-hari. 92% warga Salvador dilaporkan tidak menggunakan Bitcoin dalam transaksi, meningkat dari angka 88% pada tahun sebelumnya.

### Negara Lain Mulai Mengikuti Jejak El Salvador

El Salvador bukan satu-satunya negara yang melihat potensi besar dalam Bitcoin. Bhutan, sebuah negara di Asia Selatan, dilaporkan telah melakukan penambangan Bitcoin secara diam-diam selama bertahun-tahun.

Pada September 2024, firma analis blockchain Arkham Intelligence mengungkap bahwa Bhutan memiliki aset digital senilai $780 juta, sebagian besar dalam bentuk Bitcoin yang ditambang menggunakan sumber energi terbarukan di negara tersebut.

El Salvador Borong 12 Bitcoin! Tak Gentar Meski Terikat Kesepakatan IMF
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan