Indeks saham global bergerak positif pada Selasa (9/9), ditopang ekspektasi kuat bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga dalam pertemuan pekan depan.
Sentimen dovish ini menutupi ketidakpastian politik di Eropa, khususnya setelah runtuhnya pemerintahan Prancis di bawah PM François Bayrou.
Sementara itu, Jepang dan Asia turut mencatat reli, emas kembali mencetak rekor, dan harga minyak menguat setelah OPEC+ mengejutkan pasar dengan kebijakan produksi yang lebih ketat dari perkiraan.
Eropa Tahan Guncangan Politik
- STOXX 600 Eropa: naik 0,1% meski situasi politik Prancis memanas.
- Saham blue chip Prancis: juga naik tipis 0,1%.
- Obligasi Prancis: imbal hasil 10 tahun naik tipis ke 3,489%, sejalan dengan tren pasar obligasi global.
Presiden Emmanuel Macron kini mencari perdana menteri kelima dalam dua tahun, setelah Bayrou kalah telak dalam voting parlemen terkait kebijakan pengetatan anggaran.
Namun, Macron menolak opsi pemilu kilat yang diinginkan oposisi sayap kanan. Menurut Michael Brown, analis Pepperstone, pasar relatif tenang karena risiko pemilu dini dianggap rendah, meski arah fiskal Prancis tetap berbahaya.
Fokus ke The Fed: Rate Cut Hampir Pasti
Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menjadi motor utama reli saham global.
- Pasar kini menilai peluang 25 basis poin cut bulan ini sudah “priced in”.
- Probabilitas pemangkasan 50 bps naik ke 11%, dari 0% pekan lalu (CME FedWatch).
- Pemicu utama: laporan tenaga kerja AS yang lemah + kemungkinan revisi turun 500–750 ribu pekerjaan dalam data payrolls setahun terakhir.
Indeks berjangka AS juga positif:
- S&P 500 futures: +0,1%.
- Nasdaq futures: +0,2%, berpotensi cetak rekor baru.
Asia: Nikkei Cetak Rekor, Yen Menguat
Di Asia, pasar turut menguat dengan beberapa katalis kunci:
- Nikkei Jepang: tembus 44.000 untuk pertama kali, didorong pelemahan yen dan mundurnya PM Shigeru Ishiba yang dikenal hawkish soal fiskal.
- Yen: menguat 0,4% ke 146,90 per dolar.
- Tarif AS atas barang Jepang (termasuk mobil) akan diturunkan sebelum 16 September, menurut pejabat negosiator Ryosei Akazawa.
Komoditas: Emas Pecah Rekor, Minyak Menguat
Pasar komoditas mencerminkan tren risk-on bercampur lindung nilai:
- Emas spot: sentuh rekor baru di US$3.659/oz, terbantu ekspektasi pemangkasan suku bunga yang menekan dolar.
- Minyak Brent: naik 1,1% ke US$66,23/barel setelah OPEC+ memutuskan menaikkan produksi lebih sedikit dari perkiraan analis.
Sentimen Global: Politik vs Likuiditas
Selain Prancis, pasar juga menghadapi ketidakpastian di negara lain:
- Jepang: pergantian PM setelah Ishiba mundur.
- Argentina: kekalahan telak partai Presiden Javier Milei di pemilu lokal.
- Indonesia: menteri keuangan diganti mendadak.
Namun, pelemahan dolar menahan volatilitas di pasar mata uang, sementara obligasi AS tetap relatif stabil dengan yield 10 tahun di 4,07%.
Pasar global saat ini berada dalam fase paradoks: di satu sisi dihantui ketidakpastian politik di Eropa, Jepang, dan Amerika Latin, namun di sisi lain didukung ekspektasi kuat bahwa The Fed siap melonggarkan kebijakan moneter.
Pertanyaannya, apakah reli saham, emas, dan aset risiko lain akan berlanjut jika The Fed hanya memangkas 25 bps, atau pasar justru akan kecewa karena berharap lebih agresif?
Investor kini menunggu data inflasi AS minggu ini sebagai penentu arah akhir sebelum keputusan Fed.