Jun 30, 2025

David Bailey Luncurkan Nakamoto, Perusahaan Bitcoin Baru Bernilai $300 Juta

Default Featured Image

Dalam langkah yang semakin menegaskan pergeseran politik dan finansial Amerika terhadap Bitcoin, David Bailey CEO BTC Inc. dan penasihat digital asset Donald Trump resmi mengumpulkan dana sebesar $300 juta untuk membentuk perusahaan investasi Bitcoin baru bernama Nakamoto.

Dengan ambisi menjadi perusahaan publik dalam waktu dekat, entitas ini bukan sekadar kendaraan investasi; ia adalah sinyal keras bahwa Bitcoin kini tak lagi berada di pinggiran sistem keuangan, melainkan tengah melaju ke jantungnya.

Antara Politik, Bitcoin, dan Kapitalisasi

David Bailey bukan nama baru dalam ruang kripto. Melalui BTC Inc. dan perannya sebagai figur sentral di balik Bitcoin Conference salah satu event terbesar di industri ini Bailey telah menjadi magnet yang menghubungkan politik konservatif dengan teknologi desentralisasi.

Kini, dengan peluncuran Nakamoto, ia membawa kripto langsung ke panggung kebijakan ekonomi masa depan Amerika Serikat.

Menariknya, inisiatif ini muncul beriringan dengan pergeseran sikap Partai Republik terhadap aset digital. Setelah lama dianggap “liar dan berisiko,” Bitcoin kini dilirik sebagai alat strategis dalam perang ideologis dan ekonomi.

Trump, yang sebelumnya dikenal skeptis terhadap kripto, kini punya penasihat utama yang membawakan narasi baru: Bitcoin bukan musuh dolar ia adalah alat kebebasan finansial.

Nakamoto Model MicroStrategy Baru?

Dengan dana $300 juta yang terdiri dari $200 juta ekuitas dan $100 juta utang konversi, Nakamoto membidik format seperti yang diterapkan MicroStrategy di bawah Michael Saylor yakni menjadi perusahaan publik yang menyimpan dan mengakumulasi Bitcoin sebagai aset cadangan utama.

Namun, pendekatan Nakamoto tampak lebih agresif dan internasional. Alih-alih hanya menyimpan BTC, perusahaan ini berencana mengakuisisi bisnis global termasuk di Brasil, Thailand, dan Afrika Selatan sembari menjadikan Bitcoin bagian dari struktur modalnya.

Artinya, BTC tidak hanya diperlakukan sebagai aset, tetapi juga sebagai alat ekspansi global.

Dalam struktur dewan penasehatnya, Nakamoto disebut-sebut telah menggaet nama-nama besar dari sektor keuangan dan kripto. Meski belum diumumkan secara resmi, sumber CNBC menyebut peluncuran publik akan dilakukan lewat reverse merger dengan perusahaan yang sudah terdaftar di Nasdaq mirip langkah yang diambil Strive Asset Management awal Mei ini.

Arus Baru: Dari Jack Mallers ke Vivek Ramaswamy

Langkah Bailey sejatinya bagian dari arus yang lebih besar. Dalam beberapa minggu terakhir, pasar kripto disuguhi parade pengumuman yang menunjukkan kebangkitan institusionalisasi Bitcoin.

Twenty One Capital, di bawah Jack Mallers (pendiri Strike), mengumumkan ambisi menjadi “kendaraan superior” bagi eksposur Bitcoin, didukung oleh raksasa seperti Tether, SoftBank, dan Cantor Fitzgerald.

Tak kalah menarik, Strive Asset Management dipimpin oleh mantan kandidat presiden Vivek Ramaswamy juga mengumumkan transformasi menjadi perusahaan treasury Bitcoin, dengan rencana menerbitkan obligasi dan saham senilai $1 miliar untuk membeli BTC secara besar-besaran.

“Laju perusahaan BTC baru yang diluncurkan semakin cepat,” tulis influencer kripto TylerD di X (dulu Twitter).

Mengapa Ini Penting?

Langkah Bailey dan para tokoh lainnya menandai fase baru dalam ekosistem Bitcoin: bukan lagi soal volatilitas atau hype spekulatif, melainkan tentang strategi kapitalisasi jangka panjang. Model perusahaan publik yang menyimpan BTC secara strategis menjadikan aset digital ini sebagai bagian dari sistem finansial formal, lengkap dengan pengawasan, akuntabilitas, dan ekspektasi pertumbuhan.

Di sisi lain, transformasi ini membawa tantangan baru. Bagaimana regulasi akan beradaptasi? Apakah SEC akan memperketat aturan? Bagaimana dengan reaksi investor institusi yang selama ini menunggu “jaminan kepastian”?

Nakamoto Bukan Hanya Nama

Nama “Nakamoto” tak dipilih secara kebetulan. Ia adalah penghormatan pada Satoshi Nakamoto, sosok anonim yang menciptakan Bitcoin. Tapi lebih dari sekadar simbol, ini adalah deklarasi: bahwa Bitcoin tak lagi jadi proyek pinggiran, melainkan poros dari proyek besar kapitalisme digital berikutnya dan mungkin, kebijakan fiskal konservatif era Trump selanjutnya.

David Bailey Luncurkan Nakamoto, Perusahaan Bitcoin Baru Bernilai $300 Juta
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan