Chainlink diproyeksikan memiliki peluang besar untuk melanjutkan reli agresif setelah mencatat lonjakan harga 44% hanya dalam sepekan terakhir. Optimisme pasar terhadap aset ini semakin menguat seiring munculnya sinyal teknikal positif di tengah kenaikan harga yang konsisten.
Trader kripto ternama Johnny, dengan lebih dari 860.000 pengikut di X, menyebut LINK “siap untuk putaran kedua” setelah harga menyentuh $24,60 pekan ini. Menurutnya, formasi pasar saat ini mengindikasikan tren bullish yang berpotensi membawa harga lebih tinggi lagi.
Data dari Santiment menunjukkan tingkat optimisme terhadap Chainlink saat ini merupakan yang tertinggi sejak 1 Februari lalu. Dalam 30 hari terakhir, harga LINK telah melonjak 54% dan berada di kisaran $24. Berdasarkan data CoinGlass, kenaikan tambahan sebesar 6,2% menuju $25,50 dapat memicu likuidasi posisi short senilai sekitar $61 juta. Meski begitu, harga LINK masih tertinggal 55% dari rekor tertinggi Mei 2021 di $52,88.
Chainlink juga termasuk dalam jajaran kripto kapitalisasi besar seperti Stellar (XLM), Hedera (HBAR), dan Litecoin (LTC) yang hingga kini belum berhasil kembali ke puncak harga tahun 2021. Beberapa analis berpendapat bahwa banyak trader masih menunggu aset populer dari periode tersebut kembali ke level tertinggi sebelumnya untuk menjual di titik impas.
Namun, ada pula pandangan yang jauh lebih optimistis. Trader Miles Deutscher menilai LINK mungkin menjadi aset large-cap paling potensial di siklus ini, meski banyak investor kemungkinan akan melewatkan peluang tersebut. Ia menekankan bahwa Chainlink berpotensi menjadi “pemenang” dari tren institusionalisasi kripto serta ledakan pertumbuhan stablecoin, tokenisasi, dan aset dunia nyata (RWA).
Dari sisi fundamental, perkembangan terbaru semakin memperkuat posisi Chainlink. Pada awal pekan ini, proyek tersebut menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan Fortune 500 asal Amerika Serikat, Intercontinental Exchange (ICE), untuk membawa data valuta asing dan logam mulia langsung ke blockchain. Sebelumnya, salah satu pendiri Chainlink, Sergey Nazarov, menyatakan bahwa tokenisasi aset akan mempercepat pergerakan modal di pasar tradisional, sekaligus meningkatkan perputaran modal di berbagai kelas aset seperti obligasi pemerintah, saham, kredit swasta, utang komersial, hingga properti.
Pengamat kripto Rick Barber juga menambahkan bahwa sorotan komunitas terhadap LINK kini terfokus pada potensi adanya setoran dan pembaruan penting di Reserve yang baru dibentuk, yang dapat menjadi katalis tambahan bagi reli harga berikutnya.