Jun 30, 2025

BNB Chain Gaspol! Proyek Siap Tanding Didorong Listing di CEX Besar

Default Featured Image

BNB Chain, salah satu ekosistem blockchain terbesar yang berafiliasi dengan Binance, sedang bersiap memompa likuiditas besar-besaran ke dalam proyek-proyek asli jaringannya.

Melalui program insentif senilai $100 juta, BNB Chain menegaskan niatnya untuk meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan proyek-proyeknya di bursa kripto terpusat (CEX) papan atas.

Namun langkah ini bukan sekadar program bantuan modal ini adalah strategi geopolitik dalam dunia blockchain, sebuah pernyataan bahwa BNB Chain tidak akan puas hanya berada di peringkat keempat dalam Total Value Locked (TVL).

Dan mereka melakukannya dengan satu mata mengarah ke Ethereum dan Solana, dua rival terkuatnya di dunia kontrak pintar.

Hanya untuk yang Siap Tanding Besar

Program ini bukan untuk semua proyek. Hanya proyek dengan kapitalisasi pasar minimal $5 juta dan volume perdagangan harian setidaknya $1 juta yang berhak ikut serta. Dengan kata lain, BNB Chain sedang mencari proyek-proyek siap tempur yang sudah menunjukkan daya tarik pasar.

Program ini akan berjalan selama tiga bulan pertama sebagai uji coba, dan akan dilaksanakan berdasarkan “first come, first served” siapa cepat dia dapat. Dana insentif sebesar $100 juta ini mayoritas akan diberikan dalam bentuk token BNB, sebagai modal likuiditas permanen atau tidak dapat ditarik.

BNB Chain juga menyebutkan bahwa untuk proyek-proyek yang berhasil listing di bursa besar seperti Binance atau Coinbase, akan tersedia insentif hingga $500.000 dalam bentuk likuiditas permanen.

Ini adalah strategi jitu: mendorong CEX untuk mengangkat proyek-proyek dari ekosistem mereka sendiri, sekaligus memperluas eksposur publik dan kepercayaan investor.

Memperkuat Ekosistem, Melawan Dominasi Ethereum dan Solana

Menurut data dari DefiLlama, TVL BNB Chain saat ini berada di angka $5,4 miliar, tertinggal jauh dari Ethereum ($46 miliar) dan Solana ($7 miliar). Ketertinggalan ini bukan hanya soal angka tetapi soal dominasi naratif. Ethereum dikenal sebagai rumah DeFi dan NFT, sementara Solana mulai mencuri perhatian lewat skalabilitas tinggi dan biaya transaksi murah.

BNB Chain, di sisi lain, masih dianggap lebih “tergantung” pada Binance sebagai bursa sentral. Maka, langkah ini bisa dibaca sebagai upaya mendongkrak kemandirian proyek dan memperkuat likuiditas organik di luar pengaruh Binance.

Program serupa pernah dijalankan BNB Chain, tetapi dalam skala yang jauh lebih kecil masing-masing hanya $4,4 juta di Februari dan Maret 2025 untuk proyek meme dan proyek kecil lainnya.

Kini, angka $100 juta menunjukkan bahwa ini bukan lagi eksperimen: ini adalah investasi strategis.

Kontroversi di Balik Bayang-Bayang Binance

Meski fokus utama program ini adalah pembangunan ekosistem, tak bisa dipungkiri bahwa asosiasi erat BNB Chain dengan Binance turut membawa bagasi kontroversi.

Binance sendiri masih dalam bayang-bayang skandal hukum. Setelah membayar denda $4,3 miliar atas pelanggaran Undang-Undang Kerahasiaan Bank AS (Bank Secrecy Act), mantan CEO-nya, Changpeng Zhao (CZ), mengaku bersalah atas satu pelanggaran terkait program anti pencucian uang Binance.

Rumor juga berkembang bahwa pihak terkait Donald Trump pernah menjajaki akuisisi Binance.US sesuatu yang langsung dibantah oleh CZ, termasuk spekulasi soal barter hukum dan politik.

Walaupun ini tak langsung memengaruhi program likuiditas, narasi seputar regulasi dan kepemilikan Binance tetap menjadi latar belakang yang sulit diabaikan.

Langkah Agresif dengan Tujuan Jelas

Peluncuran program likuiditas $100 juta ini menunjukkan bahwa BNB Chain sedang memainkan permainan jangka panjang. Dengan menetapkan standar partisipasi tinggi dan memberi insentif pada level bursa besar, mereka ingin menciptakan efek domino: semakin banyak proyek lokal yang mendapat tempat di CEX, semakin kuat ekosistem BNB secara keseluruhan.

Langkah ini tidak hanya penting bagi proyek-proyek dalam ekosistem BNB, tetapi juga menjadi sinyal bagi para investor dan pelaku pasar kripto: likuiditas adalah senjata, dan BNB Chain baru saja mengisi magazinnya penuh.

BNB Chain Gaspol! Proyek Siap Tanding Didorong Listing di CEX Besar
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan