Jun 30, 2025

Blocksquare dan Vera Capital Tokenisasi Properti AS Senilai $1 Miliar

Default Featured Image

Bayangkan kamu bisa memiliki sebagian properti komersial di AS tanpa pernah menginjakkan kaki di sana. Bukan lewat reksa dana atau REIT, melainkan melalui teknologi blockchain. Inilah dunia baru investasi yang tengah dibuka oleh kemitraan strategis antara Blocksquare dan Vera Capital, dua pemain yang kini memimpin revolusi tokenisasi properti global.

Dalam pengumuman yang menggebrak komunitas keuangan digital, keduanya menyatakan akan melakukan tokenisasi terhadap properti senilai $1 miliar di Amerika Serikat, menjadikannya dapat dimiliki secara fraksional oleh investor dari seluruh dunia.

Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi blockchain dalam dunia keuangan tradisional (TradFi), tapi juga menandai momen penting dalam transformasi investasi real-world assets (RWA).

Tokenisasi Properti Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Melalui infrastruktur milik Blocksquare dan platform Oceanpoint mereka, Vera Capital akan mengubah aset properti menjadi token digital berbasis blockchain. Aset perdana dalam proyek ini adalah sebuah properti senilai $5,4 juta di Fort Lauderdale, yang menawarkan imbal hasil tahunan sebesar 5% angka yang cukup menarik di tengah kondisi suku bunga tinggi seperti saat ini.

Investor nantinya bisa memiliki “sepotong” properti ini dalam bentuk token, tanpa harus mengelola fisik bangunan ataupun melalui proses pembelian konvensional yang memakan waktu dan biaya tinggi.

Proyek ini juga membuka peluang partisipasi global, termasuk dari negara-negara berkembang yang sebelumnya tak punya akses ke pasar properti kelas dunia.

RWA Tren Panas di Dunia Kripto

Tokenisasi aset dunia nyata atau real-world asset tokenization (RWA) menjadi salah satu tren terpanas di ruang blockchain sejak 2024. Menurut data dari rwa.xyz, total nilai RWA yang telah ditokenisasi kini mencapai $20,99 miliar, dan terus tumbuh seiring masuknya institusi besar.

Mengapa ini menarik? Karena RWA adalah jembatan antara dunia keuangan tradisional dan teknologi blockchain. Dalam kasus ini, properti yang dulunya hanya bisa dimiliki oleh investor besar atau institusi, kini dapat dimiliki secara fraksional oleh siapa pun bahkan hanya dengan modal ratusan dolar dan dompet digital.

Vera Capital & Blocksquare Siapa Mereka?

* Vera Capital adalah anak perusahaan dari Vera Group, yang saat ini mengelola portofolio properti senilai $100 juta di tujuh negara bagian AS.

 
* Blocksquare, yang berbasis di Slovenia, telah membangun reputasi sebagai penyedia infrastruktur tokenisasi properti dan kini beroperasi di lebih dari 20 negara.

 

Platform mereka, Oceanpoint, tak hanya mendukung tokenisasi, tapi juga mengintegrasikan elemen DeFi (decentralized finance), memungkinkan investor melakukan staking dan earning melalui token BST.

Menariknya, saat Vera meluncurkan kampanye di Oceanpoint, lebih dari 100.000 token BST distake dalam waktu hanya 1 jam menunjukkan antusiasme pasar yang luar biasa terhadap tokenisasi properti.

Apa Implikasi Besarnya?

Ini bukan hanya tentang investasi properti. Ini tentang disintermediasi sektor properti: memotong birokrasi, menekan biaya, mempercepat transaksi, dan yang terpenting membuka akses ke semua kalangan.

Dengan RWA, Anda tidak perlu jadi miliarder untuk punya properti di Miami atau Los Angeles. Tokenisasi membuka jalur baru bagi diversifikasi portofolio global yang sebelumnya hanya dinikmati oleh investor institusi.

Namun, tentu saja, seperti inovasi keuangan lainnya, risiko tetap ada: regulasi, volatilitas harga token, hingga isu keamanan teknologi. Karena itu, edukasi dan literasi finansial digital tetap menjadi syarat utama sebelum ikut terjun.

Masa Depan Investasi Ada di Blockchain

Kemitraan Blocksquare dan Vera Capital merupakan bukti bahwa blockchain bukan sekadar spekulasi kripto. Ini adalah evolusi nyata dalam cara dunia mengelola dan mengakses kekayaan.

Dan di tengah tantangan ekonomi global, tokenisasi properti mungkin menjadi oase baru bagi investor yang mencari stabilitas di tengah badai. Bukan hanya di Wall Street tapi juga di wallet.

Blocksquare dan Vera Capital Tokenisasi Properti AS Senilai $1 Miliar
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan