Jun 30, 2025

Bitwise Alokasi Crypto ETP Naik Jadi 5% Sebelum Akhir 2025

Default Featured Image

Pasar aset digital kini memasuki fase baru. Tidak lagi sekadar eksperimen di pinggiran portofolio, kripto mulai duduk di kursi utama perencanaan investasi institusional. Setidaknya itu yang diyakini oleh Matt Hougan, Chief Investment Officer dari Bitwise Asset Management, dalam pernyataannya pada 14 Mei lalu.

Menurut Hougan, industri keuangan kini mengalami apa yang ia sebut sebagai “big unlock” sebuah momen ketika eksposur terhadap aset kripto, terutama lewat crypto ETP (Exchange-Traded Product), mulai dianggap wajar, sah, bahkan strategis oleh para penasihat investasi dan manajer aset besar.

Dari 1% ke 5% Norma Baru dalam Dunia Investasi?

Salah satu pernyataan paling mencolok dari Hougan adalah bahwa alokasi kripto sebesar 5% akan menjadi standar baru, menggantikan norma konservatif sebelumnya yang hanya 1%. “5% is the new 1%,” ungkapnya.

Selama ini, institusi besar seperti BlackRock memang menyarankan alokasi antara 1% hingga 2% untuk Bitcoin dalam portofolio multi-aset. Bahkan, mereka telah memasukkan iShares Bitcoin Trust (IBIT) ke dalam model portofolio senilai $150 miliar sebuah langkah yang tidak hanya simbolik, tapi juga representatif terhadap perubahan arah industri.

Namun, menurut Bitwise, arus masuk (inflows) ke crypto ETP kini akan bergeser dari jutaan dolar ke “bermiliar-miliar dolar”, berkat adopsi yang semakin luas di kalangan penasihat keuangan dan manajer kekayaan global.

Crypto ETP Dari Uji Coba ke Regulasi Skala Penuh

Peluncuran produk ETP spot Bitcoin dan Ethereum di AS sepanjang 2024 menjadi tonggak penting. Kini, investor institusi memiliki cara yang sesuai regulasi untuk mengakses eksposur kripto dalam volume besar tanpa harus menyimpan sendiri aset digitalnya.

Menurut data dari Farside Investors, crypto ETP yang diperdagangkan di AS telah mencatat inflow harian lebih dari $1 miliar dalam lima kesempatan berbeda. Ini mencerminkan meningkatnya minat sekaligus momentum akumulasi yang signifikan, meski volatilitas pasar masih menjadi faktor pembatas.

Ethereum Mulai Tarik Perhatian Serius

Meski Bitcoin masih mendominasi pasar dari segi skala, Ethereum menunjukkan pertumbuhan minat yang sangat menjanjikan. Hougan mengaku dalam beberapa hari terakhir menerima lebih banyak pertanyaan dari para penasihat tentang ETH dibanding enam bulan sebelumnya.

Data Bitwise per Desember 2024 mengungkapkan:

* Bitcoin ETP: $93,2 miliar AUM
 
* Ethereum ETP: $6,3 million AUM

Namun perbedaan komposisi pemilik menarik untuk dianalisis:

* Bitcoin lebih banyak dimiliki oleh hedge fund (36,97%) dan investment advisor (33,11%)
 
* Ethereum justru lebih merata:
 
* Investment advisor (29,79%)
 
* Brokerage (25,25%)
 
* Hedge fund (24,74%)
 
* Family office (25% alokasi dari $173 juta eksposur kripto mereka)

Ini menunjukkan bahwa Ethereum memiliki daya tarik berbeda lebih inklusif dan lebih mudah diterima oleh segmen-segmen institusi yang tidak terlalu agresif.

Portofolio Tradisional Makin Berani Digital

Pergeseran sikap ini mencerminkan kematangan sektor. Aset digital tak lagi dipandang sebagai instrumen spekulatif semata, melainkan bagian dari strategi alokasi aset jangka panjang. Ketika risiko semakin bisa dikelola lewat produk-produk seperti ETP yang transparan dan teregulasi, maka resistensi dari institusi mulai luntur.

Bitwise sendiri merupakan pelopor dalam penyediaan solusi investasi kripto untuk institusi, dan pernyataan dari Hougan menegaskan bahwa tahun 2025 bisa menjadi titik balik penting dalam sejarah adopsi kripto oleh keuangan tradisional.

Menuju Normalisasi Aset Digital

Dari konferensi manajer aset hingga penyusunan ulang portofolio oleh raksasa keuangan, semua tanda mengarah ke satu kesimpulan: crypto is becoming normal. Ketika perdebatan lama tentang volatilitas dan risiko mulai digantikan oleh pembahasan serius tentang porsi alokasi dan efisiensi produk, jelas bahwa kripto tidak lagi sekadar narasi pinggiran.

Sebagaimana saham teknologi pernah menjadi “tambahan berisiko” di tahun 2000-an sebelum menjadi tulang punggung S&P 500, kripto hari ini tengah menapaki jalan yang serupa.

Bitwise Alokasi Crypto ETP Naik Jadi 5% Sebelum Akhir 2025
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan