Jun 27, 2024

Bitcoin Turun Setelah AS Kirim BTC Senilai $240 Juta ke Coinbase

Pada hari Rabu lalu, Bitcoin (BTC) kembali turun mendekati angka $60,000 setelah sebuah alamat wallet  milik Pemerintah AS memindahkan sekitar $240 juta dalam bentuk BTC yang disita ke alamat Coinbase Prime. Hal tersebut tentu memicu kekhawatiran di kalangan trader jika aset digital tersebut kemungkinan besar akan dijual.

Menurut informasi di sebuah unggahan pada media sosial, terdapat sekitar 3,940 bitcoin yang awalnya disita dari seorang penjual Silk Road dipindahkan oleh dompet tersebut.  

Unggahan media sosial dari Arkham Intelligence menyatakan bahwa Bitcoin tersebut awalnya disita dari pengedar narkoba bernama Banmeet Singh dan disita di persidangan pada Januari 2024.

Sebelumnya, pada 2 April 2022 pemerintah AS juga menyita sekitar 50.000 bitcoin terkait dengan situs web Silk Road, sebuah situs web yang terkenal sebagai pasar gelap untuk perdagangan ilegal. 

Penyitaan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya penegakan hukum untuk memberantas aktivitas ilegal di dunia kripto.

Penjualan terakhir yang dikonfirmasi oleh pemerintah terjadi pada Maret 2023, ketika mereka menjual 9,861 koin senilai $216 juta.

Bitcoin sebelumnya mengalami penurunan harga yang signifikan akibat berita dan kejadian terkait Mt. Gox.

Setelah mencoba melakukan pemulihan dari penurunan terkait Mt. Gox awal pekan ini, bitcoin tergelincir kembali di bawah $61,000.

Namun, setelah penurunan awal, harga bitcoin sedikit pulih kembali ke $61,100, meskipun masih menunjukkan penurunan sebesar 1% dalam periode 24 jam terakhir.

Selain itu, Ether (ETH), aset terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, juga mengalami penurunan harga akibat peristiwa ini. Ether turun sebesar 1.6% dalam sehari, yang menunjukkan jika pergerakan harga bitcoin mempengaruhi sentimen pasar terhadap aset kripto lainnya.

 

Bitcoin Turun Setelah AS Kirim BTC Senilai $240 Juta ke Coinbase
by Mohammad Alparidzy

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan