Jun 29, 2025

Bitcoin turun di bawah $80 ribu karena pembeli baru-baru ini menyadari kerugian tetapi indikator pasar menunjukkan stabilitas

Default Featured Image

Bitcoin Turun di Bawah $80.000, Investor Jangka Pendek Alami Kerugian Besar

Bitcoin (BTC) kembali turun di bawah level $80.000 setelah gagal mempertahankan momentum kenaikan yang terbentuk sebelumnya.

Berdasarkan data dari CryptoSlate, Bitcoin diperdagangkan pada $77.400 saat laporan ini dibuat, turun 5,84% dalam 24 jam terakhir.

Data on-chain menunjukkan bahwa realisasi kerugian oleh pembeli baru menjadi salah satu faktor yang memicu penurunan harga. Namun, menurut laporan terbaru “Bitfinex Alpha”, struktur pasar tetap menunjukkan potensi pemulihan.

Dalam tujuh hari terakhir, BTC telah turun 13%, sementara Spent Output Profit Ratio (SOPR), indikator utama profitabilitas investor, menunjukkan tanda-tanda kapitulasi pasar dengan mencatat periode kerugian pertama sejak Oktober 2024.

Fase Kapitulasi di Pasar Bitcoin

SOPR mengukur apakah investor Bitcoin menjual aset mereka dengan untung atau rugi. Jika nilainya turun di bawah 1 untuk waktu yang lama, ini menandakan bahwa sebagian besar pasar melikuidasi posisi mereka dengan kerugian.

Selama dua minggu terakhir, kerugian harian yang direalisasikan rata-rata mencapai $818 juta, dengan 28 Februari dan 4 Maret mencatat kerugian harian terbesar dalam siklus ini.

Satu-satunya kerugian harian yang lebih besar terjadi pada 5 Agustus 2024, saat pembalikan yen-carry trade, yang menyebabkan $1,34 miliar dalam kerugian yang direalisasikan.

Sementara itu, Short-Term Holder (STH) SOPR, yang melacak aktivitas investor jangka pendek, mencatat cetak negatif terbesar kedua dalam siklus ini di angka 0,95, menunjukkan bahwa banyak pembeli baru mengalami kerugian signifikan.

Dalam sejarah pasar, cetak negatif dalam STH SOPR sering kali menandakan peristiwa kapitulasi, di mana kepanikan pasar menguras investor lemah dan menciptakan peluang akumulasi bagi investor yang lebih kuat.

Selain itu, penurunan SOPR di bawah 1 biasanya menunjukkan aksi jual yang dipicu oleh kerugian, menyerupai koreksi besar di siklus sebelumnya. Namun, jika pasar mampu pulih dengan cepat dari level ini, itu bisa menjadi indikasi bahwa pembeli mulai mempertahankan level harga dasar, memperkuat tren bullish.

Besarnya kerugian yang direalisasikan menunjukkan bahwa banyak pemegang jangka pendek menjual aset mereka di bawah harga modal, karena tekanan penurunan yang semakin kuat.

Arah Pasar Masih Tidak Pasti

Secara historis, kapitulasi seperti ini sering kali mendahului fase stabilisasi pasar, di mana investor lemah keluar dan investor kuat mulai mengakumulasi kembali aset mereka.

Laporan Bitfinex mencatat bahwa jika struktur bull market Bitcoin tetap terjaga, maka SOPR harus kembali stabil di atas angka 1, yang akan menandakan fase re-akumulasi dan pemulihan kepercayaan investor.

Namun, jika SOPR tetap negatif dalam waktu lama, ini dapat menjadi indikasi risiko penurunan lebih lanjut, menjadikannya salah satu metrik utama yang perlu diperhatikan dalam waktu dekat.

Selain itu, para analis menyoroti ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik sebagai faktor utama yang terus mempengaruhi pergerakan pasar. Mereka juga menekankan pentingnya memantau tingkat pembelian institusional dan aliran dana dari ETF Bitcoin dalam beberapa minggu ke depan.

Bitcoin turun di bawah $80 ribu karena pembeli baru-baru ini menyadari kerugian tetapi indikator pasar menunjukkan stabilitas
by Nona dari Nanovest


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan