Jun 30, 2025

Bitcoin Tembus $100.000, Dibalik Reli Ada Risiko Short Squeeze dan Leverage Berlebihan

Default Featured Image

Bitcoin kembali menulis sejarah: untuk pertama kalinya sejak Februari lalu, harga BTC melewati angka psikologis $100.000. Tapi di balik kemeriahan grafik yang menanjak, ada sinyal peringatan yang tak boleh diabaikan: reli ini tidak hanya didorong oleh permintaan organik, melainkan oleh ledakan leverage dan short squeeze terbesar sejak 2024.

Apa yang tampak seperti ledakan optimisme, bagi sebagian analis justru terlihat seperti gelembung leverage yang bisa pecah kapan saja.

Short Squeeze Pemantik Utama Lonjakan Harga

Reli terbaru ini dimulai dengan ledakan volume di pasar derivatif. Data on-chain mencatat:

* Open interest melonjak tajam, menandakan masuknya dana besar ke kontrak berjangka (futures).
 
* Funding rate di pasar perpetual naik ke tingkat yang dikategorikan “tidak berkelanjutan.”
 
* Lalu terjadi likuidasi massal posisi short — terbesar sejak awal 2024.

Fenomena short squeeze ini memaksa para trader yang bertaruh melawan Bitcoin untuk menutup posisi mereka secara paksa, membeli BTC dalam jumlah besar, yang justru makin menaikkan harga dan mempercepat momentum naik.

Ini adalah lingkaran api klasik: harga naik → short dilikuidasi → beli paksa → harga makin naik → repeat.

Funding Rate Menggila Petunjuk Bahwa Pasar Terlalu Panas

Funding rate adalah biaya yang dibayar oleh trader long kepada trader short (atau sebaliknya) agar harga di pasar derivatif tetap sejalan dengan harga spot. Tapi ketika funding rate naik terlalu tinggi, itu menjadi tanda bahwa pasar sedang dikuasai oleh euforia long leverage.

Menurut data terakhir, funding rate saat ini melewati ambang “sustainable”, dan ini artinya:

* Banyak trader mengambil posisi beli dengan leverage tinggi.
 
* Biaya untuk mempertahankan posisi long menjadi sangat mahal.
 
* Risiko koreksi mendadak semakin besar.

Dengan kata lain, pasar sedang duduk di atas tumpukan bubuk mesiu leverage.

Apa yang Terjadi Selanjutnya? Dua Skenario Kritis

1. Bullish Scenario:
Jika permintaan spot terus mengalir dari ETF institusional dan investor ritel tetap optimis, maka posisi long akan tetap bertahan dan Bitcoin bisa stabil di atas $100.000, bahkan mencetak ATH baru.
 
2. Bearish Scenario:
Tapi jika ada satu pemicu koreksi bisa dari makroekonomi, regulasi, atau aksi ambil untung besar-besaran maka likuidasi long secara massal bisa menciptakan spiral penurunan, mirip dengan yang terjadi pada Mei 2021 atau November 2022.

Bitcoin Sekarang Antara Momentum dan Risiko Struktural

Reli kali ini bukan sepenuhnya tak berdasar. Data mendukung:

* Institusi makin banyak masuk via ETF.
 
* Hashrate dan fundamental jaringan tetap solid.
 
* Dominasi pasar Bitcoin masih di atas 61%.

Namun, jika kenaikan harga lebih banyak digerakkan oleh derivatif dan bukan pasar spot, maka reli ini bisa kehilangan keseimbangannya dengan cepat.

Kemenangan Sementara, Tapi Waspadai Retaknya

Bitcoin tembus $100.000 adalah headline yang menyenangkan tapi headline tidak selalu mencerminkan kesehatan ekosistem. Di balik lonjakan harga, mekanisme leverage yang terlalu agresif bisa menciptakan badai dalam sekejap.

Pasar saat ini bukan soal naik atau turun, tapi seberapa kuat landasan yang menopang lonjakannya.

Bagi investor cermat, inilah waktunya untuk bukan ikut euforia, tapi membaca metrik teknikal dan struktur pasar.

Bitcoin Tembus $100.000, Dibalik Reli Ada Risiko Short Squeeze dan Leverage Berlebihan
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan