Mar 13, 2024

Bitcoin Sentuh ATH Baru, Namun Volatilitas Bitcoin Menyebabkan Likuidasi

Bitcoin Sentuh ATH Baru, Namun Volatilitas Bitcoin Menyebabkan Likuidasi

Pada tanggal 12 Maret, Bitcoin menyentuh angka tertingginya yakni $73,000, namun langsung mengalami koreksi yang cukup dalam hingga mencapai $68,620. Penurunan Bitcoin yang instan dari level tertinggi sepanjang masa dengan cepat dibeli, tetapi altcoin tertinggal dalam rebound. Ledakan volatilitas yang instan tersebut melikuidasi posisi derivatif leverage senilai $360 juta di semua aset digital, menurut data CoinGlass. 

Pasar mata uang kripto mengalami ledakan volatilitas pada hari Selasa, dengan Bitcoin naik di atas $73.000 untuk pertama kalinya sebelum tiba-tiba tergelincir hampir 6% dari level tersebut, sebelum sedikit rebound. Pada saat ini, harga Bitcoin turun dan diperdagangkan pada $71,150, turun sekitar 2% selama 24 jam terakhir. 

Ethereum (ETH) juga mengungguli dengan penurunan 2%, sementara Ripple XRP, Dogecoin (DOGE) dan Litecoin (LTC) jatuh 6%-8%. Token asli Avalanche (AVAX) adalah satu-satunya peraih yang menonjol di antara altcoin lainnya, dan naik 15% pada hari tersebut.

Volatilitas kenaikan dan penurunan yang sangat besar tersebut melikuidasi lebih dari  $360 juta posisi derivatif leverage di semua kripto, yang sebagian besar bertaruh pada kenaikan harga, menurut data dari CoinGlass. Ini adalah flush-out panjang terbesar sejak koreksi 5 Maret.

Perusahaan layanan investasi kripto, Matrixport, mencatat dalam pembaruan pasar hari Selasa bahwa kenaikan bitcoin menunjukkan tanda-tanda memudarnya momentum. Laporan tersebut menyoroti perbedaan antara harga BTC yang tinggi dan penurunan indeks kekuatan relatif (RSI), indikator momentum yang diikuti secara luas berdasarkan kecepatan dan ukuran perubahan harga suatu aset.

Mengutip dari analis Matrixport, “Kami telah bullish terhadap bitcoin sejak akhir Januari, tetapi analisis risiko-hasil mendukung periode konsolidasi. Pasar bullish ini masih memiliki kaki, namun divergensi antara RSI yang menurun dan harga Bitcoin yang masih tinggi dapat menandakan bahwa Bitcoin perlu melakukan konsolidasi sebelum menguat kembali.”

Area $69.000 adalah level harga kunci untuk Bitcoin, karena angka tersebut merupakan angka psikologi dan angka tertinggi pada bull run tahun 2021, di mana harga tersebut sekarang telah ditembus dan Bitcoin dapat menemukan support jangka pendek pada angka tersebut. 

Inflasi AS pada bulan Februari lebih tinggi dari yang diharapkan pada hari Selasa sebelumnya, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 3,2%, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi analis. Inflasi yang tinggi tahun ini dapat menghambat Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga.

Aurelie Barthere, analis riset utama di Nansen.ai, mengatakan bahwa angka inflasi hanya merupakan sentimen jangka pendek untuk mata uang kripto, dan tidak mungkin berdampak pada momentum bullish dalam beberapa minggu ke depan.

“Ada terlalu banyak momentum bullish di pasar kripto,” kata Barthere dalam sebuah catatan email. Kemungkinan yang akan terjadi adalah penyesuaian harga dari pemotongan suku bunga Fed yang diharapkan. Kami tidak mengharapkan penjualan besar-besaran untuk kripto karena penyesuaian harga ini telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir tanpa mengancam pasar bullish.”

Bitcoin Sentuh ATH Baru, Namun Volatilitas Bitcoin Menyebabkan Likuidasi
by Albert Agung

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan